Mohon tunggu...
Mustika NoviA
Mustika NoviA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hiii i am novi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nilai-Nilai Keagamaan Tradisi Sekaten di Yogyakarta

20 Juni 2022   08:41 Diperbarui: 20 Juni 2022   08:50 1243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Upacara tradisional sekaten ini selaku pranata sosial yang dimana dan pelaksanaanya simbol ini mempunyai guna selaku perlengkapan komunikasi dengan warga. 

Sehingga dengan terdapatnya simbol- simbol dalam tradisi sekaten ini mempunyai pesan- pesan ajaran agama, nilai- nilai serta norma- norma bagi kehidupan warga Jawa. tradisi dalam warga jawa dikira sebagai ritual- ritual sakral yang mempunyai banyak arti serta simbol- simbol untuk nilainilai kehidupan warga Jawa salah satunya yakni tradisi Sekaten ini yang dicoba di Yogyakarta.

  • Upacara sekaten ialah upacara ritual di Kraton Yogyakarta yang diselenggarakan tiap tahun sekali ialah pada dikala menjelang peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW. Upacara tersebut dilaksanakan sepanjang satu pekan atau 7 hari , ialah mulai bertepatan pada 5 Maulud (Rabiulawwal) sore hari hingga dengan 11 Maulud (Rabiulawwal) tengah malam. Tujuan dari penyelenggaraan upacara sekaten merupakan buat memeringati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. 

  • Tujuan lebih lanjut dari penyelenggaran sekaten merupakan buat fasilitas penyebaran agama Islam. Yang dibawah oleh salah satu dari Walisongo ialah Sunan Kalijogo ataupun pula diketahui dengan Raden Said. Pada hakekatnya upacara sekaten merupakan sesuatu tradisi yang diwariskan oleh nenek moyang kita semenjak dulu kala, yang hingga sekaranf telah berubahubah wujud serta sifatnya. Pada mulanya, upacara diselenggarakan masing- masing tahun oleh raja- raja di Tanah Hindu, berwujud selamatan ataupun sesajen buat arwah para leluhur. Di tanah Jawa, lahirnya kerajaaan Demak mencirikan pertumbuhan agama Islam mulai berkembang semenjak runtuhnya kerajaan Majapahit pada tahun 1400 Meter. 

  • Pada masa itu Kerajaan Demak ialah Kerajaan Islam awal dan terbanyak di tepi laut utara Jawa, berikutnya berdiri kerajaan lain yang ialah Kerajaan Islam, Kerajaan Pajang, Kerajaan Mataram, yang setelah itu jadi 2 kerajaan yang hingga saat ini masih berdiri ialah Kerajaan Surakarta serta Kerajaan Yogyakarta Hadiningrat. Kerajaann tersebut memiliki andil yang lumayan besar dalam penyebaran agama Islam di tanah Jawa serta sebagaian daerah nusantara. Sekaten merupakan sesuatu tradisi yang sudah terdapat semenjak era kerajaan Demak. Sultan Agung selaku raja Demak memprakasai perayaan.


  • sekaten serta hingga dikala ini masih dilestarikan di Keraton Yogyakarta dan Surakarta. Dalam tradisi Kerajaan Demak, upacara seketen diselenggarakan dengan usaha untuk memperluas dan memperdalam jiwa keislamaan untuk orang Jawa. Usaha dilaksanakan oleh para wali yang diketahui dengan istilah Walisongo Pada waktu itu Walisongo yang terdapat di Kerajaan Demak lagi giat- giatnya menyebarkan ajaran agama Islam, buat mengislamkan warga di daerah tersebut yang masih menganut keyakinan animisme serta inamisme, para Walisongo memakai bermacam berbagai metode dalam berdakwah supaya masyarakatv tertarik masuk agama Islam. 

  • Salah satu media dakwah yang dipakai oleh Walisongo merupakan dengan memakai media gamelan, sebab gamelan dikala itu ialah kesenian yang banyak digemari oleh warga. Walisongo yang kerap memakai media gamelan selaku media dakwah merupakan Sunan Kalijaga serta Sunan Bonang. Sunan Kalijaga merupakan Wali yang suka memakai media kesenian buat penyebaran agama Islam. Pada waktu Sunan Kalijogo mengenali kalau warga Jawa menggemari perayaan serta apapun yang berhubungan keramaian terlebih perihal itu ditambah dengan irama tabuhan gamelan, pasti membuat warga lebih bersemangat, oleh karena itu mencul lah ilham gagasan Sunan Kalijaga, supaya kerajaan menyelenggarakan suatu perayaan yang bersamaan dengan hari kelahiran Nabi Muhammad Saw pada bulan Rabiulawal tiap tahun, dan buat menarik atensi warga buat tiba ke masjid, Sunan Kalijaga membunyikan gamelan dihalaman masjid, walaupun kita tahu dalam Islam membunyikan gamelan dimasjid merupakan perihal yang makruh. 

  • Namun dalam majelis Wali Songo perihal itu dibolehkan guna buat tujuan yang baik, selaku penyebaran agama Islam. Sultan juga menyetujui ilham gagasan yang terbuat oleh Sunan Kalijaga sehingga tiap saat sebelum hari kelahiran Rasulullah dibuatlah suatu perayaan yang diucap sekaten. Sunan Kalijaga merupakan Sunan yang dalam berdakwah senantiasa mementingkan aspek akhlakul karimah yang bisa jadi suri tauladan untuk warga dia mengadopsi konsep- konsep Islam dalam konsep- konsep kejawen. konsep kejawen merupakan elemen bawah yang dipegang warga Jawa. Islam tidak saja diketahui selaku faktor yang umum namun njuga akomodatif, sedfangakan kejawen tidaklah sesuatu kebudayaan yang rendah oleh karena itu Sunan Kalijaga mengakulturasi antara Islam serta kejawen warga Yogyakarta salah satunya merupakan tradisi sekatej yang konsepnya selaku wujud menyayangi Rasulullah serta memeringati hari kelahiran rasul serta mendekatkan diri kepada Allah Swt yang dibungkus dalamk suatu tradisi Jawa supaya bisa dengan gampang diterima oleh warga Yogyakarta. 

  • Ada pula Pada perayaan Maulud Nabi Muhammad SAW yang diadakan di alun- alun Kerajaan Demak, Sunan Kalijaga memiliki ilham buat menggelar pertunjukan wayang kulit yang bertujuan supaya warga menyaksikan serta sekalian menarik warga supaya bersedia memeluk agama Islam. Tidak hanya kegiatan pertunjukan wayang kulit pula diadakan tabligh akbar yang diadakan di masjid Agung Demak. Yang unik dari metode Sunan Kalijaga merupakan mengharuskan warga yang ingin menyaksikan buat membeli tiket terlebih dulu, tiket itu bisa didapatkan secara free dengan ketentuan membaca 2 kalimat syahadat tersebut hingga dengan sendirinya mereka sudah memeluk agama Islam. 

  • Tradisi tersebut terus dilaksanakan oleh Sunan Kalijaga serta dilanjutkan oleh Raden Patah, sehingga dari kegiatan tersebut hingga muncullah sebutan Syahadatain dalam perayaan Maulid Nabi. Oleh warga Jawa syahadatain setelah itu berganti jadi kata sekaten yang diketahui selam ini. Asal usul nama sekaten terdapat sebagian berbagai tafsiran serta komentar orang terdapat yang berkomentar kalau kata sekaten berasal dari 2 fitur gamelan pusaka kraton, yang ditabuh( dibunyikan) dalam rangka kegiatan peringatan hari maulid Nabi Muhammad SAW. 

  • Komentar lain lagi mengemukakan kalau sekaten berasal dari kata suku serta ati yang maksudnya bahagia hati. Sebab pada waktu memperigati hari maulid Nabi Muhammad SAW merupakan hati mereka lagi bahagia. Terdapat lagi orang yang berkomentar, kalau kata sekaten berasal dari kata sesek serta ati yang berarti sesak hati. Komentar yang demikian ini bersumber pada alibi yang menghubungkan antara atmosfer serta perasaan hati dengan bunyi gamelan yang dibunyikan dalam kegiatan peringatan hari maulid Nabi Muhammad SAW tersebut. 

  • Bunyi instrumen gamelan yang dialunkan lewat gending- gending sekaten, melekeskan ataupun melukiskan kesedian yang dialami oleh fatimah. Komentar lagi mengemukakan kalau sekaten dari kata sekati yang beararti satu kati( kati, sebutan yang berhubungan dengan dimensi berat). Komentar oni dikemukakan bersumber pada asumsi kalau pencu( bagian yang berupa bundar serta menonjol pada gong dari gamelan sekaten itu beratnya satu kati. Terdapat lagi yang berkomentar kalau kata sekaten dari kata sakapti yang berarti sakapti dadi kata kapti yang berarti iktikad, ataupun kehendak. 

  • Sakapti diterangkan pula dari kata saeka kapti, yang berarti satu hati. Secara totalitas berarti persamaan kehendak, artinya supaya Raden Patah serta rakyatnya bisa bersatu dengan Prabu Brawijaya. Komentar yang lain lagi mengemukakan kalau kata sekaten dari kata syahadataini, yang artinya 2 kalimat syahadat yang awal diucap syahadat tauhud berbunyi Asyhadu alla ila- ha- ilallah, yang berarti aku bersaksi kalau tidak terdapat tuha melainkan Allah. Kedua diucap syahadat Rasul, berbunyi Waasyhadu anna Muhammadarrosulullah, yang maksudnya: aku bersaksi kalau Nabi Muhammad yakni utusan Allah. Seperti itu asal usul nama sekaten dari bermacam berbagai komentar. 

  • Dalam perihal ini kegiatan sekaten ialah proses Islamisasi yang dicoba oleh salah satu dari walisongo ialah Sunan Kalijaga serta raja sesudahnya selaku media dakwah dalam penyebaran agama Islam. Sebagaimana yang butuh kita tahu kalau yang mempelopori kegiatan sekaten ini merupakan Raden Said ataupun yang biasa diucap Sunan Kalijaga serta pasti saja dalam perihal ini Sunan Kalijaga berdakwah dengan membiasakan dengan kebudayaan serta Kerutinan warga dekat dengan memakai gamelan yang mana sedikit demi sedikit proses serta maknanya dirubah bagi pemikiran agama Islam serta cocok ajaran Islam. 

  • Ada pula yang dicoba oleh Sunan Kalijaga merupakan suatu misi yang dicoba bersama para Walisanga, ada pula misi yang dicoba Sunan Kalijaga tersebut merupakan:

    - Dakwah Islamiyah, dakwah merupakan sesuatu aktivitas mengajak serta memanggil orang- orang buat beriman serta taat kepada Allah Swt. Serta mengajak manusia buat mengarah jalur yang benar buat memperoleh kebahagiaan di dunia serta di akhirat. dalam perihal ini dakwah yang dicoba Sunan Kalijaga bersama dengan Walisanga terhadap warga Jawa spesialnya di wilayahy yang mempunyai area budaya merupakan dengan penyampaian modul nilai- nilai Islam dengan model taswuf yang digabungkan dengan hal- hal mistik, baik yang berkaitan dengan aqidah ialah permasalahan ketauhidan, pula modul yang berkaitan dengan akhlaq, setelah itu modul yang berkaitan dengan syariat serta fiqh.

    - Strategi dakwah dengan menyampurkan 2 faktor ialah kebudayaan Jawa serta nilai- nilai keislaman yang di dasar oleh para Mubaligh, supaya islam bisa dengan gampang diterima oleh warga Jawa sehingga para mubaligh tidak menghapus kebudayaan yang sudah terdapat namun mereka menggabungkan antara kebudayaan Jawa serta Nilai Islam.

    - Faktor kebudayaan Jawa serta Nilai- nilai Islam yang digunakan para wali serta mubaligh sebaagai misi dakwah, dengan ini Islam tidak menolak terdapatnya budaya yang terdapat namun kebalikannya Islam memodifikasi budaya tersebut dengan nilai- nilai keislaman sehingga menciptakan sesuatu budaya Islam semacam tradisi Sekaten ini yang diperingati tiap bulan Maulud dengan tujuan memperingan hari kelahiran nabi Muhammad Saw. Tradisi Sekaten ialah salah satu budaya yang terdapat akulturasi budaya Jawa serta Islam serta dnegan misi untuik menyebarkan agama Islam selaku media dakwah dalam perihal kesenian serta budaya. Sebaliknya nilai- nilai keislaman yang tercantum dalam kegiatan Tradisi Sekaten di Keraton Yogyakarta merupakan Sejarah, dalam perihal ini upacara sekaten ialah peninggalan ataupun aset Islam di Yogyakarta. Konon, upacara sekaten jadi perlengkapan Islamisasi di Yogyakarta. Merupakan Sultan HB I, pendiri Keraton Yogyakarta, yang melakukan upacara ini buat mengundang warga supaya menjajaki serta memeluk agama Islam. Dengan demikian, uapacara ini ialah aset memiliki Islam dalam wujud budaya lokal.

    - Asal usul nama sekaten, sekaten berasal dari kata syahadatain, yang artinya 2 kalimat syahadat, syahadat yang awal diucap syahadat Taukhid, berbunyi asyahdu alla ila ha ilallah, yang berarti aku bersaksi tidak terdapat tuhan tidak hanya Allah, kedua diucap syahadat Rasul waasyahadu anna muhammadarrosulullah, yang maksudnya: aku bersaksi kalau Nabi Muhammad utuisan Allah. Bertepatan pada peringatan sekaten dilaksanakan pada bulan Maulud ialah bersamaan dengan bulan dimana Rasulullah dilahirkan dari mari telah jelas nilai- nilai Islam yang terdapat dari bertepatan pada penerapan. Serta perayaan sekaten pada bulan maulud ini dilaksanakan cocok dengan ajaran- ajaran Islam.


    - Dalam tata urutan kegiatan sekaten di dalamnya ada kegiatan pembacaan riwayat nabi serta pengajian yang dilaksanakan sepanjang seminggu di Masjid Besar dengan diisi ceramah- ceramah tentang nilai keislaman. Serta pada masa Walisongo serta para Mubaligh mereka secara bergantian memakai ceramah selaku media data tentang keberadaan serta keutamaan agama baru ialah agama Islam dikala penabuhan gamelan sekaten menyudahi serta memasukkan ajaran- ajaran Keislaman, baik yang menyangkut ketauhidan, akhlaq ataupun syariat. Dan pada jaman dulu warga yang tiba disuruh menirukan syair dalam gamelan yang mana didalamnya bermakna teks 2 kalimat syahadat yang ialah ketentuan untuk seorang buat memeluk agam Islam.

    - Penyelenggaraan upacara tradisional sekaten ini dilaksanakan di Masjid Besar yang mana masjid merupakan tempat ibadah umat Islam, serta kegiatan sekaten selaku peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad Saw. Apalagi tujuan utama dari penyelenggaraan sekaten merupakan sekedar selaku peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad Saw. Tuntunan, perayaaan sekaten yang diselenggarakan oleh Keraton Yogyakarta Hadiningrat ini ialah wujud penghormatan kepada Nabi Muhammad Saw yang berikan tuntunan untuk umat manusia, yang mana sudah menuntun manusia dari jalur yang hitam gulita mengarah jalur yang cerah benderang, oleh karena itu kegiatan sekaten ini wajib tetap dilaksanakan serta didengungkan ke warga terus menerus tanpa henti. Ada pula warga yang tiba di kegiatan sekaten ini mau mendapatkanberkah serta syafaat dari tuntunan yang bisa bawa manusia hidup dalam kebahagiaan lahir serta batin, dunia, serta akherat.

    • Perayaan sekaten pula bisa diajadikan selaku peringatan kepada umat manusia buat silih menghormati satu sama lain, bisa menerima suatu yang sudah diberikan Allah dengan penuh rasa syukur serta takwa dan agara tidak takabur.
    • - Tontonan, tidak hanya itu perayaan sekaten dengan memakai gamelan selaku media kesenian dalam penyebaran agama islam selaku misi dakwah yang dilakiukan oleh para Walisongo, pula memiliki 2 arti ialah, syahadat Tauhid serta syahadat Rasul yang dilantunkan pada gamelan Kyai Guntur Madu serta gamelan Kyai Guntur Sari.
    • - Bagi pada jalur dilahirkan, pada perayaan sekaten mempunnyai arti selaku tuntunan ataupun selaku tontonan, hingga keduanya wajib senantiasa bersumber pada pada tujuan semula diadakanya perayaan sekaten oleh Sunan Kalijaga dulu, sehingga hakekat utama perayaan sekaten wajib senantiasa dalam kerangka syiar agama serta mempertebal iman seorang. Serta selaku wujud menyayangi nabi Muhammad Saw.
    • - Tokoh, butuh dikenal dalam sejarah sekaten ini tokoh penyebab merupakan Sunan Kalijaga yang mana ialah salah satu bagian dari Walisanga yang mendakwahkkan Islam di kota Yogyakarta dengan memakai tata cara kesenian gamelan dengan diisi ajaran- ajaran Islam. Dari mari dilhat dari pelakon utamanya merupakan seseorang utusan allah serta beragama Islam.

    • a. Ada pula nilai- nilai Islam lainya dalam sekaten merupakan selaku nilai akidah, nilai syariah serta nilai tasawuf.

    • 1. Nilai Akidah Dalam Tradisi Sekaten di Keraton Yogyakarta Secara etimologis kata aqidah berasal dari bahasa Arab aqidah berakar dari kata aqadah- ya' qidu- aqdan- aqidatan. Aqdan berarti simpul, jalinan perjanjian danm kuat. Sehabis tercipta jadi aqidah berarti kepercayaan. Ada sebagian definisi tentang akidah, ada pula secara universal akidah merupakan ilmu yang mengkaji persoalan- persoalan serta eksistensi Allah berikut segala faktor yang terdapat didalamnya. Aqidah merupakan sesuatu keyakinan kepada Allah Swt beserta ajaran- Nya. Kepercayaan yang dilandaskan kepada Allah Swt dengan jalur menguasai nama- nama serta sifat- sifatnya kepercayaan terhadap Malaikat, Nabi- nabi. Kitab suci dan seluruh suatu yang berhubungan dengan dunia serta akhirat Ada pula nilai aqidah dalam tradisi sekaten di keraton Yogyakarta merupakan dari asal- usul nama sekaten yang berasal dari 2 kalimat syahadat( tauhid serta rasul) ataupun syahadatain yang bunyinya, asyhadu ala ilaha ilallah, wa asyahdu anna muhammadarrasulullah maksudnya: aku bersaksi tiada tuhan tidak hanya Allah serta Nabi Muhammad merupakan utusan Allah. Pada proses dakwah yang dicoba sunan kalijaga syahadat ini dipergunakan selaku tiket warga buat bisa menyaksikan pertunjukan gamelan namun pula dipaparkan apa arti dari kalimat syahadatain tersebut dengan demikian sekaten mempunyai nilai akidah sebab kepercayaanya kepada Allah Swt serta fakta cinta kepada Rasulullah Saw.

    • 2. Nilai Tasawuf Dalam Tradisi Sekaten di Keraton Yogyakarta.
    •  Penafsiran Tasawuf merupakan bagian dari syariat Islam yang muat sesuatu tata cara buat menggapai keakraban ataupun penyatuan antara hamba serta tuhan serta pula buat menggapai kebenaran ataupun pengetahuan haqiqi ataupun inti rasa agama. Intinya merupakan tasawuf ialah bagian dari syariat Islam yang memfokuskan ajaranya pada penyucian jiwa guna menggapai keakraban, kecintaan, ataupun kesatuan dengan Allah Swt. Nilai tasawuf yang terdapat dalam tradisi sekaten yogyakarta terletak pada penerapan pembacaan riwayat Nabi Muhammad Saw yang dihadiri oleh Sultan Hamengkubuwono X yang mana kala imam Masjid Besar Kauman membacakan riwayat Nabi Muhammad Saw, Sultan Hamengkubuwono beserta warga mencermati serta menjajaki penerapan acaranya dengan khidmat dengan harapan menemukan syafaat Rasulullah Saw serta menaikkan rasa cinta kepada Nabi Muhammad Saw yang mana jadi suri tauladan untuk umat Islam di segala dunia serta menaikkan ketakwaan kepada Allah Swt. Pada waktu pembacaan tersebut hingga pada bagian asrokal, hingga seluruh yang muncul di dalam masjid berdiri, buat menghormati dikala kelahiran Nabi Muhammad Saw. Dengan menyuntingkan bunga kantil pada kuping kanan mereka tiap- tiap. 

    • Dalam perihal ini Sultan, para anggota keraton serta warga dekat sangat menyayangi serta menghormati Nabi muhammad Saw yang dituangkan dalam arti serta tujuan kegiatan sekaten pada bulan Maulud ialah selaku wujud meperingati hari kelahiran Nabi Muhammad Saw serta selaku fakta cinta buat menemukan syafaatnya. Nilai Syariah Dalam Tradisi Sekaten di Keraton Yogyakarta Secara etimologis kata' syariah' berasal dari bahasa Arab al- syariat yang berarti jalur mengarah sumber air ataupun jalur yang wajib diiringi, ialah jalur ke arah sumber kehidupan. Alam banyak definisi, pengertain syariah secara universal merupakan selaku seluruh peraturan agama yang diresmikan oleh Al- Qur' an ataupun Sunnah Rasul. 

    • Sebab itu syariah mencakup ajaranajaran pokok agama, ialah ajaran- ajarann yang berkaitan dengan Allah, sifat- sifat- Nya, Akhirat serta yang berkaitan dengan ilmu tauhid. Syariah pula mencakup dasar- dasar yang berhubungan dengan keluarga, ikatan dengan warga( hablum minallah). Dalam perihal ini nilai syariah yang terdapat dalam tradisi sekaten terletak pada penerapan kegiatan Grebeg Maulud yang dilaksanaan pada akhir ataupun puncak kegiatan sekaten. yang mana dalam proses grebeg maulud berbentuk gunungan yang hendak diabagikan kepada warga keraton ada pula isi gunungan tersebut merupakan hasil bumi selaku ungkapan rasa syukur kepada Allah Swt yang sudah melimpahkan nikmatnya, setelah itu dibagikan kepada warga selaku wujud sedekah terhadap sesama manusia supaya bisa merasakan kesejahteraan tanpa terdapatnya perbandingan sosial. Sehingga ikatan antar sesama insan manusia terus menjadi erat serta dilandaskan rasa ikhlas guna menemukan pahala dari si pencipta. 

    • Ada pula dalam tradisi sekaten di dalamnya ada nilai budaya jawa tradisi sekaten ini terlahir dari karya orang Jawa asli ialah Raden Said yang diketahui dengan istilah Sunan Kalijaga dan terletsk pada tata metode pelaksanaanya kala penulis melaksanakan riset lapangan, penulis mengamati kalau warga Jawa masih mempercayai arti simbolik serta arti mistik, dan subyek dalam penerapan tradisi sekaten ini merupakan para Abdi Dalem di Keraton Yogyakarta dan dalam pengguan media dakwah dalah tradisi sekaten ini memakai media gamelan pusaka Gunturmadu serta gamelan Nagawilaga yang mana gamelasn meruikan suatu perlengkapan kesenian yang bersal dari Jawa.

    • Relasi Antara Sekaten Dengan Islam
    • Pada dasarnya sekaten merupakan tradisi yang dilakukan setiap tahunya oleh Keraton Yogyakarta pada bulan maulud untuk memperingati hari lahirnya Nabi Muhammad Saw yang pada tahun ini dilaksanakan pada bulan maulud oleh Keraton Yogyakarta. Hubungan antara Sekaten dengan Islam terletak pada tujuan dan asal usul nama sekaaten. 

    • Sekaten pada dasarnya tradisi yang dilaksanakan sebagai bentuk memperingati hari lahirnya Nabi Muhammad Saw pada bulan maulud, Sekaten juga dilaksanakan untuk menambah keimanan kepada Allah Swt dan kecintaanya kepada Rasulullah dengan harapan mendapat syafaatnya. hubungan sekaten dengan Islam lainya terletak pula pada asal usul namanya Sekaten berasal dari kalimat syahadatain, asyhadu allah ilaha ilallah, wa asyahadu anna muhammada rasulullah yang artinya aku bersaksi tiada tuhan selain Allahn dan Nabi Muhammad Utusan Allah kalimat ini pula sebagai pegangan kepercayaan dan kesaksian manusia kepada sang Rabb dan kesaksian kepada Rasul. Tetapi karena lidah orang yang yang kental sehingga nama syahadatain lebih muda diucap dengan kalimat sekaten, hal itu tetap tidak merubah mnakna acara sekaten. adapun tokoh penyebaran dalam tradisi sekaten adalah Sunan Kalijaga yang terkenal dalam dakwahnya menggunakan metode kesenian, untuk menarik minat masyarakat sekitar pada kala itu, dimana Sunan Kalijaga adalah salah satu Walisanga yang beraga Islam. 

    • Dalam perayaan sekaten juga dilakukan beberapa doa dan khutbah dakwah oleh para ulama sebagai syiar agama Islam. Adapun hubungan lainya antara sekaten dan Islam adalah pada tempat yang digunakan dalam proses tradisi ini selain tempat pelaksanaanya di Keraton Yogyakarta, Masjid Besar Kauman juga digunakan sebagai tempat dalam proses pelaksanaan tradisi ini, adapun masjid adalah suatu tempat yang digunakan untuk umat Islam beridah dan menyebah kepada Allah Swt.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun