Mohon tunggu...
Musa Hasyim
Musa Hasyim Mohon Tunggu... Guru - M Musa Hasyim

Guru PPKn yang suka baca novel kritik sosial dan buku pengembangan diri. Sering menyukai sesuatu secara random.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Digital Jurnaling: Caraku Selamatkan Bumi dan Kesehatan Mental Sekaligus

12 Oktober 2021   21:40 Diperbarui: 12 Oktober 2021   22:12 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebiasaan jurnal harian. Sumber: dokpri

Lingkungan yang asri dengan rimbunnya daun di samping kanan dan kiri merupakan anugerah dan terapi mental tanpa obat.
Menurut Halodoc, memeluk pohon akan menciptakan perasaan relaksasi dan kenyamanan pada diri seseorang. Kegiatan memeluk pohon biasa disebut ecowellness. Sebenarnya tidak hanya memeluk pohon, dengan melihat dedaunan pohon diterpa angin saja membuat pikiran kita rileks dan damai. Apalagi pohon itu menyerap udara kotor dan memfilternya menjadi udara yang baik buat tubuh.

Bayangkan saja, jika seluruh pohon menghilang dari bumi, akan ada berapa manusia yang stres. Saya saja nih, selama pembatasan sosial di mana saya banyak mengurung diri di kamar, saya stresnya minta ampun karena memang tidak ada pepohonan di sekitar rumah.

Koleksi bujo saya 2 tahun terakhir. Sumber: dokpri
Koleksi bujo saya 2 tahun terakhir. Sumber: dokpri

Langkah saya mengganti sesuatu yang berhubungan dengan kertas termasuk jurnaling dengan digital adalah salah satu upaya kecil saya supaya bisa meminimalisir penggunaan kertas dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi saya orangnya suka mencoret-coret sesuatu di atas kertas. Jadi bayangkan saja, dulu saya sering menghabiskan satu buku hanya untuk corat-coret ide dan gagasan, tak kurang dari sebulan buku itu sudah penuh saja dengan coretan.

Kedua soal menyelamatkan kesehatan mental, ini sebenarnya tidak sepenuhnya menyelamatkan karena kembali lagi pada pernyataan bahwa yang bisa menyelamatkan kesehatan mental adalah Tuhan dan diri kita sendiri tapi setidaknya journaling ini sedikit membantu kontrol emosi saya. Kenapa demikian?

Jadi ketika saya konsultasi ke psikolog, si psikolong menyarankan saya untuk selalu mencatat kondisi ketika saya berpikiran atau bermood negatif dan ketika saya sedang mengalami hal positif. Saya selalu mencatat kedua hal sederhana itu setiap harinya.

Awalnya saya ragu, tapi perlahan-lahan saya mulai mengerti bahwa hidup ini tidak melulu soal satu sudut pandang saja, ada banyak sudut pandang yang terkadang manusia lupakan. 

Namun jika saya hidup hanya dari satu sudut pandang saja, yakni hanya dari satu sudut pandang negatif saja maka saya akan sulit keluar dari cengkraman monster kejiwaan. 

Begitupun jika saya hanya memakai dasar positif saja maka bisa jadi saya akan selalu membenarkan hal-hal buruk di sekitar. Jadi inilah pentingnya hidup dengan banyak sudut pandang atau perspektif, begitu kata psikolog yang masih saya ingat.

Dalam jurnaling, saya mengamati, introspeksi, dan mengatur keseharian supaya saya bisa melihat ada banyak hal sederhana yang justru saya abaikan. Ini juga sebagai wahana saya untuk mewanti-wanti saya supaya bisa meraih work life balance.

Salah satu catatan dalam Bujo bulan September 2021. Sumber: dokpri
Salah satu catatan dalam Bujo bulan September 2021. Sumber: dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun