Mohon tunggu...
Mutiara SariAsih
Mutiara SariAsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo! Saya Mutiara Sari Asih, merupaka mahasiswa aktif Universitas Pamulang jurusan Akuntansi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Isu Sosial Kemasyarakatan yang Timbul Setelah Pemilu

24 Maret 2024   09:25 Diperbarui: 24 Maret 2024   09:25 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pemilihan umum (Pemilu) merupakan momen penting dalam kehidupan demokrasi suatu negara, di mana rakyat memiliki kesempatan untuk memilih wakil mereka dalam pemerintahan. Namun, pesta demokrasi ini tidak serta merta menyelesaikan berbagai isu kemasyarakatan yang ada. Justru, beberapa isu dikhawatirkan akan semakin memanas pasca pemilu, dan perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak. Artikel ini mengulas dinamika isu-isu tersebut setelah pemilu, termasuk polarisasi politik, persatuan nasional, ketidakpuasan publik, dan partisipasi politik. Analisis ini bertujuan untuk memahami dampak pemilu terhadap masyarakat serta tantangan dan peluang yang muncul dalam upaya membangun negara yang lebih demokratis dan inklusif.

1. Polaritas Politik

Salah satu isu utama yang muncul pasca-pemilu adalah polarisasi politik yang meningkat. Polarisasi politik adalah fenomena yang terjadi di banyak negara, termasuk Indonesia, dan ditandai oleh adanya perbedaan pendapat yang tajam antara kelompok-kelompok politik, sehingga sulit untuk mencapai konsensus. Kontestasi politik selama masa kampanye sering kali memperkuat perpecahan di antara kelompok-kelompok masyarakat. Polarisasi politik dapat berdampak negatif terhadap masyarakat, seperti meningkatnya konflik sosial, menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, dan terhambatnya Pembangunan. Penyebab polarisasi politik dapat berasal dari perbedaan ideologi, kepentingan, atau cara pandang kelompok-kelompok politik.

2. Kekerasan Politik

Setelah pemilu, salah satu isu sosial kemasyarakatan yang seringkali muncul adalah kekerasan politik. Kekerasan politik adalah kekerasan yang dilakukan untuk mencapai tujuan politikal. Kekerasan politik meliputi spectrum yang luas, mulai dari kekerasan individual atau kelompok sebagai aksi unjuk rasa atau proses, pemberontakan spontan dan terorisme. ekerasan politik dapat disebabkan oleh beberapa hal sebegai berikut:

  • Ketidakpuasan terhadap hasil pemilu atau perasaan ketidakadilan dalam proses politik dapat memicu kerusuhan atau demonstrasi massa. Demonstrasi ini bisa menjadi bentuk ekspresi politik yang sah, tetapi bisa juga berubah menjadi kekerasan jika tidak dikelola dengan baik.
  • Persaingan politik yang keras dan polarisasi ideologis dapat memicu konflik antar kelompok atau komunitas. Konflik ini dapat melibatkan bentuk-bentuk kekerasan fisik, seperti bentrokan antar pendukung politik yang berbeda atau serangan terhadap anggota kelompok minoritas.
  • Politisi, kandidat, dan aktivis politik sering menjadi sasaran intimidasi atau kekerasan oleh lawan politik atau kelompok-kelompok yang tidak setuju dengan pandangan politik mereka. Ini dapat mencakup ancaman, serangan fisik, atau bahkan pembunuhan.
  • Hasil pemilu yang kontroversial atau perasaan ketidakpuasan yang mendalam dapat memperkuat kelompok-kelompok ekstremis politik. Kelompok-kelompok ini dapat menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuan politik mereka, termasuk terorisme dan tindakan kekerasan lainnya.

3. Ketidakpercayaan Terhadap Demokrasi

Ketidakpercayaan terhadap demokrasi adalah isu yang serius setelah pemilu, terutama jika proses pemilihan diwarnai oleh kontroversi atau kecurangan. Berbagai faktor bisa menyebabkan masyarakat kehilangan kepercayaan terhadap sistem demokrasi. Ketidakpercayaan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kekerasan politik, korupsi, dan kesalahan dalam proses pemilu. Untuk mengurangi ketidakpercayaan terhadap demokrasi, perlu dilakukan pengembangan komunikasi berdemokrasi, peningkatan kesadaran politik, dan peningkatan kemampuan komunikasi antar stakeholders. Selain itu, perlu dilakukan pengawasan dan penegakan hukum terhadap korupsi dan praktik-praktik yang tidak demokratis dalam demokrasi

4. Ketidakpastian Ekonomi

Ketidakpastian ekonomi setelah pemilu dapat timbul karena perubahan kebijakan yang mungkin dilakukan oleh pemerintah yang baru terpilih atau terbentuk. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan ketidakpastian ekonomi setelah pemilu meliputi:

  • Pemerintahan yang baru mungkin akan mengubah kebijakan ekonomi, termasuk kebijakan fiskal, moneter, dan perdagangan.
  • Investor dan pelaku bisnis cenderung berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi atau pengeluaran setelah pemilu, terutama jika terjadi perubahan signifikan dalam kebijakan atau pemerintahan.
  • Pasar keuangan seringkali bereaksi terhadap hasil pemilu, terutama jika hasilnya tidak sesuai dengan harapan atau jika ada ketidakpastian politik yang muncul setelah pemilu. Hal ini bisa mengakibatkan volatilitas harga saham, mata uang, dan komoditas.
  • Ketidakpastian tentang kemampuan pemerintah untuk mengelola ekonomi dapat memengaruhi kepercayaan pasar dan investor.
  • Konsumen juga dapat merasa tidak pasti tentang masa depan ekonomi setelah pemilu, terutama jika ada kekhawatiran tentang dampak kebijakan baru terhadap harga barang, lapangan kerja, atau daya beli mereka.

5. Migrasi dan Pengungsian

Migrasi dan pengungsian setelah pemilu bisa menjadi isu yang signifikan terutama Hasil pemilu yang kontroversial atau konflik politik yang berkepanjangan dapat menciptakan kondisi di mana keamanan dan stabilitas masyarakat terancam, hal ini mendorong orang untuk memilih bermigrasi atau mengungsi dari daerah mereka. Kemudian pemerintahan baru yang terpilih atau terbentuk setelah pemilu mungkin mengubah kebijakan migrasi yang ada, baik memperketat atau melonggarkan aturan imigrasi. Hal ini dapat mempengaruhi keputusan orang untuk bermigrasi atau mengungsi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun