Selain itu, jika ada peserta yang kondisinya memerlukan penanganan lebih lanjut, tim Posyandu Jiwa akan merujuk mereka ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap. "Jika ada peserta yang membutuhkan perawatan lebih intensif, kami akan rujuk ke layanan kesehatan yang lebih memadai, seperti rumah sakit jiwa atau puskesmas yang memiliki fasilitas lebih lengkap," tambah Rahmad.
Meskipun program Posyandu Jiwa ini telah berhasil membawa perubahan positif bagi sebagian peserta, masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Salah satu tantangan terbesar adalah stigma masyarakat terhadap penderita gangguan jiwa, yang sering kali menyebabkan mereka merasa terisolasi. Melalui program ini, tim Posyandu Jiwa berharap bisa mengubah pandangan masyarakat dan memberikan harapan bagi penderita gangguan jiwa untuk bisa hidup lebih baik.
Posyandu Jiwa di Desa Bedali tidak hanya menjadi program kesehatan mental, tetapi juga menjadi model bagi desa-desa lain yang ingin mengembangkan program serupa. Dengan dukungan yang konsisten dari Puskesmas dan berbagai pihak, diharapkan program ini terus berjalan dan memberikan manfaat bagi masyarakat. Bagi Desa Bedali, Posyandu Jiwa merupakan langkah kecil namun berarti dalam meningkatkan kualitas hidup warganya, terutama mereka yang membutuhkan perhatian khusus dalam aspek kesehatan mental.
Penulis : Mutiara Mujahidah Hanifah, Riska Dwi Istiqomah
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI