Mohon tunggu...
Mutiara RMatondang
Mutiara RMatondang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Hi, saya Mutiara Matondang. Lahir dan besar di Kota Medan. Saya senang menulis dan berkhayal.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anggun Jelita

13 Januari 2024   13:20 Diperbarui: 13 Januari 2024   13:27 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

[Udah makan malam, Dek?]

[Udah, Kak Dit. Kakak udah makan?]

[Udah, Sayang.]

Semenit. Dua menit. Hingga lima menit kemudian, tak kunjung balasan darinya kuterima, padahal dua centeng sudah berwarna biru pertanda pesan sudah dibaca.

Khawatir ia marah dan menjauh dariku, akhirnya mengirim pesan kembali

[Maaf, Dek, kakak udah lancang.]

Rasa sesal muncul di dalam hati.

Keesokan harinya, aku tak mendapatkan balasan apapun darinya. Dia benar-benar marah ternyata. Tak menyerah begitu saja, kembali kukirim chat kepadanya.

[Dek, besok ada waktu luang, gak?]

[Dek, besok kita ketemu di kafe dekat taman kota, ya. Sekitar jam dua siang.]

[Kakak mau ngomong sesuatu ke Adek]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun