Maka dari itu butuh pemahaman mendalam tentang apa yang menjadi penting untuk disampaikan dan bagaimana menyampaikannya agar dapat dimengerti.Â
Bukan hanya dimengerti oleh diri sendiri, dosen, atau kalangan akademisi, dospem saya pernah mengingatkan tentang pentingnya keterbacaan bagi seluruh kalangan masyarakat.Â
Jadi menulis skripsi itu memang banyak seninya. Butuh modal banyak membaca dan resiliensi untuk menulis lagi sampai hasilnya mudah dipahami.
Setelah seminar proposal, tahap selanjutnya ialah mengambil data. Terkhusus metode kuantitatif, kami harus menyiapkan instrumen/alat ukur, melalui expert judgement, beberapa orang masih melakukan studi pilot pada awal penelitian, beberapa juga sudah menggunakan metode Confirmatory Factor Analysis (CFA). Jumlah responden untuk data kami juga tidak bisa dibilang sedikit.Â
Untuk hasil yang valid dan reliable, minimal punya 200 data responden di tangan. Jadi butuh strategi marketing agar ratusan data tersebut bisa terpenuhi dalam target waktu tertentu.Â
Terlebih lagi jika kalian memang sudah memasang target lulus cepat, biasanya Mei atau Juni juga sudah terbilang sebagai anak ambis. Tapi bukankah baik untuk menjadi ambisius atas dasar alasan apapun? Kalau saya sih biar gak perlu bayar uang kuliah lagi semester depan.
Sebagian orang memiliki pandangan seperti, "Enaklah tinggal skripsi!" Apalagi kalau dengar bahwa kita sudah tidak ada kelas lagi. Padahal kenyataannya, pertama, pengerjaan skripsi tidak semudah dan seenak kata netizen. Kedua, proses ini juga mengandung banyak pembelajaran (kalau insan-insan mahasiswa tingkat akhir mampu menyadarinya).
Butuh lebih dari sekedar niat untuk selesai dan lulus, mengerjakan skripsi memiliki seninya sendiri baik dalam proses mengumpulkan informasi, proses penulisan, sesi bimbingan, sampai sidang persidang yang dilalui. Banyak trial-and-error yang terjadi selama proses itu.Â
Meskipun pembelajaran yang didapatkan mungkin tidak akan digunakan lagi dalam bidang akademis karena tidak ingin melanjutkan studi S2, tetapi yang pasti proses belajar termasuk hal-hal kecil di dalamnyalah yang akan menjadikan kita pribadi yang terus mau belajar dan berkembang.Â
Belajar mendengarkan pendapat orang lain, belajar mengutarakan pendapat agar tujuan kita mampu dipahami orang lain, belajar membaca cepat dan menuliskan intinya secara tepat, belajar sabar ketika dosen pembimbing sulit dihubungi, belajar menentukan pilihan dan bertanggung jawab atas pilihan tersebut, bahkan sampai belajar strategi marketing untuk menyebar angket ke populasi yang dituju. Semua ada seninya.
Dari saya yang juga sedang mengerjakan skripsi,
Selamat menikmati proses belajar!