Mohon tunggu...
Lala_mynotetrip
Lala_mynotetrip Mohon Tunggu... Lainnya - Terus berupaya menjadi diri sendiri

Blogger pemula|menyukai petualangan sederhana|penulis amatir|S.kom |pecandu buku|Sosial Media creative|Ide itu mahal|yuk menulis|doakan mau terbitin novel

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Perlunya Teori Diimbangi dengan Praktek

6 Januari 2019   12:53 Diperbarui: 6 Januari 2019   13:59 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kali ini saya tertarik untuk membahas seputar cara mengajari anak, baik nya mengajari anak itu cukup dengan teoritis atau diimbangi dengan praktek serta penerapan teori?

Dari pengamatan dan dari hasil obrolan bersama suami dan beberapa orang teman (mereka rata-rata seorang guru). Mungkin ini sumber yang cukup buat saya membahas hal ini ya, kalau masih ada yang kurang maafkan.

Sebagian besar calon orang tua (baru akan menjadi orang tua) itu mengalami banyak kebingungan dan dilema, bagaimana nanti membentuk karakter anak, mendidik anak pakai konsep apa dan diarahkan kemana? Hal itu wajar karena tidak ada nya atau belum adanya pengalaman terkait hal itu, namun para calon orang tua pun tidak ingin salah menerapakan konsep didikan terhadap anak pertamanya. 

Di-era ini mungkin kita banyak menemukan tulisan terkait parenting, video bahkan informasi dari berbagai belahan Dunia. Oke, orang tua bisa mempelajarinya dari berbagai sumber. Namun coba kita tanyakan konsep yang di buat oleh para guru disekolah? Bagaimana kah caranya mereka mengajari anak? Sebagian ada yang mengajarkan hanya sebatas materi atau kewajiban yang harus mereka sampaikan pada sang murid, oke bisa dibilang guru ini teoritis dan kuat di pemahaman teorinya. Bagus ga seperti ini? Bagus untuk saat ini, saat si murid masih duduk di bangku Sekolahnya. 

Namun saat ia terjun ke Masyarakat bagaimana ya? Tidak jarang yang begitu memahami teori namun tidak diimbangi penerapan dalam praktek maka yang mereka rasakan adalah 'kaget' saat berbaur dengan masyarakat. Kenapa? Faktanya teori kadang tidak menggambarkan praktek dilapangannya. Bukan berarti penganut teoritis itu salah ya, hanya saja kurang komplit. Pendidik itu haruslah care bagaimana didikannya di 5-10 tahun kedepan (beban moril). 

Kemudian ada sebagian guru senang mrngajari muridnya untuk menerapkan pelajarannya langsung ke praktek. Ini bagus, saat si murid sudah lulus dan sudah berbau ke Masyarakat mereka bisa dibilang punya dasar yang kuat terhadap praktek makanya mereka bisa menyeimbangkan atau bahkan unggul saat terjun di Masyrakat. Namun saat mereka duduk dibangku srkolah, mereka akan buruk dan jelek dinilai teoritis.

Dilema yang kadang membingungkan. Ternyata ada beberapa guru yang background nya dia pernah menjadi pegawai profesional, nah konsep pembelajarannya adalah teori diimbangi dengan praktek (berdasarkan pengelaman dan wawasan beliau). Disini ada keseimbangan, balansing antara Teori dan praktek sehingga anak saat duduk disekolah bisa menyelesaikan soal atau pemecahan terkait teori dan saat terjun ke lapangan (masyarakat) ia siap dengan bahan prakteknya. 

Seperti saat di SMK saya memiliki salah satu guru produktif Akuntansi beliau juga adalah wali kelas saya. Disela-sela ia mengajari kami tentang jurnal, buku besar, rekonsiliasi, petty cash, neraca laba rugi hingga finish di laporan keuangan ia juga menyelipkan banyak pemahaman soal real di dunia kerja, wawasan soal penerapan gunanyan orang Akuntansi di sebuah perusahaan serta tips dan trik juga logika berpikir dalam menghadapi suatu kasus. Menurut saya pribadi itulah yang namanya bekal untuk kami terjun kelapangan. Buktinya sampai hari ini pun saya masih mengingatnya.

Jadi menurut saya pendidikan atau konsep mendidik anak oleh orang tua pun tidak jauh berbeda dengan cara guru mengajarkan sang murid keseimbangan antara teori dan prakteknya. Misal anak diajarkan buang sampah pada tempatnya, berikan gambaran secara luas sebab-akibat dari membuang sampah pada tempatnya . Misal si anak diajari tentang mengaji al-Qur'an ajari juga maknanya dan penerapannya dalam kehidupan. Buatlah sebuah bahasa yang bisa ia pahami secara teori juga praktek. Sehingga akan membuka paradigma si anak menjadi anak yang kritis, berpikir secara luas dan mampu membedakan baik dan buruk nya suatu keputusan atau suatu pilihan.

Tentunya para orang tua ingin memberikan pendidikan terbaik bagi sang anak, oleh karennya mari di didik dengan keseimbangan. Seimbang dalam teori dan praktek juga bukalah cara berfikirnya, jangan hanya terpaku pada 1 hal, perluaslah cara pandangnya agar ia lebih terbuka dan memahami mana yang baik dan terbaik sekaligus mana yang buruk dan terburuk.

Terus semangat ya para calon orang tua dalam mempersiapkan diri untuk mengemban amanah terindah dariNya.

Happy weekend, weekend produktif. Ayoo perbanyak menulis serta membaca... 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun