Hembusan Angin Cemara Tujuh 75
Sutopo tegak membeku di depan pintu. Jantung berdetak lebih keras. Paras Kinanti yang semakin matang dengan kelebatan dan garis alis tak berubah, hitam dan tebal. Membuat Sutopo terpana. Sejenak melempar dirinya melesat bagai kilat ke masa lalu. Peristiwa masa lalu tergambar selintas bergantian. Seperti rangkaian slide Show kumpulan gambar gambar.
Sampai dirinya kaget, ketika pria tengah baya yang duduk di tengah menyilakan duduk,
" silakan duduk pak Topo "
Sutopo terbata bata, segera menyalami pria ditengah, kemudian pria di sebelah kanannya. Dan terakhir sedikit ragu menyalami Kinanti. Wajah khas Jawa itu tersenyum ramah dengan ekspresi profesional. Tak terbaca suasana hatinya. Telapak tangannya sedingin embun pagi. Nyess, jiwa Sutopo jatuh ke jurang dalam, jurang memori dan nostalgi. Sutopo duduk mengambil tempat di depan tiga pewawancaranya.
" rupanya pak Topo teman lama ya dengan bu Kinan. Tapi jangan khawatir bu Kinan itu profesional. Kalau ada ganjelan masa lalu tak akan membuat beliau balas dendam disini. Kalau pak Topo punya jasa kepadanya juga tidak akan membuat bu Kinan memudahkan wawancara. Semua tergantung bapak sendiri." Pria di tengah, koordinator pewawancara itu berujar. Antara menggoda, mencoba melucu pingin akrab atau menyindir.
Wawancara berlangsung sekitar satu jam. Sutopo telah hilang rasa terpananya dengan pertemuan tak terduga itu. Dengan santai tenang dan percaya diri, Sutopo memberikan jawaban serta pandangan atas semua pertanyaan para pewawancara. Termasuk pertanyaan Kinanti tentang kepemimpinan dan memotivasi.
Selesai wawancara kembali Sutopo menyalami pewawancara dan pamit. Keluar ruangan, berjalan di lorong Sutopo melangkah lega sekaligus masygul, perasaan tak karuan. Lega sudah selesai wawancara dengan lancar dan masygul karena pertemuan tak terduga dengan Kinanti, masa lalu masa indahnya.
Tiba tiba ada yang menepuk pundaknya. Sutopo menoleh dan tertumbuk wajah Kinanti yang tersenyum cerah ceria. Berbeda dengan senyum profesional milik Kinanti di ruang wawancara tadi.
" mas Topo apa kabar? Saya baru tahu jam 7.30 tadi pagi, kalau kandidat yang ikut wawancara itu Sutopo yang saya kenal baik "
Kinanti mengiringi langkah Sutopo dan memberondong dengan pernyataan pernyataan nostalgi. Dan mengakhiri dengan ajakan bertemu. Kinanti masih ada satu sesi wawancara lagi dengan tiga kandidat untuk jabatan di pemerintahan.