Mohon tunggu...
Nabila Nurhaliza
Nabila Nurhaliza Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Kesejahteraan Sosial Universitas Padjadjaran

-

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Penjual Surgical Mask dan Handsanitizer Hanya Untung Sesaat?

11 Mei 2020   13:03 Diperbarui: 11 Mei 2020   13:09 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Pada akhirnya Indonesia tidak bisa mengelak akan datangnya virus covid-19 yang berasal dari negeri tirai bambu ini, lebih tepatnya dari kota Wuhan. Dengan secara tiba-tiba virus ini datang dan mengakibatkan tidak semua masyarakat Indonesia siap menghadapinya.

Pada awal datangnya virus ini, masyarakat dengan kepanikannya langsung menyerbu handsanitizer dan surgical mask di pasar-pasar. Dengan permintaan masyarakat yang meningkat dan pasar tidak dapat memenuhi kebutuhan permintaan membuat harga kedua barang tersebut meloncat tinggi.

Dengan adanya kondisi tersebut, mengakibatkan munculnya para pedagang masker musiman bahkan terdapat oknum-oknum penjual yang melakukan kecurangan agar mendapatkan keuntungan yang banyak dengan melakukan penimbunan. Tentu saja pemerintah Indonesia mengambil langkah untuk menyelesaikan masalah ini.

Kebijakan yang dilakukan pemerintah dimulai dari seruan kepada para penjual untuk tidak menaikan harga, melakukan patroli untuk mengantisipasi penimbunan masker, bahkan memberikan sanksi berat untuk para penimbun. 

Selain kebijakan dalam negeri, pemerintah juga melakukan kebijakan kepada pasar luar negeri dengan membatasi ekspor masker agar ketersediaan barang dalam negeri tercukupi.

Seiring dengan berjalannya waktu, masyrakat Indonesia mulai menyandari bahwa mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun lebih efektif dibandingkan dengan handsanitizer. 

Selain itu, pada akhirnya pemerintah menganjurkan masyarakat untuk menggunakan masker kain dibandingkan menggunakan surgical mask yang penggunaannya hanya sekali pakai dan lebih diperuntukan untuk tenaga medis. 

Hal tersebut merupakan awal dari mengurangnya permintaan terhadap handsanitizer dan surgical mask. Dengan dianjurkannya pemerintah untuk menggunakan masker kain, mengakibatkan banyak bermunculan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang memberikan reaksi positif. 

Selain menurunkan permintaan terhadap surgical mask, masker kain ini juga lebih diminati karena memenuhi selera masyarakat, yakni harga yang murah, lebih fashionable, serta dapat dipakai berulang kali. 

UMKM sendiri dapat meningkatan kesejahteraan rakyat dengan memanfaatkan peluang bisnis yang ada, terlebih lagi apabila salah satu pemilik UMKM ini adalah korban PHK dari suatu perusahaan.

Dengan adanya solusi-solusi tersebut, pada akhirnya para penjual yang melakukan kecurangan dengan cara menimbun mulai merasakan kerugian oleh ulahnya sendiri. Selain daya beli kurang karena masyrakat sudah beralih ke masker kain, harga surgical mask sendiri berangsur-angsur semakin menurun menyebabkan modal yang dikeluarkan lebih banyak dibandingkan hasil jumlah penjualan. 

Untuk nasib penjual handsanitizer, pemerintah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mengakibatkan banyak dari masyarakat yang melakukan work from home. Sehingga, penggunaan handsanitizer menurun dan masyarakat sudah mulai menyadari cuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun serta dengan cara yang benar lebih efektif dibanding handsanitizer.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun