Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Piknik di Ci Joglo Semar, CatPer 8

31 Agustus 2019   22:40 Diperbarui: 2 September 2019   21:24 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun itu semua sudah lewat, berlalu. Bangunan berlantai dua plus satu ruang bawah tanah ini, kini kental memiliki Aura wisata. Tiap hari ratusan hingga ribuan orang berkunjung ke Lawang Sewu mengagumi pesonanya.

Gedung yang di kelola PT Kereta Api itu kini tertata dan terang. Tidak kusam lagi. Beberapa ruangan di lantai dua disewakan untuk ruang perkantoran.

Lantai satu dan ruangan lainnya dimanfaatkan sebagai museum, perpustakaan dan wisata.

Ruang bawah tanah kini ditutup. Pada mulanya ruang bawah tanah dipergunakan sebagai gudang, untuk saluran air dan juga ruangan pendingin gedung ini.

Salah satu ruangan bawah tanah yang sangat luas diisi air melimpah. Membuat sejuk ruangan ruangan diatasnya.

Di jaman Jepang, ruangan itu menjadi penjara. Dan di Jaman modern pernah menjadi ajang shooting acara seram Uji Nyali. Kini ruang bawah tanah ditutup bagi pengunjung. Pak pemandu menunjukan salah satu pintu ke bawah tanah yang terbuka. Menganga mendebarkan.

Kini di selasar berpilar pilar, juga di undakan depan kaca patri, di halaman belakang, halaman depan gedung menjadi tempat favorit bagi para pre wedder untuk mengambil foto pre Wedding. Nantinya foto foto itu tentu akan dipakai cover undangan pernikahan. Atau dipajang di gedung pesta resepsi.

Sebelum mengakhiri kunjungan, kami menengok ruangan Museum Kereta Api yang memajang barang barang memorabilia perkereta apian. Membuat  mengingat kenangan naik KA tempo doeloe. Teringat kembali Topi dan Tongkat komando sep Stasiun. Dipajang juga replika Lokomotif Asap hitam dengan rodanya yang khas. Gerbong kuno warna kuning. Juga Karcis warna warni bekas pakai jaman dulu dengan mesin untuk menjeklek melobangi karcis. Dan timbangan kodok stasiun.

Masa lalu terbayang, ternyata telah begitu lama. Waktu berlari begitu cepat.

Cukup lama kami menjelajah dan mengambil foto di gedung ini. Kunjungan hampir berakhir, pak Pemandu mengajak kami ke tempat yang katanya jarang ditengok para wisatawan.

Kami telah sampai. Di depan kami adalah tangga undakan terjal, yang akan mengantar menuju wuwungan, ruangan dibawah atap gedung. Melihat undakan terjal itu isteri menyerah, tidak mau ikut naik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun