Teluk Dalem, Lombok Utara. Di awal masuk kompleks pantai Mertasari, saya masih merasa biasa saja. Di Lombok, pantai luas dengan janji serba biru, di langit pun lautnya hampir selalu mudah ditemukan. Namun saya mulai segera terpesona. Satu jembatan bambu, diapit deretan lampu hias yang sama natural-nya dengan bilah bambu.
Sebagai latar dari jembatan bambu ini, deretan hijaunya pinus-pinus, berpadu dengan hijaunya gerumbul daun bakau. Yang tadinya Tutik hendak mengajak saya di sisi pantai Mertasari, berujung kami habiskan sekitar satu jam di Taman Inspirasi Muntig Sioakan. Salah satu spot di pantai Mertasari, Denpasar Selatan, Bali.
Tutik salah seorang sahabat terbaik sejak kuliah dulu. Di jaman mahasiswa masih diwajibkan ikuti Penataran P4. Saat itu, angkatan kami habiskan 2 pekan untuk penataran ini. Lokasinya pun justru di kampus Fakultas Hukum.
Sejak awal, Tutik, saya, Ucik dan Yati, entah bagaimana, saling merapat satu sama lain. Meski kemudian saya mulai berhijab, kedekatan kami berempat tak berkurang.
Sungguh sangat bersyukur, sampai masing-masing kami memiliki keluarga, kapan pun datang ke Denpasar Bali, kami menyempatkan bertemu walau sebentar. Di tahun ini, kami merayakan pertemanan di tahun ke-31.
Kembali ke Taman Inspirasi Muntig Siokan -- saya sebutkan salah satu, karena keluar atau pun masuk dari pintu manapun di pantai Mertasari, banyak saya lihat spot-spot instagramable lainnya. Wah, jadi peer di trip berikutnya ini.
Konsep penataan yang sangat contekable. Di Lombok, konsep ini sudah diterapkan di sepanjang garis Teluk Kuta, Lombok Tengah. Dimana kita bisa melakukan trip foto pantai ke sekitar 6 lokasi pantai berbeda. Tentu ada beberapa catatan personal yang hendak saya sampaikan di tulisan ini.
Kebersihan Adalah Syarat Awal Keindahan
Selewat ujung jembatan bambu, saya terkesiap. Tuhan, betapa bersihnya pantai ini. Pokok-pokok pohon pinus di sebagian besar area pantai, tidak menyisakan seranting pun helai daun pinusnya.