Mohon tunggu...
Monica Niken Wulandari
Monica Niken Wulandari Mohon Tunggu... Seniman - PNS Polri, Musisi, Pengajar, Suka Traveling, Ibu dari Do dan Re, Suka sesuatu yang baru

Menulis bebas apa yang ada di pikiran saya.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Bos Idaman

18 Juli 2021   23:27 Diperbarui: 18 Juli 2021   23:42 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

1 Januari 2005 adalah awal saya mengabdi di Kepolisian Negara Republik Indonesia. Tentunya bukan waktu yang singkat. Berkesempatan menghadapi berbagai macam karakter, latar belakang pendidikan yang berbeda, strata sosial, serta bermacam-macam pangkat dari kopral sampai Jenderal. Saya banyak belajar dari beliau-beliau para pemimpin atau Bos saya. Kali ini saya tidak menggunakan teori, tapi sekedar studi kasus yang saya alami sendiri. Bos Idaman para anak buah dan khalayak ramai adalah: 

1. Bos yang sabar dan tidak temperamen.

Sabarlah menjadi Bos, karena anak buah juga sudah bekerja untuk anda. Pikirkan kata-kata anda saat emosi. Karena kalau salah berkata-kata atau kasar, anda akan mempunyai anak buah yang "Ndableg" atau cuek dan tidak terlalu memikirkan apa yang anda ucapkan. 

2. Kuasai Teknologi.

Era 4.0 saat ini mengharuskan kita "melek" teknologi. Minimal anda bisa mengoperasikan laptop., komputer dan HP secara mandiri. Seorang Bos terkadang mempunyai rahasia yang harus disimpan sendiri. Kalau saya pribadi, hal yang menyangkut rahasia penting, saya simpan sendiri dan saya tidak usah kuatir tersebar. Jika rahasia itu harus tersimpan di HP, laptop, tablet. Cukup anda sebagai Bos yang tau. Belajarlah teknologi sehingga saat anda harus bekerja dan tidak ada anak buah, tidak akan terhambat. Jangan sampai password hp, email dan akun lainnya anak buah yang tahu, karena suatu saat akan ada kemungkinan disalahgunakan. 

3. Leading By Example

 Ada kejadian yang membuat saya belajar, seorang Bos saya menyuruh anak buahnya membersihkan kebun, ketika anak buahnya lupa, sang Bos itu dengan sabarnya mengambil cangkul dan mencangkul sendiri, membereskan kebunnya, seketika anak buah yang melihat langsung menghampiri dan meminta cangkulnya, namun sang Bos tetap mencangkul dan meminta anak buahnya membantu. Dengan kesabaran dan memberikan contoh, akan membuat anak buah menjadi terpacu untuk berbuat lebih baik. Marah ataupun "mengomel" terkadang tidak menyelesaikan masalah. Contoh bisa dalam berbagai macam hal, misal tepat waktu, selalu hadir di awal acara, berbicara dengan sopan, menghargai orang lain dan sebagainya. 

4. Tiga kata ajaib: Maaf, Tolong, Terima kasih

Tidak ada salahnya seorang Bos meminta maaf atas kesalahannya. Hal ini akan membuat anak buah semakin respect dan mencontoh perbuatan baiknya. Kata tolong terkadang seperti biasa saja, tapi dalam maknanya. Saya pernah mempunyai pimpinan berpangkat Jenderal bintang satu, setiap mau memerintah selalu bertanya: "Mbak, boleh saya minta tolong?"  rasanya di hati saya langsung adem dan tentu apapun yang diperintahkan pasti saya laksanakan. "Dengan senang hati Jenderal, perintah?". Tidak lupa beliau selalu mengucapkan terima kasih pada anak buahnya apapun yang dilakukan, termasuk membukakan pintu mobil sekalipun. Sampai-sampai beliau mengingat setiap ulang tahun anak buahnya dan selalu memberikan kado. Ini membuat kami anak buahnya serasa mempunya Bapak yang sebenarnya. Di saat saya lembur di kantor, pernah istrinya mengirim makanan untuk saya, karena Bos tahu saya tidak sempat makan. Memanglah Lelaki yang baik, untuk wanita yang baik pula. Mendidik istrinya dengan baik dan penuh kasih. 

5. Jangan merasa paling benar. 

Menurut filsafat Ilmu, ilmu pengetahuan itu sifatnya 3: tentatif, relatif dan probabilia. Tidak ada kebenaran yang absolut kecuali kitab suci yang tidak perlu diperdebatkan secara ilmiah. Ilmu pengetahuan terus berkembang, tidak usah malu mempunyai anak buah yang lebih tau atau yang lebih pintar. Menjadi Bos tidak harus paling pintar dan tau segalanya , karena anda bukan google. Otak manusia juga terbatas, tidak dapat memikirkan semua hal.  Kepemimpinan  adalah seni. Seni mempimpin anak buah berbagai macam caranya. Belajar bisa dari mana saja termasuk anak buah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun