Mohon tunggu...
Musa Misbahuddin
Musa Misbahuddin Mohon Tunggu... Programmer - Seorang Mahasiswa yang sepenuhnya belum menjadi 'Mahasiswa'

Musa Misbahuddin, Mahasiswa Semester 7 di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Literasi Digital Anak dan Kemampuan Literasi Digital Orangtua

15 September 2021   21:30 Diperbarui: 15 September 2021   21:40 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Semenjak diberlakukannya sistem sosial distancing selama wabah Covid-19 atau yang sering kita sebut dengan virus Corona, aktivitas sosial masyarakat secara serentak menjadi terbatas. 

Pemerintah memberlakukan sistem tersebut guna mencegah penularan wabah virus Corona. Social Distancing merupakan salah satu tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi virus Corona dengan cara membatasi kegiatan di luar rumah, menghindari tempai ramai, dan tidak berpergian untuk sementara waktu. 

Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa hingga hari ini (15/09/2021), sudah banyak sekali korban terdata positif virus corona hingga mencapai 4,1 juta jiwa. Adanya pemberlakuan social distancing oleh pemerintah membuat hampir seluruh aktivitas masyarakat seperti belajar dan bekerja harus dilakukkan dari rumah.

Selama masa penerapan social distancing,  Kantor-kantor, pusat perbelanjaan, kampus, sekolah yang tadinya riuh dengan keramaian, kini harus berpindah ke pertemuan di ruang virtual. Kita terpaksa untuk berteman baik dengan teknologi. Jika kita tidak bijak memanfaatkan perkembangan teknologi, justru bisa jadi boomerang untuk diri sendiri.

Dampak dari pandemi Covid-19, anak-anak harus mengikuti kegiatan belajar dari rumah. Setiap hari para wali kelas dan guru memberi materi dan tugas melalui gadget. Sejak pandemi melanda, informasi di dunia maya seolah makin riuh karena banyak orang yang mengaksesnya. Beragam informasi tersaji di dalamnya, entah itu fakta, hoaks, edukatif, hiburan, game, film bahkan pornografi. Dan anak-anak bisa mengakses semua itu dengan mudah melalui gadget.

Perkembangan teknologi dan informasi yang sangat pesat telah membawa generasi sekarang memasuki dunia literasi digital. Literasi digital berarti kecakapan menggunakan media digital dengan beretika dan bertanggung jawab untuk memperoleh informasi dan berkomunikasi.

Untuk bisa menggunakan internet dengan positif, anak-anak membutuhkan bimbingan orangtua. Oleh karena itu, untuk dapat melakukan pembimbingan, orangtua dituntut mempunyai kecakapan baik teknis, pengetahuan, maupun emosi dalam mengakses berbagai informasi maupun hiburan melalui internet. 

Dengan kata lain, dalam penggunaan internet oleh anak-anak di rumah, bimbingan orangtua sangat diperlukan. Pembimbingan ini merupakan sebuah wujud nyata dari literasi digital yang dapat ditularkan dari orangtua kepada anak-anak.

Pentingnya peran orangtua sebagai pendamping anak dalam menggunakan internet tidak lain karena anak belum mempunyai kecakapan teknis, pengetahuan maupun emosi dalam mengakses berbagai informasi dan hiburan melalui internet. Lalu apa saja kemampuan literasi digital yang dibutuhkan orang tua?

Lebih kritis terhadap teknologi

Mengetahui perkembangan teknologi dengan senantiasa mengontrol aktivitas penggunaan gadget anak. Mulai dari mengatur setelan pada telepon pintar yang disesuaikan dengan usia anak misalnya.

Ajari anak untuk tidak segan berkomunikasi dengan orang tua

Hal paling dasar dalam membangun sebuah hubungan adalah komunikasi. Orang tua dapat mengajak anak untuk tidak segan membuka percakapan dengan orang tuanya. 

Mulai dari hal kecil seperti kegiatan negosiasi dalam pembuatan jadwal batasan pemakaian gawai. Tentu jika orang tua mengajak anak untuk berembuk terkait hal yang demikian akan semakin membuat anak terbuka dengan orang tuanya. Dan ia akan merasa tidak dikekang karena telah diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.

Menjadi teladan bagi anak

Tentu, saat orang tua memberikan batasan penggunaan gawai kepada anak, orang tua pun harus mengikuti aturan tersebut. Dengan tidak memainkan gawai saat di depan anak misalnya, atau mengoperasikan alat digital saat anak telah terlelap. Hal demikian akan membangun pikiran anak untuk mencoba membandingkan dengan orang tuanya.

Selain orang tua, anak pun dituntut sedini mungkin untuk paham soal literasi digital Orang tua pastinya tidak mau anaknya justru mengakses konten-konten yang negatif. Lalu bagaimana cara menumbuhkan literasi digital pada anak?

Yang paling mendasar, diskusikan dengan anak konten apa yang boleh dan tidak boleh diakses di internet dan media sosial. Ajak anak memanfaatkan internet untuk membantu mengerjakan tugas sekolah. Ajarkan anak kesopanan dalam menggunakan media sosial, seperti saat menyapa teman atau gurunya. Atau dalam mengomentari aktivitas sosial di dunia maya.

Tidak hanya itu, orang tua juga harus mengajarkan anak bagaimana membedakan informasi fakta atau hoaks. Caranya dengan selalu tabayyun dalam menerima informasi. Selalu cek ulang kebenaran informasi. Serta jangan bagikan informasi jika tidak bermanfaat atau masih diragukan kebenarannya.

Dengan mengikuti beberapa kiat diatas, harapan penulis dapat memberi inspirasi bagi orang tua saat menerapkan literasi digital kepada keluarganya. Bagaimanapun, di era digital ini tidak bisa dipungkiri bila manusia membutuhkan akses terhadapnya. Namun, bukan berarti kita tidak berhak menjadi pengguna aktif internet yang bijak, yakni tetap mengedepankan rasional saat memainkannya.

Tahu waktu, tahu kapan boleh menggunakan akses, dan tidak sampai lupa waktu terlebih secara terang-terangan memainkan gadget di depan anak. Tentu hal itu akan menjadi contoh anak untuk tidak mematuhi peraturan yang telah dibuat. Mari kita ajak anak memanfaatkan internet untuk kebaikan.

Penulis, Musa Misbahuddin sebagai Mahasiswa yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Pendidikan Indonesia dengan dosen pembimbing lapangan Gano Sumarno, M.Pd

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun