Lihat orang +62 orang baik, dihukum. Asumsi orang luar melihat kasus persidangan di bangsa kita.
*****
Baiknya, dibuat pakaian khusus bagi mereka, sesuai dengan permasalahan, masalah yang telah mereka akukan. Jadi kita bisa lihat, yang itu kasus itu ya, yang ini kasus ginian. Jadi bisa diterka dong kasusnya. Walau tidak disebutkan kasusnya.
Betul Dul, timpal Semprul. Yang sedari awal hanya mendengar cerocos Bedul yang tidak pakai titik dan koma tanpa irama, celoteh sepanjang jalan tol. Pokoknya saya sepakat apa yang lu omongin.
Mereka pada suci dan bertobat tampaknya. Kalau suci gituan nggak mungkin berbuat gituan. Bisa jadi tobat mereka, tobat sambal kali. Lepas penjara ngulang lagi hehe...khilaf lagi, tobat lagi aduuuh dunia. Bedul dan Semprul cekikikan.
*****
Dul, kamu bawak kagak berita koran pemerkosaan yang inisialnya si Mawar itu dari kampung sebelah. Kebetulan bawak Prul. Ngapain prul? Lu mau baca ya?
Ya aku mau baca penasaran pokoknya. Dasar, Semprul...semprul otak lu, otak lu mesum. Yang lu baca setiap berita pasti yang gituan, lu lahap benar bacanya. Sampai berjam-jam lamanya, dan terus ulang bacanya, Bedul sambil geleng-geleng.
Abis asyik deh, kan berita dikoran kan elu Dul yang tulis. Liputan elu, pukas Semprul. Hahaha iya juga jawab Bedul, sama parno jadinya kita Prul. Sambil tertawa terbahak-bahak, dua teman sejoli dikampung +62. Sambil ngopi diwarung Buk Tedjo.
***** Gambar yang ada pada tulisan hanya bersifat pemanis, bukan ada maksud tertentu.Â
Salam
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI