Pesut Mahakam adalah mamalia air sejenis lumba-lumba yang hidup di air tawar. Satwa ini hanya dapat ditemukan di Sungai Mahakam, Kalimantan Timur, sehingga disebut sebagai satwa endemik. Keberadaannya yang unik menjadikan pesut sebagai salah satu simbol kebanggaan masyarakat Kalimantan Timur, sekaligus indikator kesehatan lingkungan perairan sungai tersebut.
Berbeda dengan lumba-lumba laut pada umumnya yang memiliki moncong panjang dan runcing, pesut Mahakam memiliki kepala bulat tanpa moncong. Bentuk tubuhnya cenderung tambun dengan warna abu-abu keperakan, serta sirip punggung kecil di bagian tengah tubuhnya. Ciri khas inilah yang sering membuat orang tidak langsung mengenali pesut sebagai bagian dari keluarga lumba-lumba.
Populasi pesut Mahakam kini semakin menurun dari tahun ke tahun. Berdasarkan beberapa penelitian, dilaporkan bahwa populasi pesut Mahakam saat ini hanya tinggal sekitar 80 ekor. International Union for Conservation of Nature (IUCN) memasukkan pesut Mahakam ke dalam daftar critically endangered (sangat terancam punah) dan masuk dalam Appendix I pada CITES. . Penurunan populasi ini disebabkan oleh berbagai faktor yang sebagian besar terkait dengan aktivitas manusia di sekitar sungai.
Ancaman terhadap Pesut Mahakam
Ada tiga ancaman utama yang menjadi penyebab menurunnya populasi pesut Mahakam, yaitu pencemaran sungai, aktivitas manusia, dan kerusakan habitat.
Pertama, pencemaran sungai menjadi ancaman terbesar bagi kelangsungan hidup pesut. Limbah dari aktivitas pertambangan batu bara, perkebunan kelapa sawit, serta berbagai industri di sekitar Sungai Mahakam mencemari air dan mengurangi sumber makanan alami pesut. Ikan-ikan kecil yang menjadi makanan utamanya berkurang, sementara kualitas air yang menurun dapat mengganggu kesehatan dan sistem pernapasan pesut.
Kedua, aktivitas manusia di sungai semakin meningkat. Lalu lintas kapal yang padat menimbulkan kebisingan dan gelombang air yang dapat mengganggu navigasi pesut. Selain itu, penggunaan bom ikan dan alat tangkap yang berbahaya juga dapat melukai atau bahkan membunuh pesut secara langsung. Dalam beberapa kasus, pesut ditemukan mati karena terluka atau tersangkut jaring nelayan.
Ketiga, kerusakan habitat juga menjadi ancaman serius. Lingkungan di sekitar Sungai Mahakam terus mengalami degradasi akibat pembukaan lahan dan perubahan aliran sungai. Anak-anak sungai seperti  Sungai Belayan dan Kedang Rantau yang dahulu menjadi wilayah jelajah pesut kini semakin rusak dan dangkal. Akibatnya, ruang hidup pesut semakin sempit dan sumber makanannya semakin menipis.
Solusi untuk Menghindari Kepunahan
Meski menghadapi berbagai ancaman, upaya pelestarian pesut Mahakam terus dilakukan. Ada tiga langkah utama yang dapat menjadi solusi untuk mencegah kepunahan spesies langka ini, yaitu perlindungan habitat dan hukum, monitoring dan penelitian, serta edukasi dan pemberdayaan masyarakat.
Langkah pertama adalah perlindungan habitat dan hukum. Sungai Mahakam harus dijaga kelestariannya dengan cara membatasi kegiatan yang mencemari air dan merusak lingkungan. Pemerintah bersama lembaga konservasi perlu menerapkan aturan yang tegas mengenai larangan perburuan dan aktivitas yang membahayakan pesut. Perlindungan kawasan habitat pesut menjadi kunci agar populasi ini dapat terus bertahan.
Langkah kedua adalah monitoring dan penelitian. Pemantauan populasi pesut perlu dilakukan secara berkala untuk mengetahui jumlah, kesehatan, dan perilaku mereka. Penelitian tentang pola hidup dan ekologi pesut juga penting untuk menentukan strategi konservasi yang lebih efektif di masa depan. Dengan data yang akurat, upaya pelestarian dapat lebih tepat sasaran.
Langkah ketiga yaitu edukasi dan pemberdayaan masyarakat. Masyarakat lokal, terutama yang tinggal di sekitar Sungai Mahakam, perlu dilibatkan dalam menjaga kelestarian pesut dan sungai. Melalui edukasi lingkungan, warga dapat memahami pentingnya menjaga habitat alami pesut dan bagaimana ekowisata berbasis alam bisa menjadi sumber ekonomi baru yang ramah lingkungan.
Dampak Kepunahan Pesut Mahakam
Kepunahan pesut Mahakam tidak hanya berdampak pada hilangnya satu spesies satwa, tetapi juga membawa pengaruh besar dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari segi ekonomi, sosial, hingga lingkungan.
Dari sisi ekonomi, hilangnya pesut Mahakam akan mengurangi potensi ekowisata di daerah tersebut. Keberadaan pesut selama ini menjadi daya tarik wisata sungai yang mampu memberikan tambahan pendapatan bagi masyarakat sekitar. Jika pesut benar-benar punah, masyarakat akan kehilangan salah satu sumber ekonomi dari sektor pariwisata.
Dari sisi sosial, kepunahan pesut berarti hilangnya bagian dari identitas budaya lokal. Pesut Mahakam bukan hanya hewan, tetapi juga simbol dan kebanggaan masyarakat Kalimantan Timur. Banyak cerita rakyat dan tradisi yang tumbuh di sekitar keberadaan pesut. Hilangnya pesut berarti hilangnya salah satu warisan budaya yang memperkaya kehidupan masyarakat setempat.
Sementara dari sisi lingkungan, pesut Mahakam memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem sungai. Sebagai pemangsa ikan-ikan kecil, pesut membantu mengatur rantai makanan di perairan Mahakam. Jika pesut punah, keseimbangan ekosistem dapat terganggu dan menyebabkan perubahan pada populasi ikan serta kualitas lingkungan sungai secara keseluruhan.
Pesut Mahakam adalah warisan alam yang tak ternilai. Ia bukan sekadar hewan langka, tetapi juga bagian penting dari kehidupan masyarakat Kalimantan Timur dan penanda keseimbangan alam di Sungai Mahakam. Ancaman terhadap keberadaannya mencerminkan bagaimana aktivitas manusia dapat berdampak luas pada lingkungan.
Upaya pelestarian pesut Mahakam memerlukan kerja sama dari berbagai pihak --- pemerintah, lembaga konservasi, akademisi, dan terutama masyarakat lokal. Dengan menjaga sungai tetap bersih, mengurangi pencemaran, dan melindungi habitat alaminya, kita turut menjaga masa depan pesut dan keseimbangan ekosistem sungai.
Melestarikan pesut Mahakam bukan hanya tentang menyelamatkan satu spesies, tetapi juga tentang menyelamatkan lingkungan dan kehidupan manusia yang bergantung padanya. Sudah seharusnya kita menjaga pesut Mahakam, agar anak cucu kita masih dapat menyaksikan keindahan dan keunikan lumba-lumba sungai yang menjadi kebanggaan Indonesia ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI