Mohon tunggu...
Musfiq Fadhil
Musfiq Fadhil Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Abdul Hamma

Lulusan Ilmu Kesehatan Masyarakat - Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dompet yang Diselipkan di Sela-sela Kutang

25 Februari 2020   19:19 Diperbarui: 25 Februari 2020   19:27 766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wujud dompet yang saya temukan dan pakaiDompet yang saya temukan dan pakai. dokpri

Kebiasaan ini sepertinya sudah mulai berangsur ditinggalkan, sama seperti kebiasaan ibu-ibu yang menyusui anaknya di teras sambil ghibah dan maido dengan tetangganya.

Saya duga, kebiasaan ini mulai punah dikarenakan perubahan paradigma jaman sekarang yang selalu mengkait-kaitkan bahwa dada seorang wanita adalah melulu soal seks.

Ditambah perkembaangan informasi negatif (baca: video saru) yang mudah sekali diakses, sehingga mempengaruhi otak laki-laki untuk melakukan kejahatan seksual. 

Alhasil, wanita jaman sekarang takut untuk melakukan kebiasaan menyelipkan dompet ini, atau kebiasaan menyusui anak di teras rumah.  Padahal, Menurut saya, kebiasaan menyelipkan dompet merupakan kebiasan unik yang menjadi ciri budaya di Indonesia. Jika hilang, ya eman-eman. hehe

Mbak Kasir Minimarket Menertawaiku

Waktu beberes rumah, saya menemukan sebuah dompet kosong di dalam laci. Dompet ini berwarna merah muda dengan motif kembang-kembang.  Sepertinya dompet ini milik kakak perempuanku. Dompet yang didapat saat dia membeli kalung emas.

Ukuran dompet ini pas digenggaman tangan saya, dan tidak ribet karena hanya ada satu resleting, sepertinya bisa menampung banyak duit recehan yang sudah saya kumpulkan. Karena fungsionalitas dompet yang maksimal itu, tanpa pikir panjang, saya isi dompet itu dengan duit recehanku. Saya pakai dan bawa kemana-mana selayaknya dompet pada umumnya.

Pada suatu siang, matahari pantura bersinar terik sekali. Sampai-sampai saya harus menghentikan skuterku di depan sebuah minimarket untuk  membeli minuman dingin.

Kemudian saya masuk, dan langsung menuju deretan kulkas di dalam minimarket itu. Saya ambil mijon, minuman elektrolit yang saya pikir bisa memulihkan cairan tubuhku yang hampir dehidrasi di siang itu.

Ini aja, gak ada tambahan lagi, Mas?

Iya. Ini saja, Mbak.

4500. Mau pakai kantong plastik?

Tidak usah, Mbak

Saat saya keluarkan dompet merah muda yang saya ceritakan tadi dari kantong celanaku, saya heran.

Mbak Kasir tiba-tiba langsung tertawa kecil.

Saya perhatikan, garis bibirnya naik, lesung pipit si Mbak ini semakin terlihat jelas di tengah pipi yang dibalut blush on merah tipis itu.

Kenapa, Mbak?

Mas, itu kan dompet yang biasa dipakai oleh Ibu-ibu kalau ke pasar. Kok malah kamu pakai sih? Hehe

Wah, masa si Mbak dompet ini ada ke khususannya untuk Ibu-ibu.. aku sih gak mikir sampe begitu. Yang penting bisa nampung duit recehku.

Haha, Mas'e Lucu. Dompet kaya gitu kan biasanya diselipin di Beha lho

Tapi  kan aku gak pakai beha, Mbak. Dompet ini aku kantongin di celana

Kamu kok lucu banget, mas. Hehe

Mbak'e juga Lucu.. Imut.... cantik dan manis juga. hehe

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun