Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Romantic Journey di India, Caper 21

15 April 2019   13:02 Diperbarui: 15 April 2019   13:10 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertama, Sembunyikan minat. Kalau kita berminat, naksir akan suatu barang jangan langsung menanyakan harga barang itu. Pura pura dulu menanyakan barang yang lain. Ini terkait dengan prinsip, memangnya siapa yang butuh?.

Resep berikutnya, say no and start negotiation. Pada awalnya kita memang harus menunjukan sikap seolah tidak mau. Baru kemudian mulai berjibaku mempraktikan skill negosiasi.

Berikutnya, Jangan sentuh barangnya. Ini juga perlu diperhatikan, khususnya di India, Turki, Mesir atau Maroko ketika kita berhadapan dengan penjaja tanpa toko. Kalau kita masih belum yakin benar menginginkan suatu Souvenir, jangan dulu menyentuh barang dagangan itu. Memegang akan dianggap sudah menyukai. Lalu kita terus akan diburu kemana saja kita pergi. Sampai kita nyerah dan  menghabiskan banyak waktu.

Kemudian, Memiliki harga pembanding. Kadang kadang di satu kota ada beberapa tempat Wisata dan kita berhadapan atau tergoda untuk membeli barang sejenis disetiap lokasi. Transaksi yang terjadi sebelumnya tentu akan menjadi pembanding penting dalam proses tawar menawar.

Juga satu hal penting, Tanyakan dengan jelas harga dan jumlahnya. Pernah terjadi seorang teman membeli kalung dengan harga yang dianggap murah tanpa menanyakannya harganya dengan detil. Langsung menyetujui harganya berdasar perkiraannya sendiri. Begitu mau membayar ternyata harga yang disetujui itu menurut penjual adalah harga hanya untuk satu pernik yang menempel di kalung. Sedangkan kalung itu sendiri dihiasi dengan 25 pernik yang berjalin jalin. Terpaksalah teman itu membayar 25 kali lipat dari yang dikira.

Terakhir, Ngikut saja teman yang sudah deal, selesai menawar. Saya paling sering mengikuti cara ini. Melihat anggota rombongan lain yang sudah selesai tawar menawar, ikut nimbrung membeli dengan harga yang sudah disepakati.

Meskipun sebenarnya harga harga Souvenir di pasar tradisional atau penjaja jalanan itu relatif sudah murah, tetapi menawar barang yang sudah murah dan berhasil itu menjadi kepuasan tersendiri ketika kita berwisata. Apalagi di negeri orang.

Souvenir, Makanan dan barang barang lain yang dijajakan di tempat wisata menjadi daya tarik dan penggerak bisnis. Dan menjadi salah satu hal yang menghidupi Ekonomi mayarakat setempat. Destinasi Wisata yang unik dan indah tidak lengkap dan akan lebih menarik kalau bisa menghadirkan produk produk Souvenir kerajinan setempat yang bisa menjadi cendera mata yang khas.

Bus telah sampai di Hotel. Tambahan tentengan harus ikut diturunkan. Usai makan malam di Hotel, masing masing kembali ke kamar. Acara packing semi final segala macam barang bawaan yang tercampur dengan belanjaan selama perjalanan dilakukan. Koper dan tas bawaan  menggembung dijejali berbagai tambahan belanjaan.

Malam terakhir di hotel itu baru menjadi acara gladi bersih packing. Finalnya nanti akan dilakukan saat di Bandara. Sebelum chek in kepulangan di loket Air line.

                Bersambung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun