Mohon tunggu...
Nabilalr
Nabilalr Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar

Pembelajar Omnivora. Menulis sebagai tanda pernah 'ada', pernah 'merasa', dan pernah disebuah 'titik'.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Suatu Sore, Ketika Ia Menawarkan Hatinya untuk Kumiliki

15 Juli 2018   14:43 Diperbarui: 15 Juli 2018   14:48 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Namun entah, aku masih saja bergeming. Tak ingin menyakiti meski tau ini akan menyakitkan untuknya. Bahwa berharap padaku -- berharap pada manusia -- adalah berharap pada seutas tali tipis yang bisa putus kapan saja. Lalu meninggalkannya dalam palung kekecawaan yang teramat dalam. Membekas menjadi luka, sekaligus pengalaman yang kudoakan agar bisa ia ambil hikmahnya. Bahwa hidup tak melulu soal iya dan penerimaan. Bahwa ada kalanya tidak dan penolakan justru laksana obat - getir dan pahit namun ampuh menyembuhkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun