"Kata orang jatuh cinta itu cuman satu kali. Kalau hilang dan lepas, aku nggak kebayang sih rasanya bakal kayak gimana". Kalimat yang muncul di benak Rifa Anastasia Binti Andre Sulaiman pada prosesi pernikahannya dengan Salim yang mengawali adegan film "Lebih Dari Selamanya", film persembahan Golden Scene Pictures dan FMM Studios.
Setelah itu, mengalir beberapa kalimat bijak pada dialog para pemeran, yang dapat dijadikan sarana refleksi dan intropeksi diri. Sebagai contoh, saat adegan ulang tahun ketika Rifa mengaku, memang secara biologis  ia berusia  34 tahun. Namun, ia menyebutkan, umurnya baru empat tahun karena kebersamaan mereka baru dimulai empat tahun lalu. Tidaklah mengherankan jika ketika menikah, kita memperoleh ucapan selamat menempuh hidup baru.
Kebahagian di antara keduanya, mencetuskan keinginan untuk bersama selamanya. Sayangnya hal tersebut tidak terwujud, ketika Rifa meninggal. Namun, keinginan Rifa untuk menjadi hantu dan mendampingi keluarganya justru menjadi kenyataan. Padahal Salim telah mengingatkannya agar berhati-hati dengan ucapan karena ucapan bisa menjadi kenyataan.
Kata bijak lainnya juga muncul pada adegan kilas balik saat Salim terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) ketika putri mereka masih kecil. Mereka juga membutuhkan uang untuk hidup dan membayar cicilan rumah. Dengan senyum Rifa berkata, jika sang suami hanya kehilangan pekerjaan, tetapi tidak kehilangan rezeki yang telah digariskan Tuhan untuk mereka. "Yang terpenting, kamu tidak kehilangan keluargamu," lanjutnya.
Film yang dijadwalkan tayang di bioskop, mulai 28 Agustus 2025 dibintangi Donny Alamsyah (Pak Salim), Shareefa Daanish (Rifa), Â Adhitya Alkatiri (Arga), Cheryl Zanetta (Nasya kecil), Adzana Ashel (Nasya dewasa), Ladislao Camara Carranza (David, satpam), dan Adinda Thomas (Mila). Â Film yang diproduseri Ary Ambiary, diawali pernikahan Salim dan Rifa yang berlanjut adegan pasangan suami isteri yang berbahagia dengan makan, masak, dan melakukan kegiatan rumah tangga lain bersama. Sayangnya Rifa meninggal ketika Nasya masih balita dan meninggalkan duka mendalam pada diri Salim.
Selama 14 tahun, Salim hidup dengan peran ganda sebagai ayah dan ibu untuk  Nasya. Menyiapkan sarapan hingga mengambil raport Nasya dilakukan ditengah kesibukannya bekerja. Nasya pun kadang ikut ke kantor Salim hingga terlelap dalam tidur. Â
Persoalan muncul ketika Nasya mengetahui Salim memiliki masalah pada jantungnya. Nasya yang kala itu telah berumahtangga dan menunggu kelahiran anak pertama, menganjurkan Salim mencari  pasangan.
Kemunculan Mila, wanita yang hidup sendiri sebagai  tetangga baru di seberang rumah Salim, laksana memberikan harapan baru di kehidupan Salim. Meskipun terlihat mau membuka hati untuk Mila, dalam sebuah percakapan Salim menekankan jika ia hanya ingin menjadi suami dari seorang wanita.
Meskipun diperlihatkan kebahagiaan Nasya dan sang suami serta Salim dan Mila di meja makan, tapi itu bukan jaminan sebuah akhir bahagia. Atau adegan betapa nyamannya cucu Salim dalam gendongan Mila, juga tidak membuktikan hal tersebut.