Mohon tunggu...
Musfiq Fadhil
Musfiq Fadhil Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Abdul Hamma

Lulusan Ilmu Kesehatan Masyarakat - Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kartini Mengajarkan Wanita untuk Curhat dengan Tulisan, Bukan dengan Ngerumpi dan Foto Selfie

23 April 2020   22:16 Diperbarui: 23 April 2020   22:21 882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu bagaimana dengan wanita-wanita masa kini, yang digadang-gadang sebagai sosok pengganti Kartini. Sudahkah mereka mencontoh perjuangan Kartini dengan gemar menulis?

Saya rasa tidak.

Dari hasil riset kecil saya terhadap sepuluh teman wanita berusia belasan hingga dua puluhan tahun, hanya dua orang saja yang gemar menuliskan curahan hati dan pikiran  ke dalam sebuah tulisan di buku harian, sosial media, dan blog.

Delapan orang lainnya beranggapan bahwa menuliskan perasaan dan gagasan dalam sebuah essai, surat, atau bentuk-bentuk tulisan lain adalah kegiatan yang merepotkan dan justru hanya menambah beban pemikiran. 

Mereka lebih gemar mengekspresikan hati dan pikiran mereka dengan berfoto selfie dengan raut sesuai keadaan perasaan mereka. Dalam memberikan caption foto selfie yang mereka unggah, sering sekali hanya satu kata atau emotikon yang tidak bisa memberikan gambaran jelas apa yang sedang ingin mereka sampaikan dari foto selfie yang dibagikan. Titik dua kurung, titik dua bintang, sedih, senang, bahagia, hanya itu saja tulisan yang menyertai. 

Mereka juga lebih senang berbagi perasaan dengan bervideo selfie di tiktok dengan iringan musik yang tidak jelas antara sedih atau bahagia.


Selain itu, mereka juga lebih suka jika melakukan kegiatan ngerumpi dengan teman karibnya untuk saling tukar perasaan dan pemikiran. Berbagi gagasan dengan mengobrol secara langsung atau via telepon dengan teman dekat menurut mereka sangat melegakan perasaan.

Memang perkembangan zaman membuat kita lebih mudah mencurahkan perasaan dengan berselfie, bertiktok dan ngerumpi dengan teman. Tetapi ketiga kegiatan curhat itu saya rasa tak akan berdampak besar bagi banyak orang.

Memperingati hari Kartini, saya kira tak selalu soal emansipasi. Peringatan hari Kartini yang diadakan setiap tahun sepatutnya dijadikan sebagai momen bagi wanita untuk gemar menulis. Hari Kartini adalah momen bagi kita untuk membangkitkan semangat kita dalam berliterasi.

Duhai perempuan masa kini, jadilah seperti Kartini, buatlah curhatan hati yang abadi. Bukan lewat berselfie atau ngerumpi. Tetapi dengan menulis dan buatlah orang yang membaca tulisanmu terinspirasi.

Penutup

Oiya, selain menulis curhatan hati kepada sahabat pena dan koran, dalam kondisi terkurung di dalam rumah, Kartini juga gemar membaca buku-buku yang disediakan Ayahandanya setiap hari. Kebetulan di bulan April ini  juga ada momen memperingati hari buku sedunia, maka jika ingin menjadi seperti Kartini, banyak-banyaklah membaca buku ya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun