[caption caption="DokPri: Malimbu Beach Lombok Sunset"][/caption]
Kami bertangisan dalam diam. Akan banyak hari, ketika kami teruskan cinta dan kasih sayang yang bapak ajarkan. Satu instingku berjawab. Ranti sama membutuhkanku, seperti aku membutuhkannya.
(Epilog Aluy 15).
Bergegas kami segarkan wajah. Ramai suara anak-anak dari kolam renang di belakang ditingkahi suara adzan Ashar di kejauhan mengingatkan acara barbecue di Malimbu. Tanjung menjorok dengan pemandangan luas, juga pantai landai menjanjikan sunset indah di balik siluet Gunung Agung Bali. Ibu tampaknya melanjutkan ibadahnya dengan empat rakaat Ashar.
“Anak-anak..Mentas yuk. Kita bakar-bakar sosis, steak, jagung ke Malimbu.”
“Ikuuuuttttt…”
“Mauuuuuuu…”
“Woooo, enaaaakkkkk….,” teriakan Fairuz meski paling akhir, namun terkeras dari yang lainnya.
Sekian kali berkunjung ke spot-spot wisata keluarga di Lombok, tiga anak-anakku belum pernah habiskan waktu khusus di Malimbu. Mampir sebentar untuk beberapa shot foto bersama, biasanya akan kami teruskan ke kawasan tiga gili di sisi utara pulau.
Tak sempat lagi berbincang khusus berdua dengan Ranti, sesorean kami berdua sibuk memanggang ini itu untuk anak-anak serta dua lelaki dewasa. Ibu hanya bisa menikmati jagung dan ubi bakar, dengan satu gelas besar teh jahe hangat. Di momen terbaik senja Malimbu, seorang nelayan yang juga pemilik warung tepi pantai tetiba menjadi juru potret keluarga.
***