Lirik lagu "I'm all out of love. I'm so lost without you. I know you were right. Believing for so long"Â - Air Supply mengalun merdu dan ramah di telinga ketika saya memesan secangkir kopi dan kudapan di sebuah kafe beberapa bulan lalu.Â
Sebagai seorang anak yang terbiasa mendengarkan musik dari tape sampai dengan DVD milik bapak, saya cukup familiar dengan beragam lagu lama. Terutama genre slow rock Barat dan beberapa ada juga lagu band Indonesia.Â
Sampai dengan saat ini sangat suka mendengarkan musik. Maka, saat ada waktu buat ke kafe. Saya seneng kalau nemu musik di kafe. Tentu musik yang volumenya pas ditelinga. Soalnya keseringan saya ke kafe buat WFC (work from cafe) Entah karena banyak deadline kerjaan kantor atau memang mau mengerjakan artikel lomba hingga artikel organik.
Bahkan ada beberapa kafe di Bogor, Jakarta, Bandung yang saya tandai jadi kafe favorit. Soalnya: tempatnya cozy, unik, makanan variatif dan musik di kafe volume pas serta playlist nya bagus-bagus.Â
Ada juga kafe di Bogor, memang spesial menjadi tempat pencinta musik. Terdapat banyak piringan hitam bisa di dengar hingga di beli karena memang menjual piringan hitam juga.Â
Ada live music di momen tertentu dan sering ngadain olahraga diiringi musik menenangkan. Fix ini tuh semacam kafe idaman. Memang harganya agak lumayan, secara targetnya pun spesifik juga.
Jadi, kalau ditanya apakah lebih suka datang ke kafe yang diiringi musik atau kafe yang hening? Sejauh ini saya bakalan pilih kafe yang menyediakan musik dengan volume ramah ditelinga.Â
Sayangnya, ada kebijakan terkait pemutaran musik di kafe dan restoran. Hal ini pastinya membuat para pemilik bisnis harus mutar pemikiran juga. Secara ada beberapa kafe yang memang sudah di konsep "Cafe, coffee & music".Â
Maka tak semudah itu diubah menjadi cafe sunyi, senyap atau diganti dengan suara kicauan burung. Bisa-bisa beberapa pelanggan loyal enggan datang, lagi pula konsep besar sebuah kafe akan berubah total. Banyak hal perlu menyesuaikan.
Cafe coffee & books saja di beberapa tempat (beda kota) Tetap menyetel musik di kafe dengan suara yang pas (volumenya) Kemudian musik yang dipilih sesuai sama suasana. Tetap enjoy baca sambil dengerin musik dan ngopi hingga ngemil.
Tentu ini hanya pemikiran dan pendapat saya selaku orang awam, bukan sebagai musisi. Pastinya kebijakan terkait musik dibuat dengan banyak pertimbangan juga.Â
Namun tidak salah apabila meninjau kembali dan melihat realita para pemilik usaha kecil menengah dari sebuah kafe berjuang mempertahankan penghasilannya.Â
Tidak bisa menutup mata dan telinga, daya beli dari bulan ke bulan di tahun 2025 memang mengalami penurunan yang cukup bikin gusar para pemilik bisnis.Â
Sebagai pencinta musik, suka datang ke kafe yang menyetel musik entah sambil nugas ataupun baca buku. Saya berharap semoga ada solusi terbaik yang membantu semua pihak untuk tetap berpenghasilan.
Situasi datang untuk menikmati musik di kafe sambil ngerjain kerjaan memang baru saya lakukan sekitar tahun 2022 hingga sekarang, durasinya nggak begitu sering. Dalam satu bulan bisa 2-3 kali saja.
Lain hal dengan bulan Februari 2025 hingga kini. Selepas berhenti berlangganan paketan WiFi, saya jadi sering melipir ke kafe untuk mengerjakan pekerjaan di waktu libur atau tanggal merah.
Iya, deadline nggak peduli sama kondisi ada wifi apa nggak. Tetap harus berjalan dan butuh kecepatan. Selain nugas sambil dengerin musik di kafe, saya juga butuh WiFi. Tapi tenanglah, saya pelanggan tahu diri.Â
Meski sendirian ke kafe, nyatanya saya sering pesan makanan dan minuman lebih dari dua jenis saja.Â
Kesimpulan dari cerita sederhana dari pengalaman pribadi, saya berharap ada solusi jitu untuk semua pihak terkait loyalitas musik untuk para kreatornya.Â
Sebagai pencinta musik, saya tetap butuh mendengarkan musik saat WFC. Atau saat membutuhkan suasana baru supaya proses kreatif makin ciamik.Â
Nah, kalau sobat kompasiner punya pendapat apa terkait musik di kafe perlu atau nggak ada musik di kafe? Ceritain dong di komentar .Â
Have a great day, sobat kompasiner.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI