Dari SD sampai SMA, dan mungkin sampai ke perguruan tinggi, salah satu puisi yang selalu dijadikan contoh dalam pelajaran bahasa Indonesia adalah puisi berjudul " Aku " karya Chairil Anwar. Dan setelah saya cari tahu sedikit tentang biografi dari pujangga hebat ini, saya takjub karena ternyata beliau adalah tokoh muda dan bahkan masih sangat muda ketika karya - karyanya merupakan karya yang sangat fenomenal. Bukan saja menjadi perhatian di nusantara, karya - karyanya bahkan menjadi objek kajian diluar negeri, sampai saat ini. Mengantarkan namanya, menjadi hidup sampai kapanpun.
Saya tidak bercerita banyak tentang sastra ( meskipun suka ), karya - karya sastra atau para pujangganya. Di atas hanyalah sebuah contoh kecil yang sedikit saya ketahui, yang sekiranya menurut saya, berkorelasi dengan apa yang saat ini menjadj unek - unek di kepala saya yaitu tentang Usia, Selera dan Rasa.Â
Ini perlu saya tuangkan dalam tulisan, bukan supaya saya bisa hidup sampai seribu tahun lagi sebagaimana Chairil Anwar, hanya saja, jika unek - unek kecil ini tidak disalurkan, maka kepala saya akan pecah. Dan itu tidak saya inginkan.
Tentu kita sepakat bahwa orang yang berusia 30 tahunan kebawah adalah kategori orang yang masih muda. Mereka masih memiliki energi dan semangat yang lebih banyak daripada orang - orang yang lebih tua. Setidaknya ini adalah salah satu perbedaan orang yang masih muda dan yang sudah tua.Tentu selain pengalaman dan juga kebijaksanaan.
Namun jika antara yang muda dan yang tua memiliki perbedaan, bukan tidak mungkin juga keduanya memiliki kesamaan. Dan saya sebagai salah satu yang masuk dalam kategori orang muda, mendeteksi beberapa kesamaan yang saya miliki dengan mereka yang sudah tua. Itu adalah soal rasa dan selera yang saya jumpai melalui pengalaman selama ini.
Ya, tentu disamping usia sebagai pembeda yang paling jelas, saya dan beberapa orang - orang yang lebih tua, khususnya yang dekat dengan lingkungan saya memiliki kesamaan dalam hal rasa dan selera.
Sebagai salah satu contoh, dalam hal rasa makanan dan minuman. Saya suka dengan minuman pahit seperti kopi dan zamu - zamuan. Juga soal makanan, saya lebih suka sayur - sayuran dan makanan yang tidak memiliki lemak berlebih, yang mana ini semua, juga saya ketahui disukai oleh orang - orang tua disekitar saya. Bedanya mungkin bagi mereka terdorong oleh pertimbangan akan faktor kesehatan. Sementara bagi saya, mungkin ini adalah bagian dari selera. Ya beberapa juga dari mereka bilang bahwa sejak  dari kecil mereka sudah menyukai yang pahit - pahit, tidak berlemak tinggi dan cenderung yang vegetarian. Menekankan akan kesamaan diantara kami.
Selain makanan dan minuman, soal selera yang sama juga terdapat dalam preferensi mendengar lagu. Saya suka dengar lagu - lagu klasik, baik dari nusantara maupun manca negara. Selain karena orang tua saya juga dulunya adalah pecinta musik, yang mana lagu - lagu kesukaan mereka masih terus saya bawa sampai saat ini, saya juga merasa bahwa lagu - lagu klasik memiliki makna yang sangat mendalam. Tema - tema dalam lagu selalu seperti " njir, aku banget ini!"Â dan selalu related dengan kehidupan saat ini.
Misalnya lagu - lagu  dari Iklim, dan beberapa grup musik pada zaman yang sama dari negeri Jiran, yang ketika saya dengar dan renungkan, benar - benar meaningful. Salah satunya yang berjudul, Hakekat Sebuah Cinta. Yaps betul sekali,
Baca juga: Nyamuk dan Janji -janji Manismutidak ada harta sekaligus cinta. Kita tidak akan bisa memiliki keduanya. Kalau didapati disekitar kita cinta sejati hidup dalam keberlimangan harta, itu hanya kejadian kecil, sebagian besarnya hanya ada cinta atau harta. Dan rupanya, cinta bisa lebih berharga dari emas atau permata, dari harta yang paling berharga sekalipun.
Bukan hanya tentang cinta, ada juga tema - tema yang lain yang sangat cocok  dengan kehidpuan pribadi saya. Tapi mungkin bukan hanya saya, mungkin juga teman - teman sekalian. Jadi bisa cari dan alami sendiri.
Hingga akhirnya saya membuat kesimpulan sederhana bahwa nampaknya, benar juga ungkapan terkenal selama ini yang mengatakan bahwa umur hanyalah angka, soal apapun boleh dicoba. Mau orang muda atau orang tua, dalam beberapa hal bisa saja tidak memiliki perbedaan. Orang yang masih muda bisa memiliki rasa dan selera sebagaimana rasa dan selera yang dimilki oleh mereka yang sudah berumur lebih tua.Â
Jika soal rasa dan selera mungkin terkesan remeh temeh, maka contoh yang diawal tadi bisa jadi pertimbangan untuk bisa setuju dengan saya.
Bahwa terkadang usia bukan jaminan untuk apapun. Dalam hal berkarya, orang muda justru tidak kalah terang sinarnya dengan mereka yang lebih tua. Maka kalau umur hanya  soal angka, berarti kita wajib banyak mencoba.
Mencoba rasa yang baru, selera yang baru, atau karya - karya yang baru. Soal sukses atau tidaknya  sebuah karya, perjalanan kesana itu sendiri sudah merupakan sesuatu yang sangat mengasyikan, bukan?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI