Tim Program Kreativitas Mahasiswa Riset Sosial-Humaniora (PKM-RSH) Universitas Negeri Makassar menyerahkan secara resmi MathAR: Modul Augmented Reality Berbasis Etnomatematika Museum Kota Makassar kepada Museum Kota Makassar dan UPT SPF SDN Kumala Makassar. Kegiatan ini menjadi puncak dari rangkaian riset yang mengintegrasikan teknologi dan budaya lokal dalam pembelajaran matematika sekolah dasar.
Penyerahan kepada Museum Kota Makassar dilakukan sebagai bentuk kontribusi tim dalam pelestarian dan penyebaran nilai budaya serta sejarah Kota Makassar melalui modul interaktif. MathAR mengangkat unsur etnomatematika dari desain arsitektur dan koleksi museum, seperti bentuk dudukan patung, kotak kaca penghargaan, dan bentuk bangunan bersejarah yang merepresentasikan konsep geometri seperti kubus dan balok. Dengan teknologi Augmented Reality (AR), siswa dapat memvisualisasikan bentuk-bentuk tersebut dalam model 3D yang menarik dan edukatif.
Sementara itu, penyerahan MathAR kepada SDN Kumala Makassar bertujuan untuk mendukung pengembangan pembelajaran matematika berbasis budaya dan teknologi. MathAR diharapkan menjadi modul pembelajaran inovatif yang membantu guru menjelaskan konsep geometri secara konkret serta meningkatkan pemahaman dan kemampuan pemecahan masalah siswa. Uji coba sebelumnya menunjukkan bahwa penggunaan MathAR membuat siswa lebih antusias dan aktif selama proses pembelajaran.
Ketua Tim MathAR, Whennie Youngger Oeitama, menyampaikan bahwa inovasi ini merupakan hasil riset selama empat bulan yang dilakukan di Museum Kota Makassar dan SDN Kumala. "Kami berharap MathAR tidak hanya menjadi modul ajar, tetapi juga jembatan antara warisan budaya dan dunia pendidikan yang kini terus berkembang secara digital," ungkap Whennie.
Perwakilan Museum Kota Makassar menyambut baik penyerahan tersebut dan menilai MathAR sebagai bentuk konkret kolaborasi antara pendidikan tinggi dan lembaga budaya. "Inovasi seperti ini membantu museum hadir lebih dekat dengan masyarakat, terutama generasi muda, melalui teknologi yang mereka kenal," ujar kurator museum.
Seorang guru UPT SPF SDN Kumala Makassar juga menyatakan apresiasi terhadap upaya mahasiswa UNM. "MathAR sangat membantu kami memperkenalkan matematika dengan cara yang menyenangkan dan kontekstual. Siswa bisa belajar geometri sekaligus mengenal budaya lokal," katanya.
Melalui kegiatan ini, Tim MathAR berharap produk hasil risetnya dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan oleh lembaga pendidikan dan museum dalam rangka mendukung pencapaian SDGs 4: Pendidikan Berkualitas, khususnya dalam pengembangan pembelajaran berbasis teknologi dan kearifan lokal.
Tim PKM-RSH UNM: MathAR
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI