Mohon tunggu...
Mutia AH
Mutia AH Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Fiksi

Menulis yang ringan dan positif

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Rusmini Nama Gadis Itu

8 Mei 2020   10:44 Diperbarui: 19 Januari 2021   20:39 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
neurosciencenews.com

Jika melihat seorang gadis duduk di pinggir jalan depan sebuah rumah mewah tersenyum dan kau tak tahu siapa dia. Dapat dipastikan kau orang baru di kampung ini. Karena seluruh warga sini pasti tahu siapa gadis itu.

Namanya Rusmini, tetapi sering dipanggil Ringkel. Ia adalah gambaran kekuasan Tuhan yang tak bisa dilawan. Meskipun kehidupannya tidak diinginkan, gadis itu tetap hidup hingga dua puluh tahun kemudian.

Sejak dari kandungan, Ringkel tidak asing dengan minuman beralkohol, karena ibunya sering kali didapati warga tengah mabuk di jembatan ujung desa, ironisnya ia mabuk bersama suaminya.

Seharusnya bayi baru lahir digendong dan diadzani oleh ayahnya. Akan tetapi Ringkel justru ditinggal mati, ironisnya kematiannya disebabkan overdosis narkoba.

Sementara ibunya pergi bersama pria kaya dan tak tahu rimbanya hingga kini. Ringkel pun hidup bersama nenek dan kakeknya yang tak pernah menginginkan kehadirannya bahkan sejak ia belum lahir ke dunia.

Sebagai manusia yang tak diinginkan kehadirannya. Sejak usia dua tahun Ringkel telah dituntut untuk mandiri dan dewasa. Ia sering ditinggal oleh nenek dan kakeknya ke sawah seharian. Herannya Ringkel tak pernah menangis, dan bersuara hingga tetangga tak pernah tahu ada anak umur dua tahun berada di rumah sendirian.

Baru umur tiga tahun Ringkel bisa jalan, hanya bisa merangkak, kemudian tiduran. Itulah alasan nama Ringkel menjadi nama panggilannya.

Lambat laun, warga pun mulai paham. Bukan karena anteng Ringkel tak pernah menangis, tetapi gadis itu memang bisu dan tuli. Mungkin pengaruh alkohol yang sering ia konsumsi di dalam perut ibunya dulu.

Ada untungnya Ringkel lahir menjadi cucu Eyang Sugih meskipun tidak diharapkan setidaknya ia tetap dihormati warga. Segala kebutuhan hidup pun tercukupi kecuali satu, yaitu kasih sayang.

Meskipun ia lahir dan hidup tanpa kasih sayang, Ringkel sangat penyayang, ia sering kali terlihat memberi makan dan menimang-nimang kucing liar yang berkeliaran di jalan.

Bukan hanya itu, Ringkel juga kerap membantu tetangganya, meski tak dibutuhkan. Seperti menyiram bunga di halaman hinggga pohon pisang dibelakang rumah, dengan satu imbalan uang kertas pecahan terkecil. Akan tetapi itu kelakuannya saat masih berumur sepuluh tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun