Mohon tunggu...
Lala_mynotetrip
Lala_mynotetrip Mohon Tunggu... Lainnya - Terus berupaya menjadi diri sendiri

Blogger pemula|menyukai petualangan sederhana|penulis amatir|S.kom |pecandu buku|Sosial Media creative|Ide itu mahal|yuk menulis|doakan mau terbitin novel

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mindset is Doa

8 Maret 2018   08:22 Diperbarui: 8 Maret 2018   12:58 2761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sering sekali kita mendengar kalimat "mindset is Doa" saya selalu mendengar kalimat itu sejak tahun 2013 an, saat itu saya diajak bergabung dalam sebuah bisnis oleh teman. Sang leader selalu berujar "mindset is doa" ditahun tersebut saya belum menarik garis besar atau kesimpulan dari kalimat si leader tersebut. 

Saya hanya menjadi bagian diskusi dan mendengarkan, belum terpikirkan untuk implementasi. Namun di 2014 saya mulai mencoba hal tersebut, cukup lama yaaa.. itulah kadang kita agak 'telmi' dalam menangkap sebuah nasehat bijak.

Faktanya banyak sekali pakar menyatakan kekuatan pikiran itu bisa mengalahkan banyak hal, ketidakmungkinan akan menjadi mungkin-mungkin saja saat kita memang meyakini. 

Pemikiran itu dikendalikan oleh si pemiliknya, tinggal dipilih mau mengisi nya dengan pemikiran kurang baik/buruk/negatif atau pemikiran baik/positif. Mungkin dalam hal ini kondisi mental, kesehatan mental dan lingkungan sekitar pun ikut campur dalam membentuk pola pikir. 

Tidak jarang, dilingkungan yang serba tanpa atau kekurangan perhatian dan kasih sayang dari orang-orang terdekat membuat seseorang jauh lebih mudah depresi, serta berpikir negatif. Itu hanya faktor pendukung, dikembalikan lagi ya pada sipemilik dan pengendali pemikiran (yaitu diri kita sendiri). 

Saya merasakan dampak baik dari berpikir positif seperti saya merasa yakin akan menyelesaikan study saya, dan tetap sambil bekerja. Pemikiran positif, padahal saat itu kondisinya tidak mudah. Namun hal tersebut impact nya sangat besar, selelah dan sesulit apapun jalan yang saya tempuh alhmdulillah saya dapat melalui nya dan goal pun tercapai. 

Diakui menghadirkan pemikiran positif tidaklah mudah, didalam diri kita sendiri terdapat banyak rasionalitas dan pesimistis. Padahal harusnya kita tanamkan dalam diri 'saya yakin semesta mendukung' dan abaikan bisikan-bisikan soal ketidakmungkinan, lagipula tiada rugi saay kita beusaha berpikir bahwa kita pasti bisa. 

Tanamkan dalam hati dan pikiran, bahwa semesta akan mendukung tujuan atau cita-cita kita, hilangkan gusar atau rasa tidak "PD" biarkan alam bawah sadar kita merekam kalimat-kalimat baik. Meski saat kita melihat situasi sekitar seolah belum memungkinkan. Namun percayalah dalam hidup saat jatuh kita hanya harus belajar berdiri lagi, kemudian melanjutkan perjalanannya. 

Jadi ketidakmungkinan itu janganlah menjadi batu penghalang dalam meraih tujuan. Selama yang ingin dituju adalah hal baik (baik bagi diri dan sekitar) why not?

Tujuan ada, jagalah, kerjakan dijalurr yang benar. Jangan jadikan sebuah beban, nikmati proses dan yakinlah semua akan tercapai kalaupun tidak setidaknya kita menikmati proses. Ingatlah dulu saat kita bayi, kita belum bisa apa-apa. Namun ibu kita selalu mendorong dan memberikan keyakinan bahwa kita bisa tengkurap, bahwa kita bisa berjalan, bisa bicara, bisa menggenggam. Bukankah begitu indah, saat kita meninstruksikan pemikiran kita untuk meyakini hal-hal positif? Tiadalah rugi, apalah arti pencapaian tanpa proses. 

Pemikiran juga seolaj menjelma bak sebuah doa, ini saya alami sendiri kadang dari pemikiran-pemikiran atau perkataan kita yang tidak disengaja. "Enak ya, kerja di Ibu kota.. setiap hari pulang pergi Bogor - Jakarta" itu pemikiran singkat saya, saat berkali-kali saya naik krl Bogor-Jakarta untuk menghadiri seminar-seminar atau main ke perpus kampus lain untuk mencari referensi Skripsi. Dipandangan saya saat itu orang-orang terlihat sibuk dan produktif, penuh tantangan. Taraaaaaa 1,5 bulan kemudian pemikiran simple saya terwujud.

Amazing bukan? Yups andai semua yang kita cita-citakan tercipta dari pemikiran instan, tanpa ketakutan/kepesimisan/pertimbangan yang mengarah pada 'akh jangan itu sulit'... saya rasa kita akan lebih mudah membuat pemikiran kita lebih simple dan mengena. 

Mulailah berpikir semua mudah, semua dapat diraih (dibarengi dengan bekal ilmu) hilangkan tembok ketakutan atau kekhawatiran. Mulailah membuat sebuah perencanaan tanpa kata pesimistis, kita sejak lahir sudah terlahir menjadi pemenang. Bayangkan ribuan sperma ayah kita bertarung untuk membuahi sel telur. Sehingga kita terlahir kedunia ini, sejak awal kitalah pemenang. Jangan lama terpuruk, meratapi kegagalan dan keputusan kita yang salah. Melangkahlah, yakinlah kesempatan itu masih ada. Kita masih bisa menjadi sang pemenang 'pemenang dalam meraih impian dan tujuan' 

Ada satu buku berjudul 'Berupaya tanpa Jeda, bersyukur tanpa kendur' saya lupa nama penulisnya, yang jelas bisa kita tarik kesimpulan. Kita mahluk yang harus senantiasa berusaha, berupaya, berdoa/bersyukur. Hakikatnya semua adalah amanah/titipan, ingatlah tiada yang abadi namun percayalah setiap hasil itu tiada mengkhianati usaha. 

Step awal jagalah pemikiran kita, jauhkanlaj dari pemikiran-pemikiran kurang baik. Meski sekitar seolah tidak mendukung, yakinlah dirimu dapat memotivasi diri sendiri. Yaaaa, motivasi terbesar itu ada dalam diri masing-masing. Kuatkan tekad, yakinlah langkah dan pemikiran yang kau buat akan mengantarkan mu menuju proses pembelajaran yang luar biasa hebat. 

Setidaknya dalam proses kita dapat mematangkan pemikiran kita, mendewasakan pemikiran kita dan memperbaiki pola pikir kita yang masih keliru. 

Mindset is doa.. yakinlah dirimu bisa, asahlah kemampuan mu, lakukan lah berulang-ulang, latihlah dirimu. Ketidakmungkinan hanyalah rasa khawatir dan ketakutan yang bahaya, menghambat mu dalam proses. Gagal itu biasa, luarbiasa itu saat kita gagal kita belajar dari kegagalan untuk mencapai keberhasilan. 

"Man jadda wa Jadda" siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil. Ingat berhasil itu bukan berarti 100% rencana kita terealisasikan. Ada beberapa % failed itu adalah lumrah. Jangan mengharakan kesempurnaan, namun berpikir 'aku bisa' itu juga merupakan upaya awal menuju pintu-pintu keberhasilan. Saat kita mampu menikmati dan menjalani proses dengan benar, pasti akan ada banyak ilmu yang kita raih?

Yaaaa, dan itu sangat mahal harganya. Goal adalah bonus.. ilmu dalam proses adalah value sebenarnya. 

Life must go on. Semoga tulisan sederhana ini dapat membuka pemikiran kita semua, terutama remainder bagi diri saya sendiri, ya titik rendah dalam hidup tidaklah terjadi sekali, namun berkali-kali.. itulah kata-kata bijak dari seorang terdekat saya. Titik terendah itu mengajarkan kita untuk naik tingkatan, dalam segi berpikir, menganalisa dan meningkatkan pola pikir kita. 

Bersyukur sekali saat ini saya tidak terpuruk dalam gelap, masih ada banyak cahaya menerangi. Saya jatuh masih bisa berupaya berdiri. 

Semangat beraktivitas, sobat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun