Pun pertunjukan yang membuat saya kembali merasa beruntung luar biasa. Tiga tarian tradisional Sembalun menemani santap malam kami. Tarian terakhir, 'Pemidangan', dan dua tarian pembuka, dipertunjukkan terakhir di 13 tahun lalu. Wonderful Indonesia.
Air Terjun Sendang Gila, Senggigi dan TWA Tunak Yang Basah
Jelang hari terakhir, Â saya ingatkan bahwa 9 rekan Kompasianers beruntung. Meski hujan deras di sebagian besar trip, mereka telah total melintas 4 kabupaten (Tengah, Barat, Timur dan Utara) dan ibukota propinsi NTB -- kota Mataram, selama 4 hari dan 3 malam terakhir.Â
Jadi, menggenapkannya dengan menginap di malam terakhir di Tunak Cottage, walau tetap tanpa langit biru, adalah selalu menjadi rezeki nan berkah. InshaAllah.
Di Jumat, (4/12, 2021) hujan deras sudah hadir tak lebih dari jam 8 pagi. Air terjun Sendang Gile di Lombok Utara, terpaksa kami lewatkan. Demikian juga spot foto di Malimbu.Â
Hujan tak berikan kompromi. Hari tersebut, agak aman ketika sampai di dua spot pusat oleh-oleh, yakni Lombok Exotic dan Lestari. Yang lelaki, melaksanakan ibadah Jumat di Islamic Center. Lalu, makan siang di salah satu resto tertua yang paling awal kenalkan kuliner Ayam Taliwang. Sisa hari, kami habiskan di TWA Tunak.
Di TWA Tunak, kami memberi makan 46 ekor rusa di penangkaran, berlanjut dengan perjalanan seru naik kap terbuka Ford Ranger, melepas tukik ke laut lepas yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. Jangan Tanya angina laut dan arusnya. Sayang, sekali ini, kelabulah yang lebih disukai langit dan laut.
Sport-tourism Mandalika dan Cagar Biosfer Lombok Bukan di Trip Harian
Iyap. Tanpa bermaksud penegasan ulang sifat dasar manusia, yang seringkali merasa tak cukup. Nyatanya, trip 5 hari 4 malam eksplor pulau Lombok, memang tak cukup. Triathlon, tantangan 7 Summit Rinjani, bersepeda, event-event balap motor, atau blusukan hutan hujan nan basah, takkan pernah cukup di trip harian.