Mohon tunggu...
Rch
Rch Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Penunggang Demokrasi, Revolusi Tiada Akhir

29 April 2017   14:42 Diperbarui: 29 April 2017   14:51 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

INDONESIA, REVOLUSI TIADA AKHIR

Baca dengan kepala dingin.

Semua umat beragama, apapun agamanya, setau saya, rasulullah mengharuskan kita untuk hidup berdampingan dengan damai (cerita rasul saat era pertama kali memimpin madinah). Adapun kaum Yahudi yang diusir, itu bukan karena agamanya. Tapi karena memang mereka menentang perjanjian damai, dan bersikap egois. Dan itu tidak semuanya, hanya sebagian dari mereka.

Sama seperti halnya perjanjian kita, yaitu PANCASILA. Kalau ada yang mau menjatuhkan (mengganti) maka otomatis harus di tindak. Tidak peduli dari golongan manapun.

Demonstrasi menentang sistem Demokrasi Pancasila, padahal Demokrasi sendiri yang memberi mereka ruang untuk menyampaikan pendapat dan turun ke jalan. Anak anak dan wanita diajak ikut berdemo, bukan tanpa sebab, tetapi sebagai tameng dari tindakan aparat. Nantinya, apabila aparat bertindak tegas, mereka akan "Play Victim" dan muncul berita di media online (biasanya situs abal2), Polisi berbuat dzalim. Padahal organisasi semacam ini dilarang di beberapa negara. Malaysia (http://www.muftins.gov.my/index.php/arkib2/himpunan-fatwa/171-keputusan-mesyuarat-fatwa/919-fatwa-berkaitan-dengan-fahaman-dan-ajaran-hizbut-tahrir)

Yang kemarin menang itu di "tunggangi" yang demikian itu, tapi padahal mereka tidak sadar, sebenarnya mereka di peralat juga. Karena yang mereka tunggangi tidak akan mungkin mau menjalakan hukum Khilafah atau sejenisnya, setelah mereka menang? Ya kita lihat saja.


Meskipun saya yakin, Anies dan Sandi, juga Prabowo, sebetulnya memeiliki kapasitas kepemimpinan yang baik. Asalkan menjauhkan kepentingan pribadi dan bisnis, sekaligus jangan hanya mementingkan sanak famili. Mengingat, sepertinya ada tanda tanda kembalinya masa orde baru. Atau bisa juga masa dimana negara kita adem ayem, tapi karena pemerintah nya GAK NGAPA NGAPAIN makannya adem ayem. Tidak ada Pro dan Kontra, karen memang tidak membuat kebijakan apa apa.

Mungkin banyak yang takut memilih nomor 2, atau banyak yang tidak suka dengan nomor 2. Padahal tau bahwa beliau lebih banyak memberikan manfaat, terutama pada rakyat kecil. MEREKA itulah rakyat kecil yang seharusnya bisa di jadikan tolak ukur! Bukan kita kaum2 menengah keatas yang sok2 an menghujat padahal kita sendiri2 gak ngapa ngapain.

Selain itu, menurut saya kasus Al Maidah 51 memang sangat membutakan. (saya bilang kasusnya, bukan ayatnya ya kaum bumi datar, biasanya suka motong2 isi, contoh video ahok di edit, di potong) Banyak perbedaan pendapat ulama tentang pemimpin harus muslim. Dan negara seperti mesir pun tidak tidak melarang pemimpin non muslim. Terserah anda mau ikut ulama yang mana, tapi perbedaan bukankah menjadi keindahan. Idul Fitri beda hari, kita saling menghormati, tp kenapa yang satu ini jadi ajang menghujat, mengkafirkan, menghakimi saudara sendiri. Bahkan anak kecil sekarang sangat mudah melontarkan kata2 kafir ke temennya yg non muslim.

Kalau memang ahok menistakan, ya sudah. Laporkan, dan biarkan hukum bertindak. Sudah cukup! Tidak usah meneriaki kafir. Mau kalian apa? Diam dibilang munafik, memaafkan ahok dan memilih dia dibilang kafir?

Padahal kita itu sedang memilih pelayan masyarakat, bukan pemimpin tunggal. Larangan Al Maidah 51, itu konteksnya adalah apabila suatu wilayah atau negara menggunakan sistem pemimpin tunggal/ raja di negara islam.

Wajar apabila, ahok merasa ada oknum yang membohongi rakyat, gak bisa pilih dia karena Al Maidah 51. Mindset pemimpin di negara kita identik dengan bos, tukang suruh, tukang perintah2. Mungkin karena jiwa nya, jiwa pembantu, padahal, dalam konstitusi kita, rakyat lah yang memegang kedaulatan, kita bayar pemerintah, supaya mereka bekerja buat kita. Bukan memilih pesuruh atau bos!

Nah, kenyataanya nomer 2 ini sedang menjalankan perintah rakyat! dia itu sedang bekerja untuk rakyat! bukan sedang nge bos.

Silahkan demo sekencang kencang nya untuk mengungkap kasus korupsi, atau demo sekeras kerasnya untuk mengusir freeport. Kenapa men demo pelayan rakyat, yang bisa dibilang lidahnya "kepeleset" meskipun keplesetnya isinya bener.

Kembali ke oknum yang ngotot dengan khilafah. Kalau khilafah ini menggantikan Pancasila, hal pertama terjadi, Tanah Papua lepas? Lepasnya tanah Papua sudah pasti ke tangan Amerika (freeport) Padahal, sekarang pemerintah sedang memperjuangkan supaya freeport membagi hasilnya dengan adil. KENAPA bukannya mengawal perjuangan itu, malah kok ngotot melakukan sesuatu yang membuatnya lepas 100%?

Terlepas dari hal diatas, saya muslim. Saya ber ikrar NKRI harga mati! Semua oknum yang mencoba menggoyah kannya, saya ikut dibarisan paling depan untuk menghentikan!!

Surga itu milik Allah, dan sebaik baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain.

Mungkin tulisan ini tidak akan mendapat banyak share, like atau sejenisnya. Karena memang hanya ditujukan untuk sebagian orang saja.

Tulisan ini bukan tentang siapa yang menang atau kalah dalam PILKADA. Bukan tentang itu. Ini hanya ajakan kepada kita semua, supaya belajar untuk menarik benang merah dari berbagai peristiwa, dan melihat fakta. Menjauhkan dari pola pikir sempit, pola pikir yang hanya PERCAYA PADA SESUATU YANG INGIN DI DENGAR. Tidak mau mem bandingkan. Hanya mau membaca sesuatu yang menjelekkan lawan, dan mengangkat yg di dukung. Riset harus se imbang.

Jangan dipikir saya belum baca artikel yang menjelekkan nomer 2. Sudah saya baca di salah satu FP punya orang P*S. SILAHKAN ANDA BANDINGKAN. Tolong biasakan membandingkan, jangan hanya baca dari kubu yang kontra, atau pro saja.

Tapi bagaimanapun, saya tidak bisa ke Utara dan selatan disaat yang bersamaan. (kaum bumi datar biasanya bingung kata2 seperti ini) tapi kalau baca artikel PARAH! INDONESIA DIKUASAI CHINA! barulah mereka paham Jadi ingat kata-kata guru saya, Jadilah orang Indonesia yang beragama Islam, bukan orang Islam yang ada di Indonesia.

Don't make war, let's make love. War doesn't determine who is right, only who's left.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun