Mohon tunggu...
Nabila Febrianti
Nabila Febrianti Mohon Tunggu... Pelajar -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Aldebaran dan Antares, Bintang Raksasa yang Bersinar Terang di Alam Semesta

16 Mei 2019   12:45 Diperbarui: 7 Juli 2021   22:09 984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bintang merupakan salah satu benda langit yang tercipta dari awan, gas, dan debu di dalam galaksi. Selama ratusan ribu tahun, gas dan debu bersatu, lalu pecah menjadi ratusan atau ribuan awan yang lebih kecil. Tiap-tiap awan kecil itu kemudian berubah menjadi bola gas yang berputar yang disebut sebagai protobintang, inilah tanda pertama lahirnya sebuah bintang. 

Di pusat bola terdapat gas yang sangat padat, yang nantinya akan memproduksi energi untuk mengubah protobintang menjadi bintang dewasa. Jika kita melihat ke langit, bintang tampak seperti benda langit yang sangat kecil, tetapi keyataannya bintang berukuran lebih besar dari apa yang kita kira. Mungkin lebih besar dari bumi. Selain matahari, sirius, Betelgeuse, Vega, dan Alpha Andromedae yang merupakan nama bintang yang sering kita dengar, ada juga Aldebaran dan Antares.  

Baca juga : Ramalan Bintang

Aldebaran merupakan sebuah bintang yang paling terang dalam rasi Taurus, bintang ini menduduki peringkat ke-14 bintang yang paling terang di langit malam, dan juga dikenal sebagai "mata taurus". Diameter bintang ini bisa mencapai 44,2 kali diameter matahari, nama Aldebaran sendiri berasal dari bahasa arab Al-dabaran yang berarti pengikut karena bintang ini terbit setelah gugus bintang pleiades, seolah bintang ini mengikuti ke manapun pleiades pergi. 

Aldebaran merupakan bintang yang lebih tua dan lebih merah dari matahari, di langit malam Aldebaran akan bersinar merah mirip dengan planet mars yang kadang-kadang melewati bintang di langit malam. Selain diameternya yang mencapai 44 kali dari matahari, bintang ini 400 kali lebih bercahaya dan memerlukan waktu selama 520 hari untuk meyelesaikan satu kali putaran.

Dalam mitologi  Hindu Aldebaran dikisahkan sebagai gadis cantik jelita bernama Rohini yang menyamar sebagai antelop ketika melarikan diri dari ayahnya. Dalam kisah lain Aldebaran dikisahkan sebagai bintang yang jatuh ke bumi dalam cerita rakyat Dakota Sioux. 

Dalam kisah ini jatuhnya Aldebaran ke bumi membuat seekor ular raksasa terbunuh yang kemudian menjadi sebuah sungai, yaitu sungai missipi yang merupakan salah satu sungai panjang di dunia. 

Baca juga : Fenomena Astronomi Terbaik Juni 2021 (Peta Stargazing/Mengamati Bintang)

Dahulu kala bintang Aldebaran berawal dari budaya Mesopotamia yang merupakan satu dari empat bintang dalam kerajaan Persia. Tiga di antaranya adalah Regulus di Leo, Antares di Scorpius, dan Fomalhaut di Piscis Astrinus.  

Nama lain dari bintang ini adalah 87 Tauri, Alpha Tauri, BD +16629, GJ 171.1, GJ 9159, HD 29139, HIP 21421, HR 1457, SAO 94027. Bintang Aldebaran memiliki bintang pendamping bernama katai merah yang berjarak 3,5 hari cahaya dari Aldebaran itu sendiri, 

dengan kata lain, Aldebaran membutuhkan waktu selama 3,5 hari untuk mencapai cahaya bintang pendampingnya, berbeda dengan matahari yang hanya membutuhkan waktu selama 8 menit untuk mencapai bumi. Dari segi pencahayaan Aldebaran memang lebih terang dari matahari, tetapi memiliki suhu permukaan lebih rendah dari matahari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun