Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menyusuri Balkan, Catatan Perjalanan 18

25 September 2018   09:53 Diperbarui: 25 September 2018   10:15 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Dari gedung parlemen, kami meneruskan perjalanan ke pasar terbesar di Budapest.

Terletak di ujung Liberty Bridge disisi Pest. Jembatan Liberty, dirancang oleh Arsitek Hungaria Jaso Fetekehazy, keseluruhannya berwarna hijau. 

Membentang kokoh di atas Danube, menjadi paduan yang sepadan dengan penampakan pasar besar Budapest, Central Market Hall. Bahasa Hungaria Market Hall ini susah disebut, juga susah ditulis Nagyvasarcsarnok.

Dengan gaya Neogothik, penampakan depan pasar ini di dominasi warna Coklat, dengan lengkungan lengkungan ornamental. Beratap keramik Made In kota Pecs. Kota budaya Hungaria berwarna kecoklatan kombinasi hijau. Memang pasar ini tak kalah eye cathingnya dibanding Liberty Bridge, yang bak Belalang hijau raksasa menelungkupi permukaan Danube.

Masuk ke dalam pasar, konstruksi baja mendominasi seluruh interior pasar. Kuat, nyeni dan dominan. Di lantai satu, segala daging, ikan, makanan, rempah, kaviar, Salmon dijajakan. Sedangkan di under ground tempat lapak Wine, Chesse, Sayuran, cabai, paprika, dll.

Penampakannya bersih, dengan lapak berderet rapi dan promenade lebar. Pasar ini hari minggu tutup seharian. Hari Sabtu buka sampai jam 15.00 , sedangkan hari lain buka sampai jam 17.00.

Tujuan kami adalah lantai dua. Lantai ini adalah deretan kios dan lapak Souvenir Budapest dan Hungary. Keramik, porselen, segala jenis piring, macam macam pernik, produk kulit dan tentu saja bordir, rajutan dan sulaman khas Hungaria bertema Cabai merah, menjadi sasaran.

Rombongan, terutama ibu-ibu berkeliling mengamati, memilih dan membeli Souvenir pilihan. Proses membeli ini, memang seringkali lebih mengasyikkan dibanding transaksi finalnya. Apalagi penggunaannya.

Duduk di kafe pojokan, mengamati sekeliling pasar mencoba mencicipi Kopi ala Hungari. Mungkin bahan baku kopi dari Ambarawa atau Sulsel. Rasanya cukup nendang, perpaduan rasa kopi Toraja dicampur kopi Gayo, diseduh dengan beberapa tetes Sampanye Irlandia. Huwahhh kemranyass sepadan dengan harganya, 1000 Forint, uang Hungari. Satu Forint sekitar 53 rupiah.

Usai acara belanja, menunggu Bus di Plaza depan pasar. Menikmati keramaian sore, dan nonton gitaris Rock alternatif yang asyik berimprovisasi menghentak sore Budapest ini terasa sempurna. Setelah kembali ke hotel, selanjutnya acara bebas masing masing, untuk mengeksplore komplek Kastil Buda,di Bukit Buda.

Banyak bangunan menarik di bukit Buda. Kalau kita dari kawasan Pest, berjalan menyeberangi Chain Bridge, hampir 400 meter panjangnya, di ujung jembatan sisi Buda, ada pangkalan Furnicular. Pangkalan ini tepat di depan dua patung Singa raksasa di ujung Jembatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun