Puasa seakan isyarat, gini lho rasanya kalau lapar, bagaimana dengan saudara-saudara kita yang merasakan derita ini setiap hari.
Dengan puasa Tuhan menyentil perasaan ini, memantik simpati lalu berempati dengan jalan puasa. Yang akhirnya nilai humanisme tertanam bagi manusia, rasa persaudaraan, hormat menghormati, saling berbagi dan tolong menolong antar sesama.
Ketiga, menjaga/mengendalikan diri. Bulan puasa bukan hanya sekedar menahan rasa ingin makan dan minum semata, tapi yang terberat yakni menahan diri dari hal yang dapat membatalkannya.
Menahan anggota tubuh dan pikiran tuk dikendalikan. Tangan dianjurkan berpuasa agar tidak salah ketik atau salah salah sentil, mulut dijaga jangan sampai terkeseleo dalam ucapan, mata terjaga dari pandangan yang menggiurkan, pikiran terkontrol dari swasangka.
Artinya, jika ini bisa terjaga dibulan ramadhan ketika puasa mengapa tidak dibulan lain ini bisa dilakukan. Tidak terjaga dibulan lain, meski puasa dikerjakan bulan ramdhan telah usai, misalnya.
Bisa saja hal-hal yang terjadi dialam nyata tak akan banyak keributan-keributan terjadi karena tidak pandai mengendalikan jari, dan lidah yang terkadang buas dan liar .
Salam