Mohon tunggu...
Ade Miko Pramudhito
Ade Miko Pramudhito Mohon Tunggu... wiraswasta -

blogger musim durian yang pada doanya terpanjat senja tertawan dan rembulan tak lekas pulang. bisa ditemui di instagram @adepramudhito

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menjadi Duta Muda Indonesia: Memaknai Proses dan Providentia Dei!

29 Maret 2016   15:52 Diperbarui: 29 Maret 2016   15:59 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam satu hari kami diajak berkunjung ke berbagai macam tempat. Mulai dari pasar Boyge, kampung Islam dan pesta pernikahan a la Myanmar. Malam harinya kami berkunjung ke Pagoda Swedagon yang sangat indah. Country program terakhir di Malaysia, bersama SG F berkunjung ke Radio televisi Malaysia didampingi fasilitator dari DG 8 dari Indonesia yaitu Teh Devi. Pada institutional visit ini kami belajar bagaimana jaringan berita dari Malaysia semenanjung (bagian barat) disalurkan ke Malaysia bagian timur (Borneo). Pada homestay program kali ini saya tidak kesulitan beradaptasi dengan keluarga angkat karena budaya serumpun melayu. Bapak angkat saya adalah mantan staff Kementerian Belia dan Sukan Malaysia untuk Negeri Sabah. Beliau memperkenalkan budaya Malaysia melalui tata cara hidup di rumah hingga mengajak kami jalan-jalan ke pasar dan banyak tempat wisata menarik di Negeri Sabah.

[caption caption="tamasya bersama ayah angkat selama sesi homestay di Jepang. saya tinggal bersama keluarga Koussei di Kota Matsue, Shimane."]

[/caption]

Selanjutnya pengalaman di atas kapal saya jabarkan dalam beberapa sub aktivitas. Yang pertama yaitu Club Activity, merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperkenalkan budaya dari masing-masing kontingen. Pada kegiatan ini, kontingen Indonesia menggelar pembuatan kaos jumputan Sunda, bow tie dari batik Madura, gelang resam Sumatera, serta yang paling heboh latihan tari Indang dan Kecak. Berikutnya adalah Voluntary Activity, pada aktivitas ini kontingen Indonesia menggelar tiga voluntary activity yaitu pemutaran film 5 cm dan Tabula Rasa serta jamuan minum kopi khas Indonesia dan Vietnam bertajuk ‘Coffee Night Party’.  

Terakhir  yang paling ditunggu-tunggu tentu saja National Presentation, karena melalui acara inilah kami bisa memperkenalkan kebudayaan Indonesia kepada semua peserta, admin program bahkan Kapten Kapal MS Nippon Maru. Pada National Presentation, kontingen Indonesia menggelar pertunjukan berjudul ‘Ratimaya Nusantara’ di mana kami mempersembahkan tarian Minahasa, Toraja, Orlapei, Enggang, Piring, Kembang Jatoh, Kepak sayap, dan koreografi sembari menyanyikan lagu Manuk Dadali, lagu kontingen berjudul Memoire, Gemilang, dan Doo-bee-doo. Puji syukur, penampilan kami mendapat apresiasi tinggi dari para hadirin di Dolphin Hall.

[caption caption="keceriaan kontingen Indonesia selepas menampilkan presentasi Nasional di hadapan seluruh peserta dan panitia program SSEAYP 2015"]

[/caption]

Di penutup program, bersama Rifi Fazrina perwakilan Provinsi Gorontalo, saya berkesempatan mewakili kontingen Indonesia membawakan presentasi post-program activity kontingen Indonesia di hadapan Cabinet office of Japan, Kedutaan besar negara-negara ASEAN, International Youth Exchange Organization -lembaga pertukaran pemuda Jepang yang mengelola program SSEAYP ini-, dan tentu seluruh peserta SSEAYP. Pengalaman ini membuat saya makin percaya bahwa, pun datang secara kebetulan sebenarnya kebetulan-kebetulan itu tidak datang tanpa proses. 

Di detik-detik awal naik panggung saya berusaha menguasai panggung dengan tidak lepas menatap seluruh hadirin hingga ke sudut-sudut terjauh. Di saat itu lah saya flashback sejenak mengingat pengalaman-pengalaman pidato sebelumnya. Ya, saya pernah pidato di depan guru saya di kelas ketika SD, di depan Pak Lurah ketika SMP, di depan Pak Camat dan Bupati ketika kuliah, di depan Walikota ketika memimpin organisasi dan kini di depan petinggi-tinggi negara se-ASEAN dan Jepang. Gugup hilang dan kalimat pertama meluncur sudah tanpa beban “A very good afternoon Ladies and Gentlemen, on behalf of Indonesian contingent. We, Ade Pramudhito and Rifi Fazrina would like to present our post-program activity.”

[caption caption="Bersama Rifi Fazrina (Perwakilan Provinsi Gorontalo) menyampaikan presentasi pada sesi penutup program SSEAYP 2015"]

[/caption]

Begitulah perjalanan saya bersama sahabat-sahabat dari 11 negara. Dengan memahami sesama dan bersama-sama kita bisa menciptakan hal baik yang lebih besar lagi. Meminjam kalimat Handry Satriago -CEO General Electric Indonesia- “Pilihan cara dalam menghadapi hidup, tidak pernah lepas dari teladan yang diberikan orang-orang di sekitar kita”. Penyelenggaraan Tuhan melalui program SSEAYP ini membuat siapa saja yang kebetulan ikut program ini merubah mindsetnya untuk meneladani sekaligus menjadi teladan orang-orang di sekitarnya.

[caption caption="Foto bersama patung Hachiko, 'folk legend' di Jepang sembari menikmati waktu luang berpelesir Kota Tokyo."]

[/caption]

Bagi Kompasioner berumur antara 20 hingga 30 tahun, sangat saya rekomendasikan menjadi bagian dari program pertukaran pemuda antar negara (PPAN) ini. Informasi seleksi bisa sahabat dapatkan dari Kemenpora melalui Dinas Pemuda dan Olah raga atau Purna Caraka Muda Indonesia (PCMI) di provinsi masing-masing. Untuk provinsi Jawa Tengah silahkan kunjungi www.pcmijateng.com , selamat mencoba dan semoga sukses. Indonesia jaya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun