Mohon tunggu...
Muhammad Zaki Ananda
Muhammad Zaki Ananda Mohon Tunggu... Lainnya - Pendidikan Biologi-Universitas Negeri jakarta

Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri jakarta

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bolehkah Menyusui Saat Dinyatakan Positif Covid-19?

12 Januari 2022   21:48 Diperbarui: 14 Januari 2022   07:27 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam senyawa yang kandungan dalam ASI ditemukan senyawa yang dapat merespon COVID-19 dan merangsang kekebalan tubuh, bahkan kandungan tersebut ada pada ASI dari ibu yang tidak pernah terinfeksi COVID-19, hal ini menunjukan ASI memiliki sifat alami yang berguna bagi kekebalan tubuh untuk membantu bayi dalam mengatasi infeksi dari serangan penyakit dalam kasus ini adalah SARS-CoV-2. Untuk mengobati COVID-19 sudah ditemukan antibodi dari pasien yang sembuh dari penyakit tersebut, kemudian antibodi yang terkandung dalam ASI dengan yang ditemukan dalam darah akan dibandingkan keefektivitasanya.

4. Pertimbangan pemberian ASI pada pandemi COVID-19

Bagi sebagian besar bayi, ASI merupakan nutrisi terbaik karena dapat meberikan perlindungan dai infeksi penyakit. Terdapat beberapa kriteria untuk ibu yang menyusui pada situasi pandemi saat ini sebagai berikut:

  • Untuk Ibu yang tidak bergejala dan negatif COVID-19

Ibu yang tidak  bergejala dan negatif COVID-19 dan tidak melakukan kontak dengan orang positif COVID-19 tidak perlu khawatir dan mengambil tindakan pencegahan khusus saat pemberian ASI. Terlepas dari status COVID-19, semua orang yang menyusui yang menggunakan pompa ASI harus dibekali pengetahuan tentangcara membersihkan pompa ASI dengan benar.

  • Untuk ibu yang bergejala dan positif COVID-19

Berdasarkan keputusan bersapa para orang tua, IMD atau Inisiasi menyusui dini dapat dilakukan. IMD dijalankan ketika ibu melakukan kontak erat, memiliki gejala atau positif COVID-19. Untuk langkah pencegahan penularan virus, protokol kesehatan harus diterapkan dimana ibu menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) minimal menggunakan masker(Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), 2020; Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2020).

  • Pertimbangan untuk Layanan Laktasi

Salah satu penghalang dalam menyusui adalah kurangnya akses untuk dukungan laktasi yang profesional seperti konsultan atau penyedia jada kebinanan terkait laktasi. masalah menyusui sangatlah penting dan mendesak dan sangat penting di saat pandemi COVID-19 ini untuk memastikan ibu yang sedang menyusui dapat memiliki akses dukungan laktasi. biasanya saat melakukan konsultasi menyusui akan terjadi kontak dengan konselor, maka dibutuhkan APD yang sesuai (minimal masker) saat menjaankannya.

Penyediaan telemedicine eksternal sangat dianjurkan untuk disediakan oleh konselor laktasi pada masa pandemi COVID-19 ini, mengingingat pemberisan konsultasi menyusui juga perlu diberikan pada ibu yang memiliki gejala atau positif COVID-19. Secara efektif dukungan langsung diperlukan oleh beberapa ibu yang menyusui. terdapat beberapa opsi, karena tidak semua keluarha memiliki akses telemedicine maka dukungan laktasi seperti rawat jalan, kantor, atau datang langsung ke rumah bisa menjadi solusi bagi kosultan menyusui.

  • Pasteurisasi ASI Donor

Pateurasi diperlukan untuk perawatan bayi prematur ketika ASI tidak tersedia, pateurisasi adalah sebuah proses pemanasan makanan dengan tujuan membunuh organisme merugikan seperti bakteri, protozoa, kapang, dan khamir dan suatu proses untuk memperlambatkan pertumbuhan mikrob pada makanan ASI donor. Sejauh ini infeksi dari SARS-CoV-2 tidak ada yang bersumber dari ASI, SARS-CoV-2 di dalam ASI donor dapat di inaktivasi melalui proses pasteurisasi. oleh karena itu ASI donor bukan merupakan sumber infeksi dari virus tersebut. Dalam kondisi pandemi seperti ini, terdapat gangguan dalam penyedian ASI donor, maka bayi yang prematur di prioritaskan untuk lebih dulu mendapatkan ASI donor tersebut (Centers for Disease Control and Prevention, 2020).

KESIMPULAN

Cairan terbaik yang didapatkan oleh bayi adalah ASI (Air Susu Ibu). Kandungan komposisi dalam ASI mampu menangkal penyakit infeksi pada bayi, zat yang terkandung diantaranya IgA, laktoferin, laktoperoksidase, lisozim, SLPI, dan lekosit yang berguna untuk menurunkan risiko infeksi, alergi dan penyakit pada bayi. Bayi yang diberikan ASI eksklusif lebih sehat jika dibandingkan dengan yang tidak.

Pada pandemi berskala global seperti COVID-19 ini mengidentifikasi faktor antibodi untuk SARS-COV-2 dalam ASI merupakan suatu kebutuhan yang mendesak, tentunya dengan adanya hal tersebut dapat membantu meningkatkan dan memberikat kekebalan terutaama untuk bayi yang rentan terserang penyakit. dengan menyusui dari air susu ibu yang sudah pulih dari COVID-19 dapat menurunkan kekebalan terhadap penyakit tersebut kepada bayinya, dan immunogloblulin A merupakan tipe antibodi yang terkandung pada ASI, dengan memberikan ASI dari ibu yang pulih dari virus tersebut dapat memberikan kekebalan tambahan pada bayinya, dan jika antibodi yang terkandung dalam ASI tersebut dimurnikan dapat menjadi obat bagi penderita COVID-19. Tidak menutup adanya kemungkinan untuk memurnikan antibodi dalam ASI tersebut agar menjadi obat bagi penderita COVID-19 lainya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun