Mohon tunggu...
nabila nisa hanifa
nabila nisa hanifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi FIS UNJ

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dinamika Kurikulum Pendidikan Terhadap Pembelajaran Daring Seperti Google Classroom

21 Mei 2022   14:05 Diperbarui: 21 Mei 2022   14:18 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendahuluan

Wabah coronavirus saat ini sedang marak maraknya melanda 215 negara di dunia. Indonesia menjadi salah satu negara yang mengalami pandemi virus COVID-19 ini berdampak bagi seluruh masyarakat. Pada tanggal 18 Maret 2020 pemerintah mengeluarkan surat edaran, segala kegiatan didalam dan diluar ruangan disemua sektor sementara waktu ditunda demi mengurangi penyebaran COVID-19 terutama pada bidang pendidikan. Surat edaran yang dikeluarkan oleh Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Replubik Indonesia nomor 4 Tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan Pendidikan dalam masa darurat penyebaran COVID-19, dalam surat edaran tersebut dijelaskan bahwa proses belajar dan bekerja dilaksanakan di rumah melalui sistem pembelajaran jarak jauh yang biasanya lebih dikenal degan istilah sistem pembelajaran daring (dalam jaringan).

Sistem pembelajaran daring merupakan pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara pengajar dan pesrta didik. Untuk dapat berinteraksi satu sama lain, pengajar dan peserta didik pada waktu yang sama akan memanfaatkan aplikasi atau platform yang sama. Dengan begitu kegiatan belajar mengajar tetap dilaksanakan meskipun peserta didik dan pengajar berada di tempat yang berbeda. Sistem pembelajaran daring diharapkan tidak mengganggu pembelajaran, dengan tetap melakukan kebiasaan-kebiasaan sebelum pandemi dengan cara beradaptasi dengan keadaan saat ini. Pembelajaran daring menjadi hal yang baru bagi sebagian guru, namun sebagian guru sudah tidak asing. Tentunya pembelajaran daring memberikan tekanan yang tinggi terhadap aktivitas mengajar guru, bahkan dari beberapa guru tidak sedikit harus mengeluarkan tenaga yang ekstra demi terlaksanakannya pembelajaran online yang diinginkan.

Isi

Pendidikan, di satu sisi, dapat dipandang sebagai transfer pengetahuan dan transfer nilai oleh kekuatan yang ada bekerja di dalamnya. Transfer pengetahuan dan transfer nilai tidak bisa hanya dipandang sebagai proses linier. Kontestasi kekuasaan terjadi dalam proses transfer pengetahuan. Pengetahuan itu sendiri juga merupakan proses pembentukan, yaitu konstruksi, dekonstruksi dan rekonstruksi. Dalam proses transfer, pengetahuan dipandang sebagai sesuatu yang kompleks. Kekuasaan bekerja dalam proses pembentukan dan penyebaran pengetahuan di antara manusia. Dengan demikian, pengetahuan tidak bisa hanya dilihat sebagai transfer pengetahuan dan transfer nilai tetapi juga dilihat sebagai kontestasi kekuasaan di antara para pemangku kepentingan. Pendidikan sebagai proses budaya tidak dapat dipisahkan dari kekuatan yang bekerja di dalamnya.

Bourdieu menjelaskan kekuasaan sebagai perjuangan setiap agen (individu, kelompok maupun institusi) dalam mendapatkan berbagai modal dalam sebuah ranah (field) tertentu. Ranah dipahami Bourdieu sebagai sebuah arena sosial yang di dalamnya terdapat perjuangan untuk memperebutkan sumber pertaruhan dengan akses terbatas. Misalnya, kemampuan intelektual, kekuasaan politik, prestis, kelas sosial, dan sebagainya. Dalam analisisnya, Bourdieu menjelaskan bahwa field merupakan produk dari habitus yang bersifat spesifik, untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya (relasi sosial). Lebih jauh, Bourdieu mengatakan field sebagai sebuah pertarungan bagi siapapun untuk mendapatkan berbagai modal. Perjuangan agen tersebut dalam pandangan Bourdieu juga ditentukan sejauhmana agen memiliki berbagai macam modal yang dianggap sebagai basis dominasi yang dapat dipertukarkan dengan jenis modal yang lainnya. Kekuasaan beroperasi melalui modal simbolik. Kekuasaan juga beroperasi dan menyembunyikan diri melalui budaya. Bagi Bourdieu, pendidikan hanyalah jembatan untuk berkomunikasi budaya dalam suatu struktur. Pendidikan dipandang sebagai proses pembentukan struktur yang sudah ada (Bourdieu dan Passeron, 1990).

Yang disebut modal oleh Bourdieu meliputi benda-benda materiil (yang bisa mempunyai nilai simbolis), prestise, status, otoritas, juga selera dan pola konsumsi. Kekuasaan yang dimiliki seseorang berada dalam field, dalam pandangan Bourdieu (2004:15-16) ditentukan oleh posisinya dalam ranah itu, yang pada gilirannya akan menentukan besarnya kepemilikan modal. Singkatnya, menurut Bourdieu (1991:170), kekuasaan bekerja bukan hanya lewat kelas dalam arti hubungan yang tidak adil dengan means of production di dunia ekonomi, tetapi lewat produksi dan reproduksi "modal simbolis". Setiap agen harus berupaya mempertahankan atau mengubah distribusi bentuk-bentuk kapital mereka.

Kurikulum hanya bahan dasar, bukan harga tetap. Artinya, guru memiliki hak untuk berkreasi dalam mengembangkan komponen kompetensi relevansi salah satunya kompetensi komunikatif. Itu kompetensi komunikatif adalah kemampuan yang diharapkan oleh peserta didik untuk menyampaikan dan menginterpretasikan makna dalam berinteraksi menggunakan bahasa berdasarkan konteksnya. Di dalam kelas murid diminta datang secara rutin tiap hari dengan jadwal pelajaran yang sudah direncanakan. Murid juga diminta mengerjakan berbagai tugas yang diberikan guru. Setiap murid juga harus tertib dan teratur. Mereka tidak boleh saling mengganggu temannya yang lain. Murid juga diminta untuk disiplin. Selain itu, Durkheim juga melakukan observasi bahwa apa yang dijelaskan oleh guru di kelas ternyata lebih banyak dibandingkan dengan apa yang tertuang dalam manual pengajaran yang dijadikan rujukan murid di dalam kelas.

Dalam kondisi darurat atau pandemic Covid-19, kegiatan pembelajaran tidak bisa berjalan secara maksimal seperti biasanya, namun demikian siswa harus tetap mendapatkan layanan pendidikan dan pembelajaran. Salah satu sarana belajar daring yang digunakan guru adalah dengan media google classroom. Google classroom menjadi solusi untuk pengajaran kepada siswa. Karena aplikasi ini juga bisa meningkatkan produktivitas siswa serta pengajar walaupun hanya secara virtual. Karena aplikasi tersebut menyediakan beberapa fitur yang cukup lengkap, diantaranya pengajar dapat membuat kelas, memberikan berbagai tugas, mengirim pesan-pesan dan juga memonitoring keseluruhan dalam satu aplikasi. Secara garis besar Google Classroom adalah suatu pembelajaran didalam ruang lingkup pendidikan yang memudahkan seorang pengajar atau guru didalam memberikan pengajaran dengan cara online.

Kesimpulan

Upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan hendaknya sejalan dengan perbaikan proses pembelajaran. Apabila upaya yang dilakukan terkait dengan pendidikan mengkaji berbagai aspek yang terkait dengan pendidikan itu sendiri, maka perbaikan pembelajaran mengkaji tentang proses yang seharusnya terjadi dalam pembelajaran yang dilakukan pendidik kepada peserta didik. Pemulihan pembelajaran di masa pandemi Covid-19 penting dilakukan untuk mengurangi dampak kehilangan pembelajaran (learning loss) pada peserta didik. Kemudian pada tahun 2021, Kemendikbudristek memperkenalkan Kurikulum Prototipe sebagai opsi tambahan bagi satuan pendidikan untuk melakukan pemulihan pembelajaran. Dalam pengembangan Kurikulum Prototipe, Kemendikbudristek melakukan penyusunan dan pengembangan struktur kurikulum, capaian pembelajaran, prinsip pembelajaran, hingga asesmen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun