2. Membangun support system di sekitar individu yang mengalami self harm, dengan menjadi pendengar yang baik, juga menerapkan komunikasi yang menunjukkan empati, kepedulian dan tidak menghakimi.
3. Menyarankan individu dengan self harm untuk mendapatkan pendampingan psikologis dari ahli kesehatan mental seperti psikolog atau psikiater.
Sebagai penutup dan pengingat, kita manusia akan selalu berhadapan dengan masalah-masalah dalam kehidupan. Tapi yakinlah, Allah memberikan ujian pada manusia sesuai dengan kemampuannya. Karena Allah yang paling tahu seberat apa beban yang bisa diangkat oleh setiap diri. Karena Allah telah memberikan potensi pada manusia agar mampu menyelesaikan permasalahan. Â Yakinlah bahwa pada setiap permasalahan yang hadir, ia hadir bersama solusinya. Karena Allah sudah berjanji:
Faa inna ma'al usri yusroo
Inna ma'al usri yusroo
Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan,
Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.
Sumber:
Skegg K. (2005). Self-harm. Lancet (London, England), 366(9495), 1471–1483. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(05)67600-3
Widyawati, R. A., & Kurniawan, A. (2021). Pengaruh Paparan Media Sosial Terhadap Perilaku Self-harm Pada Pengguna Media Sosial Emerging Adulthood. Buletin Riset Psikologi Dan Kesehatan Mental (BRPKM), 1(1), 120–128. https://doi.org/10.20473/brpkm.v1i1.24600