Mohon tunggu...
Musa Hasyim
Musa Hasyim Mohon Tunggu... Guru - M Musa Hasyim

Guru PPKn yang suka baca novel kritik sosial dan buku pengembangan diri. Sering menyukai sesuatu secara random.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Ketika Duka Menjadi Asa

17 Januari 2018   16:54 Diperbarui: 18 Januari 2018   00:07 1205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (thewallpaper.co)

Aku pernah melihat nun jauh di sana, alam
menghamparkan keindahannya. Aku terus berjalan
untuk mengejar kupu-kupu pada waktu itu

Namun aku tidak pernah bisa
menangkapnya karena keterbatasanku.
Kata ibu, kupu-kupu itu sudah sangat langka

Aku pernah mendengar cerita,
ibu berkata ada hewan bernama duka
Tiada hari Duka tanpa memangsa manusia,
Duka bermusuhan dengan manusia

Namun kini kata ibu, Duka sedang lapar,
Duka sedang kesepian Duka berada di negara bernama Indonesia 

Banyak manusia di Indonesia sedang berteman
dengan Duka yang kejam
Mereka senang mendengarkan petuah Duka

Mencuri, Mencaci maki,
Korupsi, Benci-membenci,
Ego yang tinggi
adalah petuah Duka
yang selalu manusia Indonesia kerjakan

Ibu pernah bercerita jangan pernah berlarut-larut
berteman dengan Duka
Duka hanya akan membuatmu luka

Ibu pernah bercerita, bertemanlah dengan Asa
Asa akan selalu membawamu terbang
tinggi menggapai mimpimu

Kata ibu, Asa dulu pernah singgah
di negara bernama Indonesia
Namun Asa sudah ditinggalkan
karena banyak yang memilih berteman dengan Duka

Kata ibu, aku disuruh mencari Asa dan mengajaknya
kembali singgah di Indonesia
Petuah Asa sangatlah indah, kata ibu

Berbagi, Sopan santun dalam bertutur kata,
Sedekah, Saling menyayangi, selalu berjuang
tiada pamrih adalah petuah Asa yang Ibu rindukan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun