Mohon tunggu...
muttaqien khalilulloh
muttaqien khalilulloh Mohon Tunggu... -

book writer

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mencoba Belajar Memahami Rahasia Wangsit Siliwangi

30 Juli 2015   14:05 Diperbarui: 11 Agustus 2015   23:39 15554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalian yang di sebelah barat! Carilah oleh kalian Ki Santang! Sebab nanti, keturunan kalian yang akan mengingatkan saudara kalian dan orang lain. Ke saudara sedaerah, ke saudara yang datang sependirian dan semua yang baik hatinya. (Mereka yang datang dari Barat adalah para tokoh sebelum Wali Songo, seperti Syeh Quro-Karawang yang berasal dari Makkah, Syeh Datuk Kahfi-Cirebon yang menjadi Guru Ki Santang, kelak keturunan mereka (Sunan Gunung Jati)akan banyak mengingatkan manusia, mereka merambah Nusantara)

Suatu saat nanti, apabila tengah malam, dari gunung Halimun terdengar suara minta tolong, nah itu adalah tandanya. (Gunung Halimun adalah wilayah Kab Bogor dan Kab Sukabumi sekarang, suara minta tolong pertanda Orang Sunda sudah sangat menderita, dan penderitaan itu terdengar hingga tengah malam)
Semua keturunan kalian dipanggil oleh yang mau menikah di Lebak Cawéné.
(Lebak Cawene adalah perumpamaan sebuah daerah berbentuk cekungan/mangkok raksasa, daerah ini adalah Kota Bandung, disini lah berkumpulnya semua Orang Sunda di seluruh Nusantara dan Dunia)
Jangan sampai berlebihan, (Pesta pernikahannya adakanlah dengan sederhana, mengundang anak yatim dan fakir miskin jangan sampai lupa, jangan berlebihan) sebab nanti telaga akan banjir! (akan terjadi banjir besar, bendungan jebol! Dan tanda-tanda akan jebol sudah dimulai dengan pengisian bendungan Jatigede)
Silahkan pergi! (Tinggalkan rumahmu) Ingat! Jangan menoleh kebelakang! (Jangan hiraukan lagi rumahmu yang bakal tenggelam karena air bah)

Kalian yang di sebelah utara!
Dengarkan! Kota takkan pernah kalian datangi, yang kalian temui hanya padang yang perlu diolah. (Orang Sunda takkan pernah masuk ke kota di Utara, mereka hanya akan berada di padang yang perlu diolah, itulah Karawang, Tangerang, Bekasi, Depok, lahan sawah di sekitar Ibukota). Keturunan kalian, kebanyakan akan menjadi rakyat biasa. (Terbukti orang Sunda susah masuk ke Ibukota). Adapun yang menjadi penguasa tetap tidak mempunyai kekuasaan. (Banyak tokoh Sunda yang menjadi pejabat, namun tidak punya kekuasaan sampai ke seluruh Nusantara). Suatu hari nanti akan kedatangan tamu (terbukti, Jabodetabek, Bandung dan Kota Besar di Jawa Barat dipenuhi oleh tamu dalam dan luar negeri, yang sekolah dan kuliah juga banyak), banyak tamu dari jauh (kawasan Puncak sekarang banyak dipenuhi orang-orang dari Timur Tengah), tapi tamu yang menyusahkan (terbukti sekarang para TKI mayoritas dari Jawa Barat, mereka dibawa para tamu ke luar negeri, dan di luar negeri para tamu membuat mereka menjadi susah, banyak TKI yang dihukum mati gara-gara tamu). Waspadalah!

Semua keturunan kalian akan aku kunjungi, (Prabu Siliwangi akan mengunjungi semua keturunannya) tapi hanya pada waktu tertentu dan saat diperlukan. Aku akan datang lagi, (Beliau akan kembali lagi) menolong yang perlu, membantu yang susah, tapi hanya mereka yang bagus perangainya.

Apabila aku datang takkan terlihat; apabila aku berbicara takkan terdengar. Memang aku akan datang tapi hanya untuk mereka yang baik hatinya, mereka yang mengerti dan satu tujuan, yang mengerti tentang harum sejati juga mempunyai jalan pikiran yang lurus dan bagus tingkah lakunya. (Yang bisa mengetahui kedatangan beliau hanya orang-orang makrifat yang sudah satu tujuan dengan beliau, karena beliau adalah salah satu wali yang sudah sampai derajat makrifat) Ketika aku datang, tidak berupa dan bersuara tapi memberi ciri dengan wewangian. (Beliau datang dengan wewangian, simbol akhlak yang mulia dan perangai dari ahli makrifat lah yang diizinkan bertemu beliau)

Semenjak hari ini, Pajajaran hilang dari alam nyata. Hilang kotanya, hilang negaranya. Pajajaran tidak akan meninggalkan jejak, selain nama untuk mereka yang berusaha menelusuri. (Kota dan kerajaan Pajajaran masih ada tapi di alam Ghaib saja, hanya manusia makrifat yang diizinkan Gusti Alloh yang bisa menyaksikannya) Sebab bukti yang ada akan banyak yang menolak! (Manusia akan banyak menolak jika ditunjukkan bukti, padahal sudah nyata! Kecuali manusia yang sudah makrifat, mereka bisa menerima bukti tersebut) Tapi suatu saat akan ada yang mencoba, supaya yang hilang bisa ditemukan kembali (para ahli makrifat akan mencoba menemukan yang hilang dari sejarah beliau). Bisa saja, hanya menelusurinya harus memakai dasar. (dasar disini adalah pemahaman yang benar akan syariat-thoriqot-hakikat-makrifat) Tapi yang menelusurinya banyak yang sok pintar dan sombong, dan bahkan berlebihan kalau bicara. (mereka belum sampai kepada thoriqot, hakikat dan makrifat dari urusan beliau, baru sampai di syariat saja, jika sudah tahu, maka akan banyak diam dan tidak merasa pintar, apalagi sampai sombong dengan ilmunya)

Suatu saat nanti akan banyak hal yang ditemui, sebagian-sebagian. (Ilmu yang diterima tidak utuh, hanya sebagian-sebagian saja) Sebab terlanjur dilarang oleh Pemimpin Pengganti! (Akan muncul pemimpin yang membuat banyak larangan, zaman Belanda, Jepang terbukti adanya) Ada yang berani menelusuri terus menerus, tidak mengindahkan larangan (menunjukkan sifatnya yang keras hati, larangan kerap diterjang), mencari sambil melawan (menunjukkan sifatnya yang keras kepala), melawan sambil tertawa (menunjukkan sifatnya yang mudah tertawa, dalam sikap yang keras kepala). Dialah Anak Gembala (Anak gembala adalah simbol ketekunan, kesabaran membimbing manusia) Rumahnya di belakang sungai (rumahnya tidak jauh dari sungai), pintunya setinggi batu (sosok orangnya tinggi), tertutupi pohon handeuleum dan hanjuang (Banyak tanaman hias).

Apa yang dia gembalakan? Bukan kerbau bukan domba, bukan pula harimau ataupun banteng. Tetapi ranting daun kering dan sisa potongan pohon. (si anak gembala pekerjaannya mengumpulkan daun kering dan sisa potongan pohon di halamannya, ini menunjukkan si anak gembala hidup di perkotaan bukan di pedesaan, daun kering adalah simbol kertas dan pohon adalah simbol pena, si anak gembala sangat ahli dalam tulis menulis, mengumpulkan tulisan di sana sini) Dia terus mencari, mengumpulkan semua yang dia temui. (hobby si anak gembala itu mencari, dan mengumpulkan potongan-potongan puzzle teka-teki tentang Prabu Siliwangi dan Kerajaannya, lalu disusun enjadi satu) Tapi akan menemui banyak sejarah/kejadian (si anak gembala akan menyaksikan banyak sejarah, ia senang sekali dengan sejarah, dan juga bertemu dengan sejarah pada zamannya), selesai jaman yang satu datang lagi satu jaman yang jadi sejarah/kejadian baru, setiap jaman membuat sejarah. setiap waktu akan berulang itu dan itu lagi. (Sejarah akan berulang, maka Presiden Soekarno berpesan dengan JASMERAH, Jangan sekali-kali melupakan sejarah!!! Sebab sejarah akan berulang kembali)

Dengarkan! yang saat ini memusuhi kita, akan berkuasa hanya untuk sementara waktu. Tanahnya kering padahal di pinggir sungai Cibantaeun dijadikan kandang kerbau kosong. Nah di situlah, sebuah nagara akan pecah, pecah oleh kerbau bule, yang digembalakan oleh orang yang tinggi dan memerintah di pusat kota. semenjak itu, raja-raja dibelenggu. Kerbau bule memegang kendali, dan keturunan kita hanya jadi orang suruhan. Tapi kendali itu tak terasa sebab semuanya serba dipenuhi dan murah serta banyak pilihan. (Ini bukti para penjajah Belanda/Bule akan datang ke Tanah Sunda, raja-raja tak punya kuasa sudah terbukti, karena di bawah kendali penjajah, sifatnya hanya sementara saja mereka berkuasa)

Semenjak itu, pekerjaan dikuasai monyet (monyet adalah simbol manusia yang tak pernah puas dan tak mau bersyukur). Suatu saat nanti keturunan kita akan ada yang sadar, tapi sadar seperti terbangun dari mimpi. (Banyak orang Sunda yang sadar siapa mereka sebenarnya, setelah dibuai mimpi dan merekapun terbangun dari tidur panjangnya) Dari yang hilang dulu semakin banyak yang terbongkar. (Manusia mulai mencari rahasia masa lalu tentang Pajajaran, satu per satu terbuaka rahasia) Tapi banyak yang tertukar sejarahnya, (banyak kejadian sejarah yang bukan sebenarnya ditulis) banyak yang dicuri bahkan dijual! (banyak budaya kita yang dicuri orang luar, lagu daerah kita dan makanan, serta orang sunda sendiri banyak dijual, dijadikan budak nafsu di luar negeri) Keturunan kita banyak yang tidak tahu, bahwa jaman sudah berganti! (Banyak orang Sunda yang tidak mengikuti zaman yang sudah banyak berubah) Pada saat itu geger di seluruh negara. Pintu dihancurkan oleh mereka para pemimpin, tapi pemimpin yang salah arah! (banyak terjadi perubahan di dunia menuju arah yang tak jelas, di timur dan barat sudah terlihat)

Yang memerintah bersembunyi, pusat kota kosong, kerbau bule kabur. (inilah kondisi saat penjajah lari, sewaktu Indonesia Merdeka) Negara pecahan diserbu monyet! (Soekarno berkata : Perjuanganku lebih ringan, karena mengusir penjajah, perjuangan kalian lebih berat, karena menghadapi bangsa sendiri. Bangsa sendiri banyak yang rakus dengan harta di negara ini)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun