Hembusan Angin Cemara Tujuh 41
Bagian IV
Waktu adalah penguasa yang menaungi dan menjadi saksi segala macam nuansa dan peristiwa. Dia berjalan sesuai Takdirnya, tidak lebih cepat atau lebih lambat, ajeg dan stabil.
Bagi yang bergembira dan menikmati keberadaannya, waktu seolah berjalan lebih cepat. Namun bagi yang sedang dilanda kesusahan, kesedihan dan masalah, waktu merangkak bak keong, lambat dan menyiksa.
Waktu adalah sahabat, dan musuh bagi umat manusia. Waktu adalah Saksi, Jaksa sekaligus Hakim yang adil, tidak pandang bulu. Dia mengiringi berlakunya hukum Tuhan, tanpa tangis ataupun senyum.
Awal abad Duapuluh satu, menapak Millenium baru, walaupun sang waktu melangkah sesuai fitrahnya, namun dunia manusia berjalan sangat cepat. Telah terjadi perubahan perubahan besar. Perilaku dan budaya pergaulan manusia bergeser dan bertransformasi.
Selama dekade ini, terjadi perubahan perubahan politik di dunia Internasional yang fenomenal. Perang dingin, bawah tanah, perang dalam sunyi yang panjang, antara Amerika dan Uni Soviet, menapak babak akhirnya,di awal dasawarsa sembilan puluhan.
Proxy war, Perang proxy yang tidak kasat mata, perang perwakilan dan intelijen ini , bisa dikatakan Amerika yang menang. Orang Amerika suka mengatakan, ini adalah kemenangan Kemanusiaan. Entah dengan K besar, atau hanya sekedar k kecil. Kalau hanya k kecil, maka yang menang adalah sang Bisnis.
Uni Soviet, salah satu negara terbesar di dunia, dengan ideologi Komunisme, pecah berkeping menjadi puluhan negara negar baru yang memisahkan diri, di tahun 1991. Presiden terakhir Uni Soviet adalah Michael Gorbachev. Di awal pemerintahannya, Gorbachev ingin membenahi Soviet yang mulai merosot Ekonomi dan juga kondisi politiknya. Negara raksasa ini, mengalami panas dalam, api dalam sekam dan juga mendapat serangan serangan internasional, terutama dari Amerika.
Gorbachev melakukan Reformasi Politik dan Ekonomi, yang dikenal dengan Perestroika. Dan mendorong keterbukaan pemerintahan dan juga komunikasi, atau Glasnots. Juga menerapkan demokratisasi, rakyat diberikan hak memilih dan dipilih sebagai pemimpin.
Terjadilah pro kontra, kaum status quo menentang policy Gorbachev, sedangkan kelompok progresif ingin mendukung perubahan dan menginginkan pembaruan.