Seringkali, pendidikan terfokus pada hafalan. Siswa dituntut untuk mempelajari sejumlah materi tertentu sebelum mereka dalam ujian. Apakah hafalan sebenarnya menunjukkan pemahaman? Apakah "belajar" berarti hanya mengingat kata-kata? Siswa-siswa tertentu sangat mahir menghafal rumus, definisi, atau bahkan halaman materi pelajaran secara keseluruhan. Mereka sering bingung ketika ditanya tentang maksud dari materi tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa menghafal saja tidak selalu membuat seseorang benar-benar menguasai ilmu.
Belajar adalah segala tindakan mental atau psikis yang terjadi dalam interaksi aktif dalam lingkungan yang mengubah pemahaman.
Mengapa Memahami Itu Lebih Penting?
Jika kita hanya menghafal, pengetahuan mudah hilang seiring berjalannya waktu. Namun, jika kita memahaminya, pengetahuan akan tersimpan lebih lama dalam ingatan kita. Misalnya, siswa menghafalkan rumus segitiga. Adapun teori psikologi Pendidikan yang melatarbelakangi hal tersebut:
-Teori Konstruktivisme (Jean Piaget) menegaskan bahwa siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan dari guru, tetapi juga memperolehnya melalui pengalaman dan pemahaman mereka sendiri.Â
Siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses belajar, termasuk bertanya, mencoba, dan berdiskusi. Dengan cara ini, ilmu benar-benar dipahami dan dapat digunakan kapan saja. Memahami materi yang memiliki dampak utama untuk meningkatkan motivasi dan fokus siswa, yang mengarah pada pembelajaran yang lebih terarah dan bermakna. Memahami materi juga meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis, memberi mereka cara untuk mengukur kemajuan mereka, dan pada akhirnya meningkatkan prestasi belajar mereka secara keseluruhan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI