Mohon tunggu...
Muzakkir Abdrahman
Muzakkir Abdrahman Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Muzakkir

Pemerhati Pertanian Domisili di sabang

Selanjutnya

Tutup

Nature

Cara Unik Petani Cot Labu Kendalikan Hama Monyet

30 Oktober 2019   09:00 Diperbarui: 30 Oktober 2019   09:03 995
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ketika hutan-hutan yang ada di lereng Cot Labu dibuka untuk lahan petanian, timbul masalah baru yaitu konflik antara petani dan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis). Monyet yang habitatnya memang di tempat tersebut kemudian dianggap hama karena memakan tanaman petani. Monyetpun kadang diburu dan dibunuh agar tidak mengganggu tanaman pertanian.

Pasti semua petani merasa tidak nyaman dan sangat terganggu dengan adanya hama perusak tanaman perkebunan milik mereka, salah satu hama yang mungkin lumayan sulit untuk dikendalikan ditanaman perkebunan adalah monyet alias sibeeen (Bahasa Aceh),  serangan monyet biasanya saat pagi hingga sore hari, atau malam saat terang bulan akan tetapi kita tak perlu takut, karena setiap hama atau Organisme Pengganggu Tanaman itu pasti ada cara mengendalikannya begitu juga dengan cara mengendalikan monyet ini.

"Monyet yang berjumlah puluhan itu memakan apapun tanaman yang kita tanam seperti pisang, pepaya, jagung, singkong atau sayuran", kata Zulfiadi, salah satu ketua kelompoktani yang berada di perbatasan Hutan Cot Labu gampong Aneuk Laot Kecamatan Sukakarya Kota Sabang Aceh.

Petani mencoba beragam cara untuk mengusir monyet-monyet itu. Ada yang menggunakan anjing sebagai penjaga kebun, memasang orang-orangan, hingga membunuhnya, namun tetap saja monyet itu menjadi gangguan bagi petani. Akhirnya banyak juga petani nan membekali diri dengan senapan untuk menembak monyet yang masuk keladang mereka.

Beruntung tidak semua petani mengusir monyet dengan cara menembaknya. Beberapa petani tersebut menciptakan alat yang terbuat dari pipa yang dikombinasikan dengan magnet dan percikan spirtus. Jika dipantik alat yang mirip senjata 'basoka' itu akan mengeluarkan bunyi menggelegar. "Bunyi yang keras dari senjata ini akan membuat monyet takut dan menyingkir, cara dengan suara ledakan itu salah satu jalan cukup efektif mengusir monyet", tapi tidak sampai membunuhnya".

Menurut Zulfiadi mengusir dengan suara tembakan meriam sipertus dan pemantik magnet untuk beberapa kali bisa menghalau hama monyet, namun mereka akan kembali serta sudah cerdas dalam memperhatikan hal-hal demikian, dari hasil pantauan ketua kelompoktani Beudoh Beusaree ini, monyet biasa mendatangi suatu lokasi atau kebun dibarisan depan adalah ketua rombongan nan berfungsi sebagai pemantau terhadap lokasi atau lahan yang akan dituju, baru kemudian di susul oleh partisan lainnya.

Berdasarkan pengalaman tersebut Zulfiadi mencoba membuat perangkap dari kawat yang dibentuk petakan empat persegi Panjang disatu sisi dibuatkan pintu dengan ditambah per bekas ayunan anak-anak untuk menarik pintu supaya tertutup otomatis dan didalamnya tidak lupa diberikan makanan pancingan buah pepaya atau pisang, karena dikebun tersebut ditanami pisang serta papaya.

Diawalnya perakitan berhasil terjerat dan lolos lagi karena pembuatan perangkap masih kurang sempurna juga atas upaya simonyet untuk keluar lewat pintu, kemudian disempurnakan pembuatan pintu melalui penambahan kawat agar bisa mengunci otomatis,  kemudian dipasang lagi perangkap pada jalur yang biasa dilalui akhirnya ketua rombongan memasuki jebakan tanpa bisa melarikan diri hanya meronta -- ronta dalam sangkar, langkah selanjutnya diambilkan sekaleng cat pilox warna merah kontras disemprotkan keseluruh badan monyet yang berada didalam sangkar perangkap tadi.

Monyet yang sudah berubah warna bulunya dari semula abu-abu menjadi merah dilepaskan dari sangkar perangkap kealam bebas langsung loncat dan berupaya untuk menghampiri robongan yang menunggu dipepohonan, seketika itu serempak monyet yang berada didahan dan ranting pohon mengambil langkah seribu menjauh dari monyet yang sudah berubah warna, karena mereka yang masih berwarna abu-abu beranggapan monyet yang warna merah adalah binatang buas yang sangat ditakuti, begitupun monyet yang sudah berubah warna terus mengikuti temannya yang kian berlari menjauhinya.

Setelah perlakuan ini Zulfiadi tidak melihat monyet yang menghampiri kebunnya lebih kurang selama enam bulan sehingga tanaman pepaya dapat dipanen dengan selamat begitu juga dengan pisangnya yang berbuah lebat dan bagus.

Kemudian pada bulan ketujuh kebun pisang itu mulai didatangi lagi oleh rombongan monyet dengan cara sama dimana terlebih dahulu yang memasuki lahannya adalah seekor saja, posisi bos yang dulu sudah digantikan oleh pemimpin baru serta tingkah tidak jauh beda dengan komandan yang sudah dicat dan dilepaskan terdahulu, bila ketua rombongan monyet ini mati akan digantikan oleh pengarah yang baru untuk menuju tempat yang tersedia makan buat mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun