Mohon tunggu...
Ika Mulya
Ika Mulya Mohon Tunggu... Penulis - Melarung Jejak Kisah

Pemintal Aksara

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Monyet Cokelat di Dada Gendis

15 Mei 2020   15:46 Diperbarui: 15 Mei 2020   16:36 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dugaanku benar. Hari ini, Gendis memakai pakaian yang sama lagi. Rok seragam abu-abu dipadu kaus oblong putih bergambar monyet cokelat di bagian dada. Begitu lagi, begitu lagi. Selama kami ikut bimbel sebulan terakhir ini, tidak pernah sekali pun aku melihat dia berbeda penampilan. Entahlah, itu kaus yang sama, atau mungkin Gendis punya selusin kaus serupa.

Bagiku, meskipun berkulit sawo matang, Gendis itu manis. Tiap kali tertawa, matanya menyipit hampir terpejam. Pipinya yang berlesung membulat seperti bakpau, sangat menggemaskan. Namun sayang, aku belum pernah membuat Gendis tersenyum, apalagi tertawa lepas. Sekadar berbasa-basi pun belum pernah.

Semua rasa yang entah apa, hanya bergejolak dalam dada. Bahkan, aku tahu nama gadis itu, ketika ada teman bimbel yang berteriak memanggilnya. Kami belum berkenalan secara langsung.

"Ya, ngobrol dong, Zam. Payah lu, ah! Gitu aja, nggak berani! Kapan elu bisa punya cewek?" ejek Fahmi, saat kami membicarakan Gendis.

"Tapi, gue belom kenalan sama dia, Mi. Entar dikira sok akrab lagi."

"Ah, ribet amat sih, lu! Jadi cowok tuh, gaspol aja. Gak usah banyak pertimbangan."

Fahmi benar. Aku memang cowok peragu, terlalu banyak pertimbangan. Takut begini, takut begitu. Ujung-ujungnya, mundur sebelum mencoba.

"Lah, malah bengong. Cepet deketin, Zam! Nanti si monyet cokelat keburu disamber orang, tauk!" Fahmi menepuk bahuku lumayan keras. Di wajahnya ada senyum puas meledek.

"Kasar lu, Mi. Namanya Gendis, bukan Monyet Cokelat."

"Gue tau! Lagian, itu cewek aneh banget, sih. Yang laen bajunya pada up to date. Fashionable, gitu. Lah si Gendis, itu meluluuu."

Akhirnya, kami malah membahas kaus Gendis. Latihan soal-soal fisika tidak lagi jadi perhatian. Beralih ke gambar monyet cokelat yang wajahnya tampak sedih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun