Mohon tunggu...
Ibnu Abdillah
Ibnu Abdillah Mohon Tunggu... Wiraswasta - ... kau tak mampu mempertahankan usiamu, kecuali amal, karya dan tulisanmu!

| pengangguran, yang sesekali nyambi kuli besi tua |

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Barcelona, dari Muter-muter, "La Masial", dan Menumpuk Utang

3 November 2019   14:03 Diperbarui: 4 November 2019   00:05 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lionel Messi membayang-bayangi Jose Campana pada pertandingan Levante vs Barcelona dalam lanjutan La Liga Spanyol di Ciutat de Valencia, 2 Oktober 2019. (sumber: AFP/JOSE JORDAN via kompas.com)

Messi dan Suarez tak lagi sangar dan garang. Dengan koleksi 5 goal plus penalti, Messi sepertinya sudah menuju titik terendah kualitas permainannya, faktor usia.

Suarez pun mulai merasa, dan sempat mewasiatkan nama tertentu yang pantas menjadi penggantinya. Ousman Dembele sebenarnya bermain cukup bagus.

Termasuk juga Griezmann, sosok pemain mahal yang didatangkan dengan harapan tidak mengulangi nasib Coutinho, juga bermain cukup baik meski belum menemukan ritme permainan yang pas. 

Fox Sport Indonesia
Fox Sport Indonesia
Ansu Fati justru menjadi bintang muda baru yang banyak dipuja, meski musim depan, konon, ia siap untuk dijual. Arthur, Busquet, dan tentu saja Rakitic masih bisa tampil apik.

Di barisan belakang, Pique tetap menjadi jenderal yang sulit ditembus. Jordi Alba kerap menjadi kunci. Sergi Roberto dan Nelson Semedo yang tetap tangguh serta semakin padunya Lenglet membuat lini belakang Barca cukup modal untuk menghadang serangan lawan.

Masalahnya tak selesai disitu karena Barca lebih cenderung menjadi tim dengan permainan gaya muter seperti ibu-ibu saat belanja di pasar atau di swalayan tapi hanya menghasilkan sedikit belanjaan, bahkan mungkin juga keluar dengan tangan kosong.

Apakah ini karena barisan depan yang tak lagi menakutkan? Jika dilihat dari para pemainnya, sepertinya tidak begitu. Apakah karena ini juga Barca semakin ngotot untuk memulangkan Neymar?

Namun terlepas dari itu, gaya permainan tiki-taka sudah mulai menjemukan. Membosankan. Terlebih sudah banyak pelatih yang bisa mengantisipasinya. Sebagian yang lain bahkan mempergunakan tiki-taka dengan gaya yang lebih mengerikan. 

Kita lihat bagaimana Madrid pada periode sebelumnya juga tampil dari kaki ke kaki tapi dengan efektivitas yang lebih unggul, dan karena itu, Madrid menjadi Juara Liga Champions tiga kali berturut-turut! Tak mungkin terpecahkan oleh tim manapun, sepertinya.

Selain itu, Barcelona kini menjadi tim yang lebih pragmatis. Haus kemanangan dan piala. Hal ini wajar, terutama ketika melihat tim yang menjadi pesaingnya melakukan perombakan gila-gilaan.

Jika dulu ada La Masia yang kerap melahirkan pemain-pemain andalan, seperti Puyol, Iniesta, Xavi Hernandez, Valdes, Busquet, dan tentu saja Messi, kini La Masia hanya menjadi akademi yang "dipandang sebelah mata" oleh Barca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun