Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kolonial Heritage Journey 9

20 April 2021   07:26 Diperbarui: 20 April 2021   10:57 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ismaya menatap saudaranya yang lemas, merasa kasihan. Namun tidak mau belajar dari kegagalan Tejomantri. Beranggapan  bahwa Tejomantri tak memiliki tekad cukup kuat, serta  kesaktiannya juga tak cukup memadai. Masih jauh dibawah kemampuan dirinya.

Penuh semangat dan percaya diri, Ismaya meloncat mendekat. Menatap tajam gunung hitam lekat lekat yang pongah telah tegak kembali dihadapannya.

Merapal aji kesaktian, tiba tiba bibir Ismaya melebar seluas samudera. Gunung itu bergetar, bergoyang. Gunung bergerak tersedot dan mengalir hanyut masuk mulut Ismaya.

Ismaya terbukti memang lebih sakti. Tanpa kesulitan, gunung raksasa itu ditelannya bulat bulat. Seluruh badan gunung utuh masuk perut Ismaya yang menggembung mau meletus. 

Mulut Ismaya terkatup kembali, mulut yang semula tampan bentuknya telah berubah menjadi sangat lebar dan jelek. Perutnya pun berubah membusung, mblembung. Demikian juga pantatnya, mengembang sangat besar ke belakang menampung gunung raksasa itu.

Senyumnya mengembang di bibirnya yang melebar, Ismaya menatap Tejomantri setengah mengejek. Kemenangan membayang meski belum sepenuhnya. Ego dan rasa bermegah membumbung tinggi. Membayangkan kehormatan yang akan diterimanya. Dielu elukan sebagai pewaris tahta Suralaya, kerajaan para dewa.

Ismaya masih harus melakukan tindakan pamungkas, memuntahkan kembali gunung dari perutnya. Jika berhasil, maka  kemenangannya tuntas dan mutlak.

Ismaya yang telah berubah bentuk, wajah maupun tubuhnya memejamkan mata, bersemedi menghimpun kembali aji aji. Membuka mulut lebar berteriak membahana. Suara batuk batuk keras dan bersendawa aneh mengerikan meluncur dari mulutnya. Susah payah berusaha mengeluarkan gunung dari perutnya. Dari pantatnya terdengar suara keras kentut berbau busuk luar biasa, menyelimuti udara melumpuhkan hewan dan makhluk disekitarnya. Nantinya kentut Ismaya akan menjadi senjata ampuh ki lurah Semar. 

Wajah Ismaya menghitam, lalu perlahan berubah menjadi merah tembaga. Kesaktian puncak, namun gunung bergeming. Tak bergerak tetap menggembung bersemayam nyaman di perut Ismaya.

Ismaya mantak aji semakin hebat. Wajah merah tembaga berubah pucat. Akhirnya roman muka itu berubah pasi bak wajah mayat. Keringat dingin sebesar jagung  deras membasahi sekujur tubuh. Dari kedua sudut mata, mulut, hidung dan telinganya mengalir darah segar merah kehitaman.

Ismaya kelelahan luar biasa, gagal memuntahkan gunung dari perutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun