Mohon tunggu...
Mutiara Margaretha Yaletha
Mutiara Margaretha Yaletha Mohon Tunggu... makhluk hidup yang menempati sepetak tanah

be myself and here i am •.• kawasan bebas polusi

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Tradisi "Diskusi Malam" Selama Ramadan

20 Maret 2024   20:50 Diperbarui: 20 Maret 2024   20:54 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koleksi pribadi diolah melalui Canva

Lingkungan yang paling dekat dengan kita adalah keluarga. Keluarga juga menjadi tempat kita tumbuh dan kembali. Maka dari itu, saya akan sedikit mengulas tradisi yang digelar secara rutin di bulan berkah ini.

Keluarga saya mempunyai tradisi yang tidak boleh ditinggalkan selama ramadan, tradisi turun temurun yang selalu kami lakukan di malam hari menjelang tidur. Berhubung anggota keluarga saya tersebar di berbagai tempat, tradisi ini kami lakukan secara online. Tradisi ini kami namakan dengan "Diskusi Malam".

Sesuai namanya, kami sekeluarga melakukan sharing kegiatan yang kami lakukan selama ramadan pada malam hari sebelum tidur. Tradisi kecil-kecilan ini bertujuan untuk mengevaluasi progres kami selama bulan puasa.

Ayah dan adik semata wayang saya berada di Depok, mamah berada di Jakarta Selatan dan saya sendiri berada di Asrama. Tahun-tahun sebelumnya, kami berdiskusi sambil nobar (nonton bareng) film yang bisa kami tonton bersama. Akan tetapi, 2 tahun ini kami sekeluarga terpisah oleh jarak sehingga kami memutuskan untuk tetap berdiskusi walaupun via online.

Bahan-bahan diskusi kami biasanya akan dimulai dengan pertanyaan "udah pada selesai salat teraweh belum nih?" dan dilanjut dengan pertanyaan pembuka lainnya. Pertama-tama, ayah dan mamah akan bertanya mengenai kegiatan apa saja yang sudah saya lakukan dan apa yang beda dari hari sebelumnya, karena keluarga kami sangat memegang prinsip "barang siapa yang hari ini  lebih baik dari hari kemarin, maka ia adalah orang yang beruntung, dan barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia adalah orang yang merugi."

Setelah kami selesai melakukan ritual suci tersebut, kami akan membaca niat puasa bersama-sama. Dan sebagai penutup diskusi hangat kami itu, kami -saya dan adik saya- akan meminta maaf kepada orang tua kami dan setelah itu kami kembali pada aktivitas masing-masing.

Dari tradisi kecil-kecilan ini saya dapat belajar banyak hal tentang kehidupan. Dan saya berharap agar di masa depan nanti, tradisi ini akan terus berlanjut dan menurun ke anak-anak saya nanti.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun