Mohon tunggu...
Nurul Mutiara R A
Nurul Mutiara R A Mohon Tunggu... Freelancer - Manajemen FEB UNY dan seorang Blogger di www.naramutiara.com

Seorang Perempuan penyuka kopi dan Blogger di http://www.naramutiara.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Menunda Menikah, Jalan Tengah Ketika Belum Siap Mental dan Finansial

11 Maret 2024   12:30 Diperbarui: 12 Maret 2024   01:15 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belum menikah bukanlah aib (ilustrasi: Pixabay/452345) 

Tahun 2023, angka pernikahan di Jepang mencapai titik terendah selama 90 tahun terakhir, yaitu sebanyak 489.281 pernikahan. Padahal jumlah orang meninggal di Jepang terus meningkat yaitu lebih dari 1,59 juta jiwa. Bila kondisi ini tak mendapat solusi tepat, Jepang akan kehilangan banyak penduduknya.

Beberapa alasan orang Jepang dan Korea Selatan tak mau menikah,

Pertama. Soal karier. Begitu kerasnya persaingan di Jepang dan Korea Selatan membuat anak-anak muda Jepang fokus ke karier ketimbang menikah.

Kedua. Masih ada anak-anak muda yang menjadi generasi sandwich sehingga mereka lebih memilih mengurus orangtua atau saudara terlebih dahulu.

Ketiga. Biaya hidup di Jepang dan Korea Selatan yang semakin mahal, sehingga menjalin hubungan dianggap beban.

Keempat. Beberapa anak muda Jepang dan Korea Selatan mengalami masalah komunikasi dan bersosialisasi dengan lawan jenis.

Itulah 4 alasan yang mendasari anak-anak muda di Jepang maupun di Korea Selatan enggan untuk menikah. Besarnya tantangan hidup ala negara maju membuat mindset tentang pernikahan berubah.

"Lalu, bagaimana dengan di Indonesia?"

Menurut data BPS yang dinukil dari RRI.co.id, angka pernikahan di Indonesia pada 2021 sebesar 1.742.049, kemudian pada 2022 turun menjadi 1.705.348, dan pada 2023 kembali turun 1.577.255.

Kok Indonesia juga mengalami penurunan pernikahan ya? Mungkinkah anak-anak muda Indonesia juga mengalami problematika yang sama seperti di dua negara Asia Timur tersebut? 

Yup, bisa jadi. Alasan finansial, masih menjadi generasi sandwich, trauma masa lalu hingga mental belum stabil mungkin saja penyebab angka pernikahan menurun 3 tahun belakangan. 

Mengapa Kesiapan Mental dan Finansial Dibutuhkan? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun