Mohon tunggu...
Ika Mulya
Ika Mulya Mohon Tunggu... Penulis - Melarung Jejak Kisah

Pemintal Aksara

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tanpamu

4 Juli 2020   17:04 Diperbarui: 4 Juli 2020   17:04 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber Pinterest/Tiểu Hoa Yêu 

TANPAMU

Secepat ini kita sampai di kesenyapan. Sepenggal pagi hanya tentang ampas kopi. Tanpa jejak-jejak bibir terserak dalam percakapan rahasia. Kosong. Tanpamu.


Aku pun mengulur siang sekuat pekik terik mengundang gundah. Lalu yang tersisa suara serak berarak-arak ke otak. Menembangkan kidung rindu paling pilu. Sumbang. Tanpamu.

Senja yang kuharap merona, datang serupa wajah perawan kehilangan kesucian. Entah siapa yang merampas malam. Yang tersisa hanya suram. Dingin. Tanpamu.

Pada pawana kutitipkan warta. Sepotong kata tanda cinta. Juga cacahan bintang paling cerlang. Semoga jadi penerang jalan pulang. Aku sekarat tanpamu.

Jakarta, 4 Juli 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun