Mohon tunggu...
Musfiq Fadhil
Musfiq Fadhil Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Abdul Hamma

Lulusan Ilmu Kesehatan Masyarakat - Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kisah "Tegal Lockdown", Malam Pertama yang Mantap di Tempat Gelap

31 Maret 2020   05:07 Diperbarui: 31 Maret 2020   07:42 8452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu sudut Kota Tegal Di Malam Hari | Dokumentasi HP Bututku

Kondisi Kota Tegal tidak semengerikan dan mencekam seperti apa yang dilakukan oleh bangsa Eldian dalam seri Anime AOT itu.

Memang saat ini ruas-ruas jalan daerah di Kota Tegal telah ditutup “Tembok” Movable Concrete Barrier (MCB), tetapi pergerakan keluar-masuk oleh warga Kota Tegal/warga luar kota Tegal masih bisa dilakukan.

Pemasangan MCB di ruas-ruas jalan | dok. pribadi
Pemasangan MCB di ruas-ruas jalan | dok. pribadi

Hanya saja pergerakan itu dibatasi dengan adanya penjaga “gerbang tembok”  yang bertugas memeriksa kondisi kesehatan dan keperluan apa yang menjadi alasan seseorang ingin keluar atau masuk wilayah Kota Tegal.

Depan Dinkes Kota Tegal, salah satu
Depan Dinkes Kota Tegal, salah satu "Gerbang" masuk keluar kota Tegal dan tempat Skrining bagi Perantau | dok. pribadi

Jadi sebenarnya warga tidak benar-benar terkurung, mereka tetap bisa beraktivitas. Tetapi karena pembatasan-pembatasan yang merepotkan itu, ditambah dengan kesan mencekam kata “lockdown” membuat banyak warga menyadari itu sehingga mereka enggan untuk beraktivitas di luar.

Alhasil yang terjadi saat ini adalah jalan-jalan di sepanjang Kota Tegal menjadi sepi dan keramaian-keramaian tidak terlihat lagi. Mantul, Mantap Betul, bukan? Hehe.

Suasana Ruang Pantau Lockdown di Malam Hari | dok. pribadi
Suasana Ruang Pantau Lockdown di Malam Hari | dok. pribadi

Malam Pertama yang Mantap

Sejak tanggal 30 Maret, Pemkot Tegal mulai memasang MCB di setiap ruas jalan Kota Tegal (kecuali jalan Provinsi dan Nasional).

Dalam spanduk dan billboard yang terpasang, ada dua istilah dari yang digaungkan oleh Pemkot dari kegiatan penutupan ruas-ruas jalan tersebut yaitu local lockdown dan isolasi wilayah. Keduanya saya kira sama saja, yaitu untuk membatasi pergerakan masyrakat beraktivitas di luar rumah.

Dalam artikel ini izinkan saya untuk menceritakan suasana pada saat malam pertama setelah peresmian lockdown (30/3) kemarin.

Lho kok cerita suasana malam hari, kenapa bukan cerita kondisi siang hari saja, Mas?

Ya suka-suka saya dong. Karepe Nyong lah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun