Mohon tunggu...
Musfiq Fadhil
Musfiq Fadhil Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Abdul Hamma

Lulusan Ilmu Kesehatan Masyarakat - Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ketukan Misterius

24 Oktober 2020   12:28 Diperbarui: 24 Oktober 2020   12:43 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketukan aneh - Dokumen pribadi

Sial! Bunyi tembok terhantam itu hampir saja membuat jantungku loncat. Mahluk sialan, sudah pagi gini kok masih saja menggangguku! Jengkelin banget sih, ini tidak bisa kalau terus dibiarkan!

Akhirnya kekesalanku atas semua gangguan itu sudah memucuk melebihi rasa takutku. Aku kemudian memberanikan diri untuk memeriksa kamar sebelah aku penasaran seperti apa wujud mahluk kurang ajar itu. 

Ku intip-intip dari sela-sela gorden jendela, matakau menjelajah ke segala sudut kamar kosong itu. Remang-remang kulihat lemari terbuka, pakaian berserakan, kasur berantakan, dan sebuah kursi tergeletak rebah di tengah-tengah.

Bwaaaa!!

Kayako- kredit: Pioneer LDC, Nikkatsu Corpotation
Kayako- kredit: Pioneer LDC, Nikkatsu Corpotation

Buseet! Sesosok perempuan berambut panjang tiba-tiba nongol mengagetkanku yang sedang fokus menelisik dari jendela. 

Sosok itu menempel di dinding, wajahnya pucat, tatapan mata merahnya tajam, bibir biru dan giginya menyeringai menertawakanku. 

khi...khi..khi  khiiii....khi....

Uwaaa! Tanpa pikir panjang aku langsung berteriak keras dan mengambil langkah seribu menjauh dari kamar kosong itu.

Aku lari telanjang kaki menyusuri becek menuju rumah Pak kos yang terletak 500 meter dari kos-kosanku. "Pokokmen Pak Kos harus menjelaskan mahluk apa itu!"

Hh.. Pak! Kok ndak bilang kalau kosanmu iku berhantu! Aku moh tinggal disitu sampai setahun ke depan. Aku ndak mau lagi ngekos ditempatmu! Sini kembalikan duitku!"

Sek to... Tarik nafas alon-alon. Sabar, Mbak

Sabar-sabar jengotmu kui! Pantesan kosane sepi tur murah. Owalah tenyata ada demite!

Nganu.. Mbak, Ra popo Kok. Si Hayati cuma mau kenalan saja. Besok juga ndak ganggu lagi dia.

Hayati? Ya nek pingin kenalan carane rak ngono to. Masa gawe jantungku copot, Rak duwe akhlak nek ngono kui!

Haha... Mbake Lucu. Jenenge setan yo ndak duwe ahlak

Wis. Jangan mengalihkan obrolan! Saiki jelaske sapa kui Hayati kenapa kok bisa ada di situ dan pagi-pagi gini masih saja mengganggu! Sebel aku!

Tenangke pikirmu, Mbak. Sepuluh tahun lalu, Hayati ngekos di kamar itu. Dia mahasiswi cantik yang punya pacar seorang aktifis demo di kampus. Saban wengi, kerjaan Hayati pacaran terus diapeli si aktifis itu.

Njur, pada suatu hari hubungan asmarane diputus. Pacare minggat. Usut punya usut, si Hayati ternyata kebobolan. Dia hamil, Mbak

Sejak saat itu Hayati Depresi. Seminggu dia ndak pernah keluar dari kamar. Saya dan para penghuni kos curiga. 

Akhire, pada malam itu saya dobrak pintu kamarnya. Ternyata, Hayati sudah mati kaku. Mulutnya berbusa, mungkin karena habis nenggak racun kecoa, Mbak.

Nah, sakbare kui arwah si Hayati bergentayangan di kamar itu. Saya jadi rugi besar karena penghuni kos pada kabur dan tidak ada lagi yang mau ngekos di tempatku.

Aku yo meh kabur, Pak! Aku ketipu wis mbayar setahun full. Sini kembalikan duitku, Pak!

Jangan to, Mbak! Duitmu sudah saya pakai buat bayar tagihan anak-anakku yang lagi mondok.

Rak Urus! Sini balikin, Pak!

Aduh, Mbak. Sebenere Hayati itu ndak ganggu. Itu cuma cara Hayati berkenalan sama penghuni baru, Mbak

Ini udah hari ketiga, Mbak. Biasanya dia berkenalan cuma tiga hari. Saya jamin dia ndak bakal ganggu lagi. 

Mboh, kapok aku! Pokokmen sini balikin duitku aku mau pindah!

Tulunglah, jangan gitu. Mbak sekarang balik ke kos lagi saja. Hayati sudah pergi, tidak akan gangguin Mbak lagi. Sudah aman. 

Sumpah! nih Potong jari saya saja ndak papa kalau si Hayati masih mengganggu. Tanya saja itu Mbak Katingmu, dulu dia ketakutan seperti kamu, nyatanya sudah dua tahun dia betah tinggal di sana

Aku orangnya tidak tegaan. Melihat muka nelangsa Pak Kos memohon aku mengurungkan untuk menagih duit kembali dan menahan untuk tetap tinggal di kos itu, akhirnya aku terpaksa tetap melanjutkan tinggal di kos itu meski masih trauma.

Awas saja kalau si Hayati masih mengganggu! Beneran deh kupotong itu jari-jari Pak Kos!

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun