Mohon tunggu...
Lagi Rame!
Kontroversi di Balik Kebijakan Tapera
Manfaat Tapera dan Suku Bunga 5 Persen
Tapera, Solusi atau Potensi Masalah Baru?
Kesegaran Bisnis Es Teh Jumbo Khas Solo
Mengapa Panti Jompo Bukan Budaya Bangsa Indonesia?
Plus Minus Menitipkan Orangtua di Panti Jompo
Kamu pasti suka!
Muthakin Al Maraky
Muthakin Al Maraky Mohon Tunggu... Guru - Relawan di Komunitas Literasi Damar26 Cilegon

Tukang ngelamun yang mencintai buku

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pagi di Sudut Pasar

19 November 2023   06:38 Diperbarui: 19 November 2023   06:55 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alone Boy (Sumber Gambar:  Image by pixabay)
Alone Boy (Sumber Gambar:  Image by pixabay)
Alone Boy (Sumber Gambar:  Image by pixabay)
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tarhim selesai dikumandangkan
Gelap masih menyelimuti
Ratusan pasang kaki mulai memadati
Lama duduk termenung
Ia bangkit mengelilingi pasar
Tisue..  tisue.. tisue..
Bocah lusuh itu menjajakan barang dagangannya
Matahari naik meninggi
Cahanyanya menyebar menerangi
Tak ada satu pun tisue terjual
Ia kembali duduk termenung
Dalam batinnya, "adakah hari ini yang menginginkan tisue untuk menyeka nasibku?"


Merak, 19 November 2023


Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
TAG

fiksiana

fiksi

puisi
Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Batalkan Laporkan
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Akun Terverifikasi
Diberikan kepada Kompasianer aktif dan konsisten dalam membuat konten dan berinteraksi secara positif.
Pelajari selanjutnya.