Mohon tunggu...
Nabih mufarrih
Nabih mufarrih Mohon Tunggu... Mahasiswa - iam university student

Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peninggalan-peninggalan Kebudayaan Nekara di Pulau Bali

21 Agustus 2022   21:00 Diperbarui: 21 Agustus 2022   21:01 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kebudayaan.kemdikbud.go.id

Pertama teradapat, Nekara Bulan Pejeng di temukan di Pejeng, Kec. Tampakrising, Kab Gianyar. Dilaporkan oleh G,E, Rumphius tahun 1704. Nekara Bulan Pejeng disimpan di Pura Penataran Sasih Desa Pejeng, Batara Sasih. Ditempatkan di Pelinggih setinggi 4,5 m. 

Merupakan nekara terbesar di Indonesia, dengan tinggi 186,5 cm, garis tengah bidang pukul 160 cm, tepi bidang pukulnya setebal 3mm menjorok keluar selebar 25cm. Pada bagian tubuh utama dihiasi dengan wajah manusia dengan mata melotot, hidung menonjol, dan telinga memanjang dan dilubangi yang menggambarkan giwang berupa bulatan-bulatan. 

Dekorasi lainya termasuk 8 sinar bintang di tengah tympanum garis bergelombang dengan simpul dan desain geometris, dan rumah-rumah.

Kedua yaitu, Nekara Desa Bebrita, Kec. Gianyar, Kab. Gianyar, dan sekarang di simpan di Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Jakarta, dan ditemukan tahun 1962 dengan kondisi rusak, yang tersisa hanya bidang pukul bergaris tengah 55cm dan fragmen bagian bahu. Terdapat pola bintang delapan sinar di bagian tengah bidang pukul yang diantaranya ada pola bulu burung merak. 

Ruang pertama berisi pola garis patah; ruang kedua berisi jalur-jalur garis bergelombang dengan tonjolan; pada ruang ektiga berisi pola garis patah; ruang keempat tidak ada hiasan. Bagian bahu memiliki pola hias garis-garis keliling atau igir-igir (richels). (Soejono,1984).

Ketiga, Nekara dari Desa Pacung, Kec Tejakula, Kab Buleleng ditemukan bulan Januari 1978, ketika tiga orang petani menggali sumur. Lubang galian berada di dekat Pura Dalem Pacung. Nekara ini tergali pada kedalaman 7 m, ditemukan dalam posisi tergeletak dengan bagian bidang pukul berada di barat.

Keempat, Nekara Ularan yang ditemukan pada kebun di daerah perbukitan. Desa Ularan, Kec. Seririt, Kab. Buleleng. Terletak pada koordinat 80 45’58’’ Bujur Timur dan 80 35’ 14’’ Lintang Selatan di ketinggian 250 meter di atas permukaan air laut. 

Ditemukan oleh I Ketut Mastra saat menggali tanah. Penelitian kemudian di lakukan oleh tim Balai Arkeolog Denpasar tahun 1993, 1994, dan 1997. Nekara ini setelah direkonstruksi memiliki ukuran tinggi 27cm dan garis tengah bidang pukul 16cm. 

Dan menjdai satu-satunya nekara berukuran kecil yang ditemukan sampai saat ini di Indonesia. Bidang pukul dengan keadaan aus dan fragmentaris. Terdapat pola hias bintang. Dan ruang kedua untuk pembatas terdapat dua pita yang mengelilingi bintang di atas, dihiasi dengan pola hias gigir. 

Bagian bahu lurus mengecil kea rah pinggang memiliki tiga ruangan: Ruangan pertama tidak ada hiasan. Ruang kedua, terdapat beberapa buah pita horizontal yang melingkar di bagian bahu. Di tengah-tengah pita ada pola hias garis patah. 

Ruangan ketiga, terdapat pola hias kedok muka. Diduga terdapat empat pasang yang di batasi oleh garis pita horizontal melingkar pada bagian bahu. Ciri-ciri kedok muka seperti bentuk muka segitiga, yang terbatasi dengan dua buah garis sejajar yang mengecil kebawah. 

Dua buah garis lingkaran yang menggambarkan mata dan pada bagian bola digambarkan dengan titik. Bagian hidung, dahi, dan telingga tidak tergambar dengan jelas. Mulut Digambar dengan sederhana yang terdiri atas dua buah garis yang sejajar.

Kelima terdapat, Nekara dari Penguyangan, Kec. Denpasar, Kota Denpasar. Berupa bidan pukul yang disimpan di Museum Naisonal Jakarta. Garis tengahnya memiliki ukuran 40cm, berpola hias bintang bersinar delapan di bagian tengah. Ruang pertama terdapat pola garis-garis patah; ruang kedua berisi jalur-jalur bergelombang dengan tonjolan; ruang ketiga terdapat pola garis-garis patah; ruang keemapat tidak terdapat hiasan.

Keenam, Nekara di Desa Perean, Kec. Baturiti, Kab. Tabanan, sekarang di simpan di Pura Batur Taman Sari dan merupakan benda suci disebut dengan Sangku. Nekara ini dulu terletak dalam hutan di tempat pura lama,yang sekarang sudah rusak dan ditinggalkan. Nekara ini diangkat dan di pindahhkan ke pura yang baru dan diletakan di atas pelinggih pada tahun 1971. 

Saat ditemukan keadaannya sudah tidak utuh. Bagian bidang pukulnya sudah rusak, walaupun tidak lengkap tetapi masih dapat direkonstruksi. Tingginya 48,5 cm dan garis tengah bidang pukulnya 28 cm.

Ketujuh dan yang terakhir adalah nekara di Desa Manikliyu, Kec. Kintamani, Kab. Bangli, nekara yang pertama kali ditemukan lewat paenggalian arkeologi yang sistematis. Berada di koordinat 80 54’23” Lintang Selatan dan 80 62’ 38” Bujur Timur dengan ketinggian 1.075 m. 

di atas permukaan air laut Nekara ini tergolong nekara pejeng yang berukuran besar, memiliki tinggi 120cm.,dengan diameter bidang pukul berukuran 77cm., dan lebih kecil daripada nekara pejeng dengan tinggi 198cm, dengan dia meter bidang pukul 160cm. Memilki bentuk yang sama dengan tipe Heger I dan IV. 

Bidang pukul, ruang pertama, pola hias bintang bersudut delapan dan di masing-masing ujungnya terdapat garis lurus; ruang kedua, terdapat pita yang mengelilingi ruang pertama, dan di tengah-tengah pita terdapat pola hias gigir dan garis patah; ruang ketiga, terdapat satu pita lebar mengelilingi ruang kedua,dengan jalur beromabak berbentuk lingkaran dengan pusat menonjol; ruang keempat, memilki pola hias hampir sama dengan ruang kedua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun